Gelinggo Anggara. Panggil saja dia Geli. Lelaki kelahiran tahun 1999 itu tengah asik berkutat dengan jutaan kertas kantornya. Memang seharusnya diumur yang 19 tahun saat ini ia tengah mengenyam bangku kuliah namun tuntunan sang ayah yang ngebet banget ingin ia segera meneruskan perusahaannya. Alhasil ia hanya bisa mengambil 1 tahun saja kuliah dibidang yang telah ditentukan ayahnya sebelumnya dan selepasnya ia bekerja menjadi bos atau CEO diperusahaan terbesar seasia ini.
Menurut kalian mungkin ini tidak adil baginya, dimana seharusnya ia sendiri lah yang menentukan masa depannya bukan diatur semacam robot seperti ini, tapi mau bagaimana lagi ia sebagai anak tidak bisa membantah. Terlebih lagi ia sendiri juga bingung akan melanjutkan sebagai apa, tapi disisi lain dirinya sendiri tau bahwa sedari dulu otaknya ini memang otak bisnis sama seperti sang ayah. Dan ia cukup senang dengan keadaanya sekarang. Kecuali satu yaitu...
Brak...
" OM Geli !!!" pintu ruangan digebrak dan teriakan membahana pun terdengar, membuat Geli harus menutup kupingnya.
Terlihat disana seseorang gadis berpakaian putih biru dengan penampilan macam orang stress yang baru keluar dari rumah sakit. Biasalah kegiatan sekolah yang bernama mos itu, kegiatan dimana murid baru diharuskan menjadi sepenuhnya seperti orang gila dan menuruti sang senior ya itu anggota osis sekolah.
Beruntung sekali kegiatan itu tak pernah dilakukan Geli waktu SMA, karena dirinya yang tiba – tiba saja sakit saat akan berangkat sekolah maka dari itu saat pertama awal masuk dulu banyak murid dikelas yang memperhatikannya aneh, antara kagum dengan kegantengan alaminya atau belum mengenalnya yang saat itu tiba – tiba saja ada dikelas bersama mereka.
Author : sakit apa emang sengaja gak ikutan bang ? *heheee
" maaf pak tadi saya sudah melarang embaknya masuk tapi dia memakasa. " ucap Lili, sekertarisnya dengan sopan. Geli mengangguk lalu mempersilahkannya keluar dan kembali ketempat kerjanya.
" tak apa aku akan mengurusnya." Dengan mendesah kecewa Lili keluar dari ruangan bos tampannya itu. ya sekernario pasaran dimana sang sekertaris menyukai atasannya, dan sialnya dia merasakan hal itu sekarang namun apa daya sepertinya bosnya ini kurang peka ternyata.
" ada apa kau kemari ?"
" ih si om judes amat deh, btw om Ocha gak suka sama sekertaris om itu."
" kenapa kamu gak suka sama dia ? dia baik."
" iya baik tapi dia suka om, makanya Ocha gak suka."
Geli duduk di Sofa panjang diruangannya, diikuti oleh gadis itu. tanpa diiyakan atau dipersilahkan tentunya. Melihat kelakuan gadis yang dari kecil mengejarnya itu hanya membuatnya menghela nafas. Cukup capek juga ternyata dikejar seperti ini, bahkan beberapa kekasihnya dulu ada yang sengaja memutuskannya karena gadis yang asik duduk disebelahya itu dengan sengaja mengerjai mereka atau bilang bahwa dirinya lah yang akan menjadi masa depan seorang Gelinggo Anggara nanti. Dengan segala tekad kini Geli akan mencoba membuat gadis didepannya sadar bahwa ia tak akan menjadi masa depannya dan tak lagi mengejarnya. Masa depan gundulmu, cinta aja enggak gue sama nih cewek. Batinnya.
" lah masalahnya sama lo apa Mocha kalau dia suka gue."
" karena om Geli cuman milik Mocha seorang, gak boleh yang lain. " tuh kan. Belum sejam ada diruangannya Mocha sudah mengeluarkan dan berkata seperti itu, apa lagi nanti jika dirinya benar – benar menjadi masa depan Mocha. Gak akan kuat dia harus menghadapi sifat posesif cewek disebelahnya.
Seana Mocha latte, panggilannya Mocha. Nama yang aneh sama seperti orangnya ajaib dan terkesan sangat aneh. Sebenarnya tak ada yang salah dari wajah maupun badan Mocha. Bahkan gadis disampinya itu bisa dikatakan cantik sekali dan body Goals. Tapi sifat kekanakan dan posesifnya itulah yang membuat Geli sendiri jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM Tetangga !
RomantizmNote; ada 21+, Ada humornya, bukan fiksi penggemar . . Geli yang hari itu akan melangsungkan pernikahannya hampir saja batal. sang tunangan, pengantin wanitanya tidak datang kepernikahan mereka dan menghilang begitu saja dan sialnya lagi, satu-satun...