BAB 26

8.6K 384 3
                                    

Kantin terlihat ramai dijam jam istirahat. Tentu saja, dua jam penuh di beri asupan pelajaran yang membuat siswa pusing tujuh keliling di tambah cuaca yang panas mampu membuat mereka menyerbu kantin dan rela mengantri demi mendapat satu gelas es teh. Termasuk beberapa pemuda yang sibuk dengan makanan mereka masing-masing. Raja dengan somay dan segelas teh pucuk, Gilang dengan bakso semangkuk penuh sambal yang malah terlihat makan sambal daripada makan bakso dan tentu Edgar dengan satu roti dan susu kotak kesukaan nya.

"Kamu makan bakso apa sambal, Lang?"
Ujar Edgar yang terlihat ngeri.

Gilang mendongak, dengan wajah merah, dan keringat disekitar pelipis ia menarik lalu menghela nafas nya.

"Gue -- ga-- bisa ngomong."

Raja yang masih menikmati makanan nya menoleh, "Terus itu namanya apa, Sat! Pidato tujuh belasan!" ujar Raja kesal.

Edgar terkekeh, begitupun dengan Gilang.

"Ketawa lagi, serem lo."

Ditengah tengah aktivitas mereka, seorang gadis dengan santai nya duduk disebelah Edgar dengan kotak makan berwarna ping ditangan nya. Mereka menoleh serempak, Gilang dan Raja dengan wajah heran, dan Edgar dengan wajah terkejut nya.

"Heh bocah piyik! Ngapain lo disini?" itu Raja.

Caca terlihat mengerjap kan mata lebar nya, membuat Gilang sempat terpesona dengan keimutan gadis didepan nya ini.

"Caca bukan anak piyik!" Ucap nya pada Raja. Lalu matanya beralih ke arah Edgar.

"Hai Kak Edgar! Ini, caca bawain Kue coklat buatan mamah." Tangannya mengulur kearah Edgar.

Edgar terlihat menggaruk kepalanya, "Buat saya? Ga ngerepotin?"

Dengan tegas Caca menggeleng, "Ga kok! Aku malah niat banget buat kak Edgar."

Edgar terlihat canggung untuk menerima, baru saja tangannya ingin bergerak, tiba-tiba Gilang dengan cekatan menarik kotak makan ping tersebut.

"Iyah, makasih Caca yang imut. Nanti kita kita makan kok, sekalian sama wadah nya, tapi sama Raja," ujar Gilang dengan senyum lebar.

Caca merengut, lantas menarik kembali dari tangan Gilang. "Ih! Itu bukan buat kakak kakak ini, tapi buat kak Edgar seorang."

Raja tertawa, "Mampus lo! Jomblo kasian banget anjir! Ngenes!"

Gilang menarik rambut Raja gemas membuat Raja meringis menahan sakit. Sedangkan Edgar, dia tidak menghirau kan aktivitas unfaedah temannya.

"Makasih yah, Caca. Nanti saya makan kok." ucap Edgar, tak lupa dengan senyum nya.

Caca tersipu, "Sama-sama, Kak Edgar. Moga suka yah, nanti kalo suka aku bisa buatin lagi kok."

"Iya, gausah repot - repot."

Caca terlihat melihat jam tangan yang melingkar indah dipergelangan tangannya, lalu kembali mendongak, menatap Edgar.

"Yaudah yah. Caca mau balik ke kelas."

Edgar mengangguk, "Iyah. Hati - hati."

"Kak Edgar ga basa basi nganterin aku gitu?" ujar Ćaća dengan ekspresi polos.

Edgar terkekeh, "Kan kita satu sekolah. Ga bakal ada yang berani nyulik kamu kok."

Caca mengangguk angguk, "Yaudah. Dadah Kak Edgar!" ujar Gadis itu dengan langkah yang mulai menjauh.

Lalu Edgar menoleh kearah dua lelaki yang masih asik bermain jambak jambakan ala ibu ibu rebutan sayuran. Perlahan Edgar memijat pelipis nya.

"Kapan saya punya temen normal." gumam nya singkat.

REMAJA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang