Ekstra Part

7.5K 288 10
                                    

5 bulan kemudian.

Setelah hubungan mereka menjadi trending topic di sekolah apalagi pada kelompok lambe turah, Edgar tidak malu untuk malu - malu menunjukkan perhatian lebih pada Shea. Dia tidak apa-apa di bilang bucin oleh temannya, saat diam - diam para siswa di sekolahnya mencibir karena lebih memilih perempuan yang menurut mereka tidak tahu aturan, meski itu dulu. Seperti yang pernah dia katakan, bahwa dia mencintai Shea tidak untuk mereka.

"Gar, ini minyak yang gimana yah?" Shea menjunjung tinggi minyak kemasan pada Edgar yang malah asik memotret nya.

Sekarang mereka tengah berada di swalayan besar yang terletak tidak jauh dari sekolahnya. Namun dengan pakaian yang sudah berganti menjadi baju santai.

Edgar menurunkan kamera nya,"Itu tulisan nya apa emang?"

Shea kembali mengecek kertas belanja bulanan milik Mamah nya, Ira.

"Disini ngga ada tulisan nya, gimana dong?" Shea cemberut.

Edgar lagi - lagi menjepret kamera nya, membuat Shea melotot.

"Ih! Bisa berhenti foto dulu ngga sih!? Aku bingung ini,"

Edgar terkekeh, lantas mengambil minyak dengan ukuran yang lebih besar.

"Biasanya Bunda beli yang ini kalo buat bulanan, beda lagi kalo buat mingguan. Udah, kan?"

Shea manggut - manggut, "Iya," Shea menjawab pelan, kembali melihat daftar berikutnya, namun melihat Edgar yang berjalan menjauh membuat nya kembali mengalihkan tatapan itu pada Edgar.

"Mau kemana?"

"Ini tanggal berapa? Jawab Edgar yang tidak nyambung dari pertanyaannya.

Shea mengeryit," Hah? Aku tanya apa kamu jawab apa, "Jawab Shea dongkol.

"Kamu lanjutin dulu sendiri nya, aku mau beli sesuatu." setelah itu tubuh Edgar hilang dari pandangan nya.

Tidak lama, saat Shea tengah meraih tissu di rak swalayan, Edgar muncul dari samping nya dengan membawa Pembalut Wanita. Mungkin itu untuk Kakak perempuan nya, pikir Shea.

" Belum juga?" tanya Edgar.

Shea menoleh, lantas menaruh tissu itu dengan belanjaan lainnya. "Ini yang terakhir," lalu tersenyum lega saat semuanya telah lengkap.

"Ini yang terakhir," Edgar menaruh pembalut itu di ranjang belanjaan Shea.

"Ini buat kamu?"

"Aku ngga halangan, she." jawab Edgar polos.

Shea berdecak, "Maksudnya kakak kamu Gar."

"Bukan,"

Shea kembali mengeryit, "Terus siapa? Lala? Atau Bunda?"

"Lala masih 5 tahun, Shea."

"Ya terus?"

"Sekarang tanggal berapa?" Edgar kembali bertanya.

"Tanggal 23,"

"Biasanya kamu dapet kan tanggal - tanggal segitu, jadi aku beliin buat kamu. Nanti kalo ngga ada persiapan kamu sendiri yang repot, akhirnya Om Dani atau ngga Tante Ira yang harus pergi beli. Jadi aku beli ini buat kamu, sama minuman pereda nyeri juga,"

Shea melongo. Dia saja tidak hapal tanggal berapa biasanya dia akan datang bulan, tapi Edgar dengan polos nya mengatakan semua itu?

Ini nyata, kah?

"Shea,"

"Hng?"

"Ngga apa-apa, kan?"

Shea tersenyum canggung, "Eumg.. Gue sebenarnya takjub."

REMAJA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang