Chapter 26

669 59 2
                                    

Di sebuah lapangan luas dengan jalanan beraspal yang berkelok-kelok, terdapat 3 buah mobil Lamborghini dengan warna yang berbeda terparkir di garis start. Lamborgini silver milik Odette, Lamborghini hitam milik Miya dan Lamborghini Orange milik Harley. Ke-3 mobil itu akan dipakai balapan oleh sekelompok orang yang memakai seragam resmi CSP dengan logo ISS di bagian saku kanan.

“Aku boleh ikut?” tanya Alucard.
“Kukira kau tak berminat mengikuti kegiatan seperti ini. Tapi, baiklah. Dan aku menantangmu untuk balapan denganku sebagai yang pertama” jawab plus tantang Miya.
“Oke. Selama kau tidak memakai mobilmu sendiri” ucap Alucard.
“Lance, tolong urus mobilku” perintah Miya sambil melempar kunci mobilnya pada Lancelot.
“Baik, nona”

Lancelot memindah mobil Miya ke di tepi jalan yang sudah dipaving untuk tempat parkir. Setelah itu, Miya memasuki mobil Harley dan Alucard memasuki mobil Odette. Mereka sama-sama menurunkan jendela mobil.

“Aku bertaruh kalau Miya lebih baik darimu” ucap Miya merendahkan.
“Kita lihat saja nanti, Nona Mileaa” sahut Alucard dingin.

Miya memakai kacamata hitam miliknya dan menutup jendela mobilnya. Sedangkan Alucard juga menutup jendela mobil setelah Ia memakai seat belt.

“Mulai!” seru Karrie.

Miya & Alucard menginjal pedal gas dalam-dalam. Kecepatan rata-rata mereka hingga 180 km/jam. Kemampuan drifting Miya sangat sempurna dan Alucard mengakui itu. Ia selalu kewalahan jika sudah mendekati tikungan tajam.

“Drifting yang bagus. Tapi dia terlalu panik” ucap Miya pelan.

Tanpa ada yang tau, Miya sedang tersenyum tipis melihat kekasihnya yang tak kalah hebat darinya. Memang sih, kemampuan drifting Miya sempurna. Tapi jika sudah di jalan lurus, Alucard dapat menyalipnya dengan cepat.

“Meski kemampuan drifting sempurna, tapi dia tidak bisa menstabilkan kecepatan mobilnya di jalan bebas hambatan seperti ini” ucap Alucard.

Whuusss...
Ciiiit...

Alucard keluar sebagai pemenang. Sedangkan Miya tertinggal sejauh 5 meter dibelakangnya. Alucard keluar dari mobil dengan gaya sok coolnya. Sedangkan Miya keluar dengan santai sambil melepas kacamata hitam yang dipakainya.

“Baiklah, Tuan Hunter. Aku mengaku kalah” ucap Miya dengan senyum miringnya.
“Hm. Senang bisa balapan denganmu” ucap Alucard.
“Selanjutnya” ucap Lolita.
“Aku dengan Lance” tantang Harley.
“Okay...” ucap Lancelot ragu.
“Kalahkan dia dan kau akan kulepas” ucap Miya.
“Apa maksudnya?” tanya Lancelot bingung.
“Kau akan menjadi anggota resmi ISS. Dia akan melepas jabatanmu sebagai bawahannya jika kau menang melawan Richard” jawab Lesley.
“Kau berungguh-sungguh, nona?” tanya Lancelot.
“Aku takkan menarik kembali ucapanku” jawab Miya tegas.
“Aku akan berusaha sebaik mungkin” ucap Lancelot.

Lancelot menggunakan mobil Odette, sedangkan Harley menggunakan mobilnya sendiri. Miya duduk di kursi yang sudah disiapkan. Ia menggunakan kacamata hitamnya lagi sambil melipat tangan di depan dada dan kaki kanannya berada diatas kaki kirinya.

“Mulai!” seru Karrie.

Kedua mobil itu melaju dengan kecepatan rata-rata 170 km/jam. Drifting mereka juga dibilang bagus, tapi tidak lebih baik dari Miya. Dari awal balapan, Lancelot sudah memimpin jauh didepan Harley. Namun, dengan mudah Harley bisa menyusulnya dan mendahului Lancelot.

“Boleh aku duduk di sebelahmu?” tanya Alucard.

Miya menoleh dan mengangguk. Alucard lalu duduk disebelah Miya dan memutuskan untuk mengobrol dengan cewek itu.

“Boleh aku tau nama lengkapmu?” tanya Alucard.
“Archer. Mileaa Archer. Tapi aku tak berasal dari keluarga Archer” jawab Miya.
“Kau tinggal dimana?” tanya Alucard.
“Hmm.... Terkadang di kantor CSP, atau di rumah Miya. Jika sedang dalam misi, aku akan tidur di hotel” jawab Miya.
“Oh ya. Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa bertemu dengan Miya? Apa kalian kembar?” tanya Alucard.
“Kau seperti sedang mengintrogasiku, Tuan Hunter” sindir Miya.
“Maaf” ucap Alucard.
“Aku bertemu dengan Miya saat mencari seseorang. Kami sering bertemu dan akhirnya bersahabat baik sampai kini. Aku memakai nama keluarga Archer, karena kuakui, aku memang sangat mirip dengan Miya. Dan aku bertekad untuk melindungi Miya dengan menggunakan nama belakang keluarganya” jawab Miya.
“Saat pertama kali bertemu denganmu, aku mengira kalau kau Miya” ucap Alucard.
“Memangnya apa yang akan kau lakukan kalau aku memanglah Miya?” tanya Miya penasaran.
“Mmm, entahlah. Marah mungkin. Karena aku orang tuaku juga seorang CSP, aku jadi tidak bisa selalu bersama dengan mereka. Aku kesal karena tak begitu diperhatikan. Tapi disisi lain, aku bersyukur karena mereka selalu saat aku butuh mereka” jawab Alucard.
“Dan aku bersyukur Miya mencintai orang yang tepat” ucap Miya.
“Ah, terima kasih, Nona Mileaa” ucap Alucard.
“Mereka sudah dekat” ucap Miya.

Miya berdiri dan berjalan mendekat. Lolita sudah bersiap di pinggir garis finish sambil membawa bendera. Bendera itu segera di kibarkan ketika kedua mobil itu melewati garis finish.

Lancelot & Harley keluar dari mobil mereka. Miya memasang senyum miring dan berjalan mendekati Lancelot. Ia lalu mengulurkan tangannya di depan Lancelot.

“Selamat, kau resmi masuk ISS” ucap Miya.

Lancelot tersenyum dan menjabat tangan Miya, lalu memeluknya. Tak hanya Miya, anggota ISS yang lain juga ikut bersalaman serta memeluk Lancelot. Alucard menyaksikan kegiatan itu. Ia pun berdiri dari tempat duduknya sambil tersenyum, Ia menghampiri Lancelot.

“Congrats, Lance!” ucap Alucard.
“Thanks, Al!” sahut Lancelot.

Alucard & Lancelot ber-high five dan berpelukan, saling menepuk punggung. Karrie, Lolita & Dante juga ikut bergabung dengan mereka.

“Baik anak-anak. Latihan hari ini sudah selesai. Kalian bisa pulang sekarang” ucap Dante.
“Terima kasih” ucap mereka.

Semua orang pun beranjak dari tempat mereka menuju garasi setelah mengganti baju. Sedangkan Miya, Harley & Odette langsung masuk ke mobil mereka dan pergi. Tapi sebelum itu, Alucard menepuk pundak Miya. Miya pun berbalik menghadap Alucard.

“Ada apa?” tanya Miya.
“Boleh minta nomor ponselmu?” pinta Alucard.
“Hubungi aku jika ada perlu” ucap Miya sambil menyerahkan satu kartu nama CSP miliknya.

Miya segera masuk mobil dan pergi meninggalkan Alucard sendirian disana. Setelah kepergian Miya, Alucard pun pergi dari tempat itu.

)(@)(

Rumah ISS
Land of Dawn
18.00

Miya menghempaskan tubuhnya ke sofa ruang keluarga.

“Harus beli Hp lagi nih” gumamnya.
“Buat apa?”

Miya terkejut ketika Freya tiba-tiba saja datang dan duduk disebelahnya. Cewek itu kelihatannya sedang lapar karena Ia membawa sepiring penuh nasi dan 2 ekor ikan gurame bakar.

“Alucard minta nomer CSP gue” jawabnya.
“Napa juga lu kasih ke dia?” tanya Freya sebal.
“Kan biar gak curiga, Fre” jawab Miya.
“Iya juga sih” ucap Freya.

Lesley datang dan duduk di sebelah Freya. Ia juga membawa sepiring nasi dan 1 eor ikan gurame bakar. Ia lalu mengambil remote tv dan menyalakan benda persegi berukuran 30 inchi itu.

“Ada film horror gak?” tanya Lesley.
“Anjir... Lu gila ya Les?” tanya Miya.
“Horror uy. Ada gak?” tanya Odette yang ikutan duduk di sofa sambil bawa piring.
“Horror dong” ucap Harley yang juga bawa piring.
“Gak keselek tuh nanti waktu makan?” tanya Miya.
“Nih galon airnya mau gue ganti” sahut Gusion.
“Gusion?” ucap Lesley terkejut.
“Aku pulang say” ucap Gusion mengecup kening Lesley.
“Lihat kondisi woy. Bikin iri aja” sindir Freya.
“Zilong suruh kesini?” tanya Gusion.
“Gak usah, deh” jawab Freya tambah kesal.
“Nonton Munafik kak” pinta Harley.
“Bentar nih, kakak cari” ucap Lesley.

Lesley mencari chanel yang menayangkan film. Karena mereka berlangganan Indovision, jadi kelihatannya bening, channelnya banyak, gak ada sponsor pula. Enak ya, gak kek author yang melazz :”(

Karena gak betah, Miya pun pergi keluar sendirian. Ia membawa mobil Lamborghininya jalan-jalan keliling kota. Kebetulan ada seragam CSP juga di mobil Miya, jadi jika dalam keadaan darurat, Ia bisa memakai pakaian itu.

“Ke kafe Malefic ah” pikir Miya.

)(@)(

Malefic Cafe
Malefic Gunner City
19.00

Miya hendak memakirkan mobilnya. Dan Ia terkejut ketika melihat mobil Porsche hitam dengan plat nomor yang Ia ingat, itu milik Alucard.

“Dia kesini sendiri?” pikir Miya.

Miya pun memakirkan mobilnya dengan cepat. Kebetulan masih ada 1 tempat kosong yang berjarak 3 mobil dari mobil Alucard. Miya pun dengan cepat mengganti bajunya dan keluar dari mobil.

“Mencari siapa, Nona?” tanya salah satu pelayan dengan sopan.
“Tuan Alucard Hunter” jawab Miya.
“Mari ikut saya” ucap pelayan itu.

Miya mengikuti pelayan itu menuju kursi yang berada di balkon lantai 3. Balkon itu mengarah langsung dengan pemandangan kota di sekitarnya. Miya tersentak ketika melihat Alucard duduk bersama dengan seorang yang tidak dikenal.

“Stefany, kau tau dia?” tanya Miya.
“Dia adalah Alice, nona. Menurut kabar yang beredar, Ia bukanlah penjahat. Namun Ia adalah seorang penyebar identitas asli dari para anggota CSP” jawab Stefany.
“Syukurlah aku memakai seragam ini” gumam Miya.

Miya mengambil pistol yang sempat Ia selipkan di pakaiannya. Ia menyiapkan peluru dan berjalan menuju meja Alucard. Tak lupa, Ia menyiapkan gelang CSP yang kebetulan dipakainya.

“Aku tau siapa Mileaa Archer yang sebenarnya” ucap wanita penggoda itu.
“Siapa?” tanya Alucard.
“Dia adalah...”
“Aku” potong Miya.

Alucard terkejut, begitu juga dengan Alice. Tak hanya itu, Miya sudah menodongkan pistolnya di kepala Alice. Dengan seringai mematikannya, Miya mendekatkan wajahnya pada Alice.

“Mau membongkar identitasku rupanya....” ucap Miya.

Bussh!

Miya menembakkan peluru bius di tangan Alice. Dan rupanya, peluru itu bereaksi 2x lebih cepat dari sebelumnya. Alice pun pingsan seketika. Dengan segera, Miya mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Roger.

“Aku menangkap Alice”
“...”
“Cafe Malefic, Malefic Gunner City”
“...”
“Baiklah”

Miya menutup telponnya dan duduk di kursi kosong sebelah Alucard.

“Dia mengatakan sesuatu yang tak seharusnya kau ketahui?” tanya Miya mengintrogasi.
“Tidak, nona. Dia hanya mengatakan padaku kalau dia tau siapa dirimu yang sebenarnya” jawab Alucard.
“Syukurlah kalau begitu. Itu artinya aku datang diwaku yang tepat” ucap Miya.
“Memangnya kenapa?” tanya Alucard.
“Kau bisa menjadi buronan jika mengetahui rahasia kecil dari CSP” jawab Miya.

Hening. Tak lama kemudian, 3 orang petugas CSP datang dan menghampiri mereka. Dengan cepat, mereka membawa Alice dan pergi setelah berpamitan pada Miya.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Miya.
“Makan malam” jawab Alucard.
“Sendiri?” tanya Miya lagi.
“Bersama Miya, seharusnya. Tapi ponselnya mati” jawab Alucard.

Miya berpindah tempat ke kursi di hadapan Alucard. Ia mengambil ponselnya dan menyalakan kartu SIM 2 yang sejak pagi Ia non-aktifkan. Dan benar, ada 3 pesan masuk dan 2 panggilan tak terjawab dari Alucard.

“Bagaimana dia tau kalau ponselnya saja ada padaku” ucap Miya.
“Kalian berdua sama-sama ceroboh ternyata” ejek Alucard.
“Sudah kubilang kan? Kami ini benar-benar mirip” ucap Miya sambil tertawa pelan.
“Kau tak ada misi?” tanya Alucard.
“Aku bahkan belum aktif, Tuan Hunter” jawab Miya.
“Lalu? Kenapa kau memakai seragam CSP kemari?” tanya Alucard.
“Insting. Aku merasa kalau akan terjadi sesuatu di kafe ini” jawab Miya.

Pelayan datang. Alucard memesan makan malam sedangkan Miya hanya memesan secangkir kopi. Tak lama kemudian, pesanan mereka datang.

“Aku tak bisa berlama-lama disini” ucap Miya.
“Kenapa?” tanya Alucard.
“Tidak baik seorang wanita berkeliaran di malam hari. Apalagi dengan kekasih dari sahabatnya sendiri” jawab Miya.

Miya menghabiskan kopi miliknya. Dan tiba-tiba saja perutnya terasa sangat sakit.

‘Ugh... Padahal aku tidak sedang haid. Dan tidak mungin ini maag’ batin Miya.

Miya segera pergi dari tempat itu ketika kopi miliknya sudah habis tak bersisa. Tak lupa, Ia meninggalkan uang di atas meja untuk membayar kopinya.

)(@)(

Glorious Hospital
Land of Dawn
20.00

Miya mendaftarkan diri ke dokter umum. Mungkin itu bisa membuatnya tau, masalah apa yang ada di perutnya yang semakin lama sakitnya tak tertahankan.

“Nona Mileaa” panggil salah satu suster.

Miya pun memasuki ruangan dokter. Setelah pemeriksaan biasa, barulah Miya ditanya oleh dokter, apa problem yang Ia punya.

“Mari, saya periksa dulu” ucap dokter muda itu.

Miya berbaring di atas kasur. Dan dokter itu memeiksa perut Miya. Miya merintih kesakitan ketika dokter itu menekan bagian bawah perutnya.

“Oh, jadi disitu masalahnya” ucap dokter muda itu setelah memeriksa Miya.
“Jadi, saya sakit apa?” tanya Miya.
“Hmm, begini saja. Aku tak dapat memastikan apakah prediksiku benar atau salah. Datanglah kembali besok dan cobalah konsultasi dengan dokter Obgyn. Mungkin bisa sedikit membantumu mengetahui apa penyakitmu” jelas dokter tersebut.
“Baiklah. Terima kasih, dok” ucap Miya.

Miya pergi ke apotek dengan membawa resep dari dokter tersebut. Ia mengantri menunggu giliran sambil memainkan ponselnya. Tak lama kemudian, Ia dipanggil apoteker untuk mengambil obat tersebut dan membayarnya di kasir.

“Mefenamic Acid. Setahuku ini obat pereda nyeri” gumam Miya.

Miya masuk ke mobilnya. Dan kebetulan Ia tadi membawa 1 botol aqua dari rumah. Ia pun segera mengambil satu butir obatnya dan langsung meminumnya.

“Efeknya tidak akan lama. Paling tidak aku bisa pulang dengan tenang nanti” ucap Miya.

)(@)(

Rumah ISS
Land of Dawn
21.30

“Aku pulang...” seru Miya.
“Kemana saja kau, Miya?!” tanya Karina marah.
“Jalan-jalan” jawab Miya.
“Sampai semalam ini? Dan kenapa kau memakai seragam CSP?” tanya Karina lagi.
“Ck! Tanyakan saja pada Tuan Roger. Aku mau tidur” jawab Miya.

)(@)(

Keesokan harinya

Glorious Hospital
Land of Dawn
07.00

Miya sudah medaftarkan dirinya ke poli Obgyn. Ia sudah mengenakan seragam CSP lengkap karena memang Ia harus pergi latihan di markas besar setelah ini.

Keadaan rumah sakit sudah cukup ramai. Dan banyak sekali ibu-ibu hamil yang datang ke poli Obgyn pagi ini. Dengan senang hati, Miya memilih berdiri untuk memberikan ibu-ibu hamil itu duduk di kursi tunggu.

“Nona Mileaa” panggil salah satu suster.

Miya masuk ke ruang poli Obgyn. Dokter memeriksa berat badan dan tekanan darah Miya. Lalu, dokter itu menanyakan keluhan Miya. Karena dokter itu tau kalau Miya tidak sedang hamil :v

“Sebaiknya kita lakukan USG untuk pemeriksaan lebih lanjut” ucap dokter itu.
“Tapi, saya kan tidak sedang hamil, dok” elak Miya.
“Memang tidak. Hanya ingin tau apakah prediksi kami benar atau tidak. Jika benar, maka saya akan memberi resep obatnya. Namun jika salah, maka nona harus pergi ke poli dalam untuk pemeriksaan lebih lanjut” jelas dokter itu.

Miya berbaring di atas kasur. Dan dokter itu segera melakukan pemindaian menggunakan USG pada Miya dibantu oleh para suster yang ada.

“Sudah selesai, nona” ucap dokter itu.

Miya segera merapikan pakaiannya. Ia lalu turun dari kasur dan menuju ruang dokter untuk meminta penjelasan lebih lanjut dari dokter yang memeriksanya tadi.

“Jadi, apa penyakit saya, dok?” tanya Miya.
“Nona memiliki kista sebesar 3 cm di ovarium sebelah kiri” jawab dokter itu.
“Apa itu berbahaya, dok?” tanya Miya.
“Saya rasa tidak. Datang lagi minggu depan untuk melihat perkembangannya. Saya akan memberi resep obat untuk menghentikan pertumbuhan dari kista tersebut. Jika minggu depan kista itu semakin besar, maka akan dilakukan tindakan operasi” jelas dokter itu.
“Apakah aman jika saya pergi menjalankan misi?” tanya Miya.
“Aman, kok. Mungkin akan terasa sakit di perut bagian kiri bawah. Jadi saya sarankan, sebelum berangkat misi minum obat pereda nyeri dulu” jawab dokter itu.
“Ini, dok?” tanya Miya sambil memperlihatkan obat yang Ia dapat dari dokter umum semalam.
“Ya. Tapi obat itu tidak untuk konsumsi sehari-hari. Obat itu hanya diminum jika tiba-tiba rasa sakitnya datang dan nona tidak sedang menstruasi” jawab dokter itu.
“Baiklah. Terima kasih, dokter” ucap Miya.

Miya pun keluar dari poli Obgyn dengan perasaan lega. Meski penyakit yang Ia derita cukup buruk, tapi Ia bersyukur karena penyakitnya itu masih bisa diatasi.

Dan ketika Miya melihat jam yang melingkar di tangan kannya, membuatnya harus cepat mengantri obat dan pergi menuju markas besar.

To be continued...

Untuk keadaan Miya sejak dari kafe, itu murni pengalaman author sendiri. Cuma bedanya, author dianter ibu waktu pergi ke poli Obgyn buat periksa. Dan yang nyesek itu waktu dipanggil dengan embel-embel ‘Nyonya’ :(
Author masih 15 tahun tau :(
Udah jomblo. Belum pernah pacaran lagi :’(

Our Mission CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang