Seminggu kemudian.
" satu kata untuk hari ini," Ucap Fary mendudukan dirinya disofa, sebelah Hillal.
" bosan." Lanjutnya yang diiyakan oleh si kakak.
" sama kakak juga bosen banget."
" tau kak, biasanya kalau jam jam segitu tuh si Mocha udah ngajakin gue main ps." Hilal membenarkan apa yang adiknya ucapkan.
Pasti dan hal itu sudah menjadi kegiatan rutin Mocha datang kerumahnya dengan pakaian tidur yang belum diganti sama sekali, membantu sang bunda memasak, sarapan bersama lalu setelah itu bermain apapun yang Fary dan Mocha inginkan, Hillal sih ikut – ikut saja. Jangan tanya Geli, lelaki itu sudah pasti tak mau apa lagi jika ada Mocha, beuhhh liat Mocha baru keluar dari rumahnya aja bakal langsung ngacir dia kekamarnya.
" hallo semuanya !" sapa seseorang wanita dengan keadaan sudahlah tak usah dijabarkan, kalian tau tante girang. Nah itulah dia, kalau gak tau tante girang itu seperti wanita yang dandanan kayak wanita malam yang suka ada diclub club gitu, oke intinya sih seseorang yang pakai baju kurang bahan dengan banyak polesan wajah sana - sini. Kalau gitu cantik sih ora popo ya, ini muka kayak pantat kuda aja bangga.
Fary yang melihat kedatangan seonggok makluk yang beberapa hari lalu dibawa oleh sang kakak tertua kemari mendengus tak suka. Sebenarnya banyak sekali yang dia dan Hillal pikirkan tentang wanita itu, satu pertanyaan simple. Dimana kakaknya menemukan makhluk yang katanya bakal jadi kakak iparnya ?
Kakak ipar gue ya Allah, bukan menggoda yang ada gue jijik bukannya fitnah tapi gue yakin tuh tubuh udah disentuh sama cowok lain bahkan... ahhh sudahlah kalau boleh jujur gue lebih milih si abang sana si Mocha. Batin Fary.
Tak jauh beda dengan Hillal yang juga menatap tak suka pada wanita itu. tentu saja kalau orang masuk kerumah itu harus bilang apa ? ya assalamualaikum lah, ini malah hallo. Hey walau bukan beragama islam kadang ada bukan yang mengucap salam seperti itu, ini yang islam malah gini. Islamnya katepe doank kali. Batinnya tak mau memikirkan hal yang tak berguna.
" kok kalian diem sih kakak ipar kalian sapa lo, jangan dianggurin kali." Cibir Geli yang sudah menyuruh tunangannya duduk disofa bergabung dengan kedua adiknya. Fary dan Hillal menatap kakaknya malas lalu melambaikan tangan dengan pelan sambil berkata.
" waalaikumsalam kakak ipar." Ucap keduanya bersamaan.
Geli mengeryit bingung, bukannya tadi tunangannya – Valetta tadi mengucapkan 'hallo' bukan 'Assalamualaikum'. Sedangkan disisi Geli, Valetta sudah tertunduk malu dengan ucapan kedua adik tunangannya yang sudah pasti tak suka padanya itu. dalam hati perempuan itu terus mengumpat keadaannya yang sekarang.
" kalian kenapa diem aja ? biasanya juga heboh ?" Fary mengangkat bahunya.
" lagi gak minat bang, lagi pula ratu heboh lagi pergi." Geli yang tau maksud sang adik menghela nafas.
" kenapa kalian gak aja kakak ipar kalian saja." Usul Geli membuat ketiga orang disana membelalakan mata.
Demi apa seorang Geli pura – pura polos atau apa ? menyuruh kedua adiknya bermain dengan sang calon kakak ipar layaknya memberi mereka mainan saat TK dulu, WTF banget. Tentu kalau si Mocha masih agak kekanakan dan masih berumur dibawah 17 diajak main lego, PS bahkan main rumah – rumahan saja tak apa, ini Valetta yang umurnya kisaran 20 sama seperti kakaknya atau lebih mungkin, bukan maksudnya mengada - ngada tentu kalian tau arti dan maksud mainan orang dewasa yang betanda kutip dan mempunyai arti yang "iya – iya" itu. dengan sepontan keduanya menolak.
Author : " kalau menurut El sih emang kalian berdua aja yang mesum, dasar adik – adik sok poyos."
" gak bang makasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
OM Tetangga !
RomanceNote; ada 21+, Ada humornya, bukan fiksi penggemar . . Geli yang hari itu akan melangsungkan pernikahannya hampir saja batal. sang tunangan, pengantin wanitanya tidak datang kepernikahan mereka dan menghilang begitu saja dan sialnya lagi, satu-satun...