Chapter 42

488 42 11
                                    

Richard & Mileaa melajukan mini jet mereka dengan cepat namun santai. Awan mendung tak membuat niat mereka goyah. Mereka terbang sedikit lebih rendah dari biasanya. Namun ombak yang sangat tinggi membuat mereka harus berpikir 2x.

"Bagaimana ini?" tanya Richard.

"Terlalu bahaya jika kita terbang rendah. Ombak besar bisa menelan kita kapan saja" jawab Mileaa.

"Apa kita harus kembali? Setidaknya sebelum hal yang buruk terjadi" tanya Richard.

"Kita kembali" putus Mileaa.

Mileaa berbalik arah, diikuti dengan Richard setelahnya. Namun apa yang terjadi sungguh diluar perkiraan. Gumpalan awan berwarna abu-abu itu ternyata sudah mengepung mereka. Mau tidak mau, mereka harus tetap melanjutkan perjalanan.

"Kita ke atas. Gumpalan awan Cumulus Nimbus ini tebalnya tak sampai 20 km. Kurasa jet ini masih bisa terbang di ketinggian itu" ucap Mileaa.

"Baik" ucap Richard.

"Tetap di dekatku" pesan Mileaa.

Mileaa mengatur napas, mempersiapkan diri untuk menembus segumpalan awan Cumulus Nimbus yang selalu mendatangkan badai disertai petir. Ini akan cukup berbahaya. Mileaa meyakinkan hatinya. Tangannya mulai menarik kemudi jet ke belakang, membuat pesawatnya mulai bergerak naik.

"Kau membawa bahan bakar cadangan?" tanya Mileaa.

"Tidak. Tapi beruntunglah karena sudah ada bahan bakar cadangan di dalam pesawat" jawab Richard.

"Kita harus segera mendarat di bandara terdekat setelah keluar dari badai ini. Dimanapun itu, harus kita lakukan. Pesawat ini harus diistirahatkan beberapa jam" ucap Mileaa.

"Akan kuingat itu. Pastikan kita tidak miss comunication" ucap Richard.

"Ya"

Mileaa semakin menarik kemudinya. Pesawatnya terbang cepat memasuki gumpalan awan tersebut. Petir menyambar pesawat jet dengan awak tunggal itu. Getaran yang dirasakan Mileaa itu tidak berhasil memecah konsentrasinya untuk terus menembus awan.

"Richard!" panggil Mileaa.

Hening, tidak ada jawaban.

"Richard! Richard kau dengar aku?!" panggil Mileaa lagi.

Mileaa berhasil menembus awan Cumulus Nimbus yang Ia perkirakan setebal 15 km dibawahnya. Ia berkali-kali memanggil Richard, namun tidak dijawabnya. Mereka terpisah cukup jauh dan mengalami miss comunication. Dan inilah yang ditakutkan Roger saat mereka hendak berangkat.

(T^T)

Kantor Pusat CSP Association
Land of Dawn
02.00

Ruby berlari keluar dari ruang ISS kala melihat kedua jet yang sudah tidak berdekatan lagi di radarnya. Ia buru-buru menuju ruangan sang ayah untuk meminta bantuan.

Brakkk....

"Ayah!"

(T^T)

Rumah ISS
Land of Dawn
02.00

"Mileaa kau dengar aku?!" tanya Odette.

"Richard! Apa kau masih disana?!" tanya Freya.

Sepertinya mereka juga panik. Mendapati Mileaa & Richard tak menyahuti penggilan mereka. Sistem Stefany berusaha melacak mereka. Namun badai petir yang terjadi di samudra sana menghambat pencariannya. GPS Mileaa & Richard aktif, namun sangat sulit untuk dijangkau Stefany saat ini.

"Stefany, kau sudah menemukan posisi mereka?" tanya Freya panik.

"Belum, nona" jawab Stefany.

Our Mission CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang