BAB 40

8.1K 365 10
                                    

Jika harus memilih antara Raja dan Oppa korea. Mungkin saat ini Ratu akan memilih Raja untuk sementara waktu. Bukan, bukan ia melupakan PARA suaminya. Tapi perhatiannya tiba-tiba teralihkan setelah melihat pakaian Raja sore ini. Tak seperti biasanya, Raja memakai baju kokoh putih dengan bawahan sarung berwarna krem, jangan lupa dengan peci yang lelaki itu kenakan. Kalau boleh jujur, Raja sangat tampan.

"Gue ganteng nya sampe lo natap gue gitu." Raja terkekeh. Tangannya gesit menaruh perlahan rantang yang berisi makanan yang dibuat oleh Roro khusus untuk Ratu.

"Abis sunat mas? Tumben amat pake sarung gitu."

"Ini gue abis sholat, Tu. Kan biar lo percaya kalo gue udah sholat. Hehe." Raja nyengir.

Setelah semua hidangan tertata rapi di meja itu, Raja duduk disamping Ratu yang masih asik menikmati film Frozan.

"Tada! Udah selesai. Ayo makan."

Ratu mengalihkan tatapan nya pada Raja dan makanan di depannya. Entah kenapa melihat makanan sebanyak itu membuat ia mual. Bukan Ratu sombong atau tidak menghargai pemberian Tante Roro, tapi perutnya keyang walaupun ia belum makan apa - apa, atau mungkin saja Ratu sedang tidak nafsu.

"Ja.. Gue.. Keyang." Ujar Ratu pelan.

Raja menoleh kaget, "Eits kagak bisa, Surti. Lo harus makan. Apalagi sayur nih, biar lo cepet sehat. Terus abis itu makan buah Mangga deh, abis makan mangga nanti lo--"

"Mueee!"

Belum saja Raja menyelesaikan kalimat nya, Ratu menutup mulutnya dengan suara khas orang akan muntah. Raja panik, lelaki itu langsung memeluk Ratu. Padahal yang mual perut, bukan kepala atau badan. Elah si Raja.

"Lo gapapa? Tu? Jangan mati sekarang. Tu! Ratuuuuuuu!!!" teriak Raja dramatis.

Ratu mendorong tubuh Raja. "Apaan sih lo! Gue ga mau mati, ini gue mual, mau muntah, gara - gara lo ngomong ga ada titik nya, Masinah! Ini napa juga lo malah modus meluk gue, Raja! Yang sakit mual itu perut gue, bukan badan atau kepala gue!!!"

Entah tenaga darimana Ratu bisa berteriak bahkan ngerap seperti sekarang, tapi Raja sungguh membuat ia ingin meneriaki kuping lelaki itu dengan toa sekolah.

Raja nyengir. Persis seperti iklan pepsodent yang ia lihat di tv.

" Yah maaf. Gue tadi panik. Sekarang udah ngga kan? Yaudah, ayo mulai makan. Gue suapin." Raja mengambil satu persatu hidangan di atas meja tersebut.

Ratu memasang ekspresi masam dan menyedihkan. "Ja.. Gue keyang.. Beneran deh, gue ga boong." mengayun - ayun tangan Raja.

"Makannya pelan - pelan. Ga bakal gue paksa pake buldoser kok, Tu. Kan abis ini lo minum obat. Yakan?"

Ratu mengangguk. "Iya sih. Tapi kalo udah keyang udah yah."

Raja terlihat berpikir. "okeh. Gini ajah, kalo makanan nya abis. Gue bakal beliin lo album WannaOne terbaru. Gimana?"

Ratu menoleh kearah Raja dengan begitu antusias. Matanya melotot, ia ingin mengatakan sesuatu tapi entah kenapa begitu susah. Cengap Cengap doang kaya ikan terdampar di jalan tol.

" Be.. be.. be.. bner yah? "

Raja mengangguk." Sejak kapan gue boong."

"Okeh. Ayo mulai makan, gue bakal abisin sama piring - piring nya juga!!!"

Raja tertawa, begitu renyah. "Bagus.. Ini namanya baru istri idaman."

"Iya dong. Idaman para Oppa gue."

Saat itu juga punggung Raja melorot.

°°°°

Senyap. Sepi. Tak ada yang mau membuka suara sejak kendaraan Edgar meninggalkan parkiran mall itu.

REMAJA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang