BAB 29

8.8K 362 9
                                    

Pagi dihari Rabu.

Rabu? Shea bahkan sangat enggan beranjak dari tempat tidur nya. Diluar sana terlihat mendung, mungkin sebentar lagi akan turun hujan, pikirnya. Siapa yang dengan sukarela mandi untuk pergi kesekolah? Kalian mungkin tidak munafik kan? Kalo cuaca lagi adem jadi pengen seharian tidur bukan? Begitupun dengan Shea. Gadis itu tidak akan beranjak, namun sesaat suara berat mampu membuka matanya yang awalnya terpejam menjadi melotot seketika.

"Kamu masih tidur, Anakku."

Shea meneguk salivan nya antara terkejut dan kesal secara bersamaan setelah mengetahui siapa itu, ia mencoba mengambil nafas dalam dan menghembuskan pelan. Perlahan, gadis itu terduduk. Lalu menatap kearah Dani.

"Ada urusan apa anda kekamar saya?" ucap Shea dingin. Tatapan nya tepat mengarah kearah laki-laki yang sudah memakai pakaian kantor itu.

Dani tersenyum sinis. "Ini rumah saya. Dan kamu -- hanya menumpang." tunjuk nya pada Shea.

Perasaan Shea seakan tertancap sesuatu, sakit, tak terkira. Ia mencoba menahan airmata nya yang sedikit lagi jatuh. Tapi Shea menguatkan tekad nya, melenyap kan ketakutan nya.

"Iyah. Tapi kamar ini milik saya. Jadi anda tidak seharusnya memasuki kamar saya tanpa ijin."

Lalu Shea turun dari tempat tidur. Kakinya pasti melangkah kearah pintu masuk kamar, lalu membukanya.

"Silahkan keluar. Saya harus siap - siap untuk pergi kesekolah, "

Dani tersenyum dan Shea menunggu lelaki itu keluar dari kamarnya.

"Kamu tidak usah kesekolah. Ada pertemuan yang harus kamu hadiri. Bajunya sudah Ira siapkan. Sebentar lagi akan kesini. Sekarang kamu bersihkan diri kamu."

Apa?

Pertemuan? Apa yang akan Ayahnya rencana kan bahkan Shea tidak mengetahui nya. Mungkin Shea harus hati-hati. Tapi kenapa dia seenaknya menyuruh Shea ini itu!

" Saya harus sekolah. Bukankah anda tidak mau mempunyai anak yang BODOH!"

"Kamu sudah terlanjur bodoh. Dan sekarang cepat bersiap. Jangan sampai saya menghukum kamu. Cepat!" tepat di kata terakhir, Dani menaikkan suaranya, hal itu sontak membuat Shea terkejut.

"Kenapa Saya harus menuruti kata kata Anda!" ucap Shea tak kalah keras.

Ira yang merasa mendengar pertengkaran segera naik kekamar Shea untuk mengecek keadaan gadis itu.

"kurang ajar!" Dani mendekat, lantas melepas sabuk yang dipakai nya, dan memukul nya tepat di punggung Shea.

Shea meringis, ia memegangi knop pintu dengan kuat, berusaha tidak berteriak. Tepat dipukulan ke tiga Shea terjatuh, gadis itu meringkuk di depan pintu, dengan tangan memegangi badan ramping nya. Sedangkan Dani, lelaki itu sudah diambang amarah, baru saja tangannya akan memukul kan sabuk untuk yang ke empat kalinya, Ira datang datang dengan masih memakai celemek. Spontan, Ira menahan tangan Dani, menyebabkan sabuk itu mengenai kepalanya.

"Udah, Mas. Udah!" teriak Ira, mencoba menyadarkan apa yang tengah Dani lakukan.

Dani melotot kearah Ira. "DIAM KAMU DAN JANGAN IKUT CAMPUR! ANAK PEMBAWA SIAL INI MEMANG HARUS DIBERIKAN PELAJARAN!" sentak nya pada Ira.

"Udah mas. Nanti pertemuan kita terlambat! Kamu ga mau kan buat Pak Burhan kecewa! Udah yah."

Perlahan Dani menurunkan tangannya, lantas mengehela nafas nya, dan memijat pelipis nya pelan.

"Cepat bersiap. Dan jangan telat. Saya akan melakukan yang lebih parah dari ini."

Dani meninggalkan kamar Shea. Itu membuat Ira menghela nafas nya, dan memeluk Shea erat.

REMAJA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang