BAB 6

16.3K 737 23
                                    

Sejak adegan memeluk Saga siang itu. Ratu seakan tidak mempunyai keberanian untuk bertemu, dia selalu berharap agar menghilang dari bumi saat dirinya tidak sengaja berpapasan dengan Saga.

Demi apapun Ratu sangat malu, kenapa ia harus memeluk Saga? Seharusnya, ia bisa menahan semua itu, karena itu mungkin sudah biasa, ditinggal oleh Raja demi Anna tentunya.

Seperti hari ini, saat Ratu ingin ke kantin bersama Shea, namun dari arah yang berbeda Saga menuju ke arah nya, dengan tatapan mengintimidasi, seakan menyuruh nya untuk diam di tempat.

Ratu gelagapan, menarik tangan Shea untuk segera kembali menuju kelas.

"Aduh She, gimana kalo kita ke kopsis ajah," Ucap Ratu mencoba membujuk.

Shea menaikkan alis nya sebelah, bingung dengan sikap gugup yang Ratu tunjukkan secara tiba-tiba, padahal sebelumnya dia baik-baik saja.

"Paan sih! Gue mau bakso mang Iman ih,"
Shea mengelak.

Ratu mencoba menarik tangan Shea, menjauh dari jangkauan Saga yang mungkin berusaha mengejar nya. "Ayolah, She," rengek Ratu.

Dari kejauhan Saga mempercepat langkahnya. Merasa harus bertanya lebih lanjut kenapa tiba-tiba Ratu slalu menghindar bahkan sampai rela berbalik karena melihat nya. Terkadang Saga berfikir, apa ketampanan nya terlalu bersinar sampai Ratu segugup itu?

"Rat! Ratu!" Saga berteriak, mencoba memanggil Ratu yang terlihat menarik paksa Shea.

Ratu yang sedang di landa Gugup pun semakin tidak tentu, keringat mengalir di pelipis nya. Ia semakin kekeh untuk menarik Shea dari jangkauan Saga. Namun, sebelum menjauh, tangan kokoh itu mencekal nya.

Ratu perlahan menoleh, dan Saga sudah didepan Ratu dengan mata yang polos minta di beri penjelasan.

"Gue mau ngomong," Ucap Saga berbisik namun mengena di hati Ratu.

Ratu merutuki dirinya karena kalah cepat. Dia menoleh, lantas melepas tangan Shea yang ia pegang sedari tadi. Menghadapi Saga dengan gugup yang masih melanda.

"Ng..o..mong Ap.. a?" ucap Ratu terbata - bata.

Shea yang mengerti situasi pun lantas segera pergi tanpa pamit. Namun tertahan saat Ratu kembali meraih tangan nya.

"Mau kemana, She?" Ratu bertanya, berharap Shea menami nya.

"Gue ke kelas deh, udah, selesai in masalah lo dulu," Ucap Shea. Lalu melangkah menjauh dari dua orang yang sedang bermasalah ini.

Ratu menatap punggung Shea yang menjauh, dengan terpaksa, dia berbalik kearah Saga. Sebelum itu dia sempat mengambil nafas, berusaha tenang dengan situasi yang tiba-tiba menyerang nya.

Pertama yang Ratu dapati adalah mata Saga yang menatap Ratu seakan korban yang akan dia mangsa. Dia tidak boleh takut. Alhasil Ratu membalas tatapan itu. Diam menguasai mereka, tidak ada yang memulai, mereka malah terlihat seperti orang yang tengah berlomba mata berkedib.

Saga yang tidak tahan akan tatapan dalam Ratu pun mengalah. Ia mengalihkan pandangan dengan ramai nya lapangan di siang yang terik ini.

"Kenapa menjauh dari gue?" Saga bertanya to the point.

Ratu diam, memandang kosong ke lantai koridor. Mencari jawaban yang tepat, yang akan ia ajukan pada Saga.

"Gue ngga menghindar deh perasaan," Ratu mengelak.

Saga menoleh, "Tapi kenapa kalau ketemu gue lo balik arah?"

"Ngga kok. Itu karena.. Gue.. Ada yang ketinggalan, jadi balik lagi,"

Saga mendengus kasar, "Gausah boong deh, masa ketinggalan terus."

"Ngapain gue boong coba,"

"Pokoknya awas yah kalo sampe ketemu gue terus lo balik lagi, nanti gue gulung juga nih jalan." Saga berujar sarkas.

"Iya, iya."

"Iya apa?"

Ratu memutar bola matanya sembari merengut,"Iya ngga bakal menghindar. Harus jelas aja perasaan,"

Saga malah tersenyum, "Semua itu harus ada kejelasan, Ratu."

"Termasuk perasaan kamu." lanjut nya.

"Perasaan apa?"

"Ngga apa-apa."

Perasaan gue buat lo, bege.
                                   

°°°°°

Anna : sayang?

Raja : iyah beybeh.

Anna : aku laper, tapi males beli makanan.

Raja : aku otw beli makanan nich!

Raja memasukkan ponsel nya kembali pada saku seragam nya, lantas menoleh ke arah Edgar yang tengah asik membaca komik yang ia pinjam pada Raja. Edgar itu kadang - kadang tidak modal, ingin beli komik tapi katanya uangnya sayang, bisa buat beli keperluan lainnya. Dan berakhirlah pada meminjam komik yang Raja koleksi, karena sahabat tersayang, ia terpaksa memberikan nya pada Edgar.

"Gar? Mau ke kantin?" Raja berdiri
Menunggu jawaban Edgar.

Edgar menoleh, lantas menggeleng dan kembali fokus pada komik yang sedari tadi ia pegang.

"Yaudah, gue duluan!" Raja berlari menuju kantin, membeli makanan untuk kekasihnya, Anna.

Saat perjalanan menuju kantin, Raja memangkap pemandangan bikin sakit mata antara Saga dan Ratu.

Mereka terlihat bertatapan dalam ramai nya koridor, Raja jadi kepo apa yang sedang mereka uruskan sehingga harus bertatapan sedekat itu. Kalau memang ketauan Saga yang akan macam - macam pada Sahabat nya, Ratu, ia tidak akan segan - segan memberi pelajaran untuk Saga.

Baru saja ingin menghampiri mereka, tiba-tiba dari arah berlawanan, Anna menghampiri Raja, lalu merangkul Saga dengan posesif.

"Beb? Ngapain di sini?" ucap Anna.

Raja menoleh, lantas tersenyum mendapati kekasihnya, Anna. Tangannya bergerak mencubit pipi tirus milik Anna, "Ngga papa, yuk ke kantin bareng,"

Anna menganggukan kepalanya, lantas berjalan bersama menuju kantin dengan tangan Anna yang masih merangkul lengan Raja.

                                  💦💦💦

Jangan lupa klik tombol bintang bagian kanan bawah nya 💙💙🙏

REMAJA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang