BAB 57

5.9K 290 9
                                    

Beban mereka lenyap begitu saja saat dalam perjalanan pulang menuju rumah masing-masing. Seakan imajinasi buruk nan menyebalkan(meskipun kenyataannya tidak) yang mereka bayangkan di ganti kan dengan enaknya tidur di kasur empuk yang beberapa hari tidak mereka rasakan. Mobil melaju dengan tenang, udara dingin, dan itu yang menyebabkan panitia mematikan ac demi kesehatan siswa. Sebagian dari mereka jatuh tertidur di alam mimpi, melanjutkan tidur yang sempat terganggu karena aktivitas menjelajah saat tengah malam. Itu benar-benar sangat menyiksa, mereka sangat ingin mendepak beberapa senior yang tidak segan - segan menyiksa dengan berbagai cara.

Termasuk Ratu. Firasat nya sudah buruk saat sekitar jam 9 malam ada beberapa alumni yang bertamu, ikut menikmati api unggun kala itu, tertawa dan bernyanyi bersama. Mereka terlihat biasa saja, hingga malam tiba ber transformasi menjadi seseorang yang ingin ia jual ginjalnya.

Ratu menghela nafas sesaat. Kembali menoleh kearah Shea yang tertidur pulas. Padahal Shea saat itu tidak mengikuti ronde malam karena kondisi kakinya yang sedang tidak baik, tapi lihatlah, perempuan itu masih saja tertidur. Sedangkan ia sama sekali tidak merasakan kantuk. Ratu tidak tau, entah merindukan seseorang atau menunggu kabar seseorang, yang pasti hatinya gelisah sekarang.

Ratu merogoh tas kecil nya, lalu mengeluarkan ponsel dengan case berwarna ping cerah. Belum ada notifikasi apa-apa disana, hanya beberapa pemberitahuan Rama yang menyuruh nya jangan lupa makan. Ratu kembali menghela nafas, menatap keluar jendela sendu, menatap embun dibalik kaca bis.

Benar kata Intan bahwa lelaki akan berubah setelah berubah status. Cuek, tidak perhatian seperti saat masih pdkt. Entahlah, Ratu belum merasakan ini sebelum nya, ia hanya mengikuti alur yang Saga mulai dengan beralasan cinta.

"Lamun mulu woy!" entah sejak kapan Shea bangun."Liat apa sih? Ada Oh Sehun nya di luar?" Shea ikut melongok keluar.

Ratu sempat berdecak kesal, mendorong wajah tubuh Shea keasal semula.

"Apaan sih, She. Gue cuma lagi merenung kok." Ratu berkilah, menatap Shea menyakinkan.

"Merenung apaan lo? Jennie yang putus sama Bambang?"

Lagi dan lagi Ratu mendorong Shea, namun dengan sedikit keras. "Ngga sekalian Afdal!" teriak nya pada telinga Shea.

"Lagian lo merenung apaan sih!?"

Hening sesaat. Ratu masih belum yakin apa ia harus menceritakan kegelisahan nya. Ratu takut Shea akan malah melarang nya berhubungan dengan Saga. Ratu tau betul bagaimana watak temannya ini.

"Kok diem? Lagi berkomunikasi sama Limbad nya?"

"Shea.." ujar Ratu memperingati.

"Iya iya maap." Shea mengalah. "Jadi kenapa? Ngga mau cerita?" tebak Shea, Pasalnya perempuan di depannya tidak kunjung membuka suara.

"Tapi lo jangan marah apalagi bikin orang ini luka. Janji?"

"Yah tergantung." menggedik kan bahunya, menimbang nimbang pertanyaan Ratu.

"Yaudah gajadi." Ratu kembali menatap keluar jendela.

Shea menarik lengan Ratu agar menghadap nya, "Iya iya! Ngambekan lo mah kaya ayam sakit."

"Gue balik lagi nih." tubuhnya seakan akan berbalik, menggoda Shea.

"Iyah iya maap!"

Ratu tersenyum, membalikkan tubuhnya, bersiap bercerita. "Gue lagi nunggu kabar seseorang, jadi gue gelisah." wajah Ratu berubah sedih, senyum itu tiba-tiba hilang, di gantikan dengan bibir yang melengkung ke bawah.

Shea mendengus, bersiap siap akan meluncurkan mulut mercon nya. Tapi tangan Ratu membekap, "Jangan menghujat dengan kata - kata khas lo." lanjut nya seraya menurunkan tangannya pada mulut Shea.

REMAJA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang