11

31.3K 931 30
                                    

"bagaimana saksi, SAH?"

"Sah!"

"Alhamdullilah."

Doa-doa pun diucapkan oleh penghulu dengan diikuti oleh para tamu dan pasangan itu sendiri. setelah selesai berdoa, kedua pasangan itu dipersilahkan untuk saling bertukar cincin sebagai simbol. Lalu, sang pengantin wanita diperintahkan untuk mencium tangan pengantin pria sedangkan pengantin pria mencium keningnya.

"Terimakasih." Bisik lelaki itu ditelinga istrinya.

Sedangkan Mocha si pengantin wanita-pengganti pengantin wanita- menghela nafas pelan dan mengangguk lemas. Dirinya tak habis pikir bahwa, dia-mocha akan menikah diusia 15 tahun dengan seorang lelaki pujaannya. Ya siapa lagi kalau bukan seorang Gelinggo Anggara.

Flashback on.

"Baguslah kalau kau masih menyukai ku?"

"Eh?" ucap Mocha dan Romero bersamaan. keduanya menatap heran pada Geli yang berdiri disana.

"1% ya, hmm masih bisa ku gunakan kesempatan itu." kata Geli lagi membuat kedua orang didepannya makin keheranan.

"Maksud-" belum selesai Mocha akan kembali bertanya lelaki yang tampan itu sudah menarik Mocha untuk mengikutinya, meninggalkan Romero dengan sejuta keheranan.

Geli mengedarkan pandangannya kesisi kanan dan kiri, satu orang yang ada dipikirannya yang sedang dia cari saat ini. siapa lagi kalau bukan si pembuat gadis reseknya, Fahmi. Papahnya Mocha.

Yes!

Batinnya terpekik girang saat menemukan Fahmi yang asik dengan kue dimejanya dan tanpa menunggu waktu lama Geli segera mendekati pria itu bermaksud meminta restu. Sedangkan disisi lain, Mocha sendiri hanya mendesah kesal, tentu saja siapa sih yang tidak kesal jika ditarik kesana-kemari tanpa alasan. Sakarepmu mas, ade mah apa atuh! Batin gadis itu.

"Om fahmi, Geli mau kawinin anak om!" kata Geli, membuat Fahmi yang asik menikmati sebuah kue ali-kue cincin- itu tersedak.

"Minum pah!" Mocha dengan panik memberikan aqua gelas pada papahnya yang sudah terbatuk dengan muka merah.

"Glek... Glek... Ahhh... sialan kamu getex, mau bikin saya mati heh?!" Geli menggaruk tengkuknya yang gatal.

"Maaf om."

"btw, apa kata lo tadi, kawinin si Mocha?!" tanya Fahmi agak menaikan suaranya.

"Iya om saya mau kaw-"

"Nikah." Koreksi Fahmi.

"Eh? Iya nikahin Mocha om." Fahmi menatap datar Geli.

"Tunggu deh, bukannya lo mau nikah sama tan-"

"Valetta." Koreksi Geli yang tau Fahmi akan berkata 'tante'

"Iya pokoknya itu lah."

"Dia kabur om, dia gak bakal datang jadi-"

"Jadi situ mau jadiin anak gue pengantin pengganti karena lo gak jadi kawin gitu hah?!" Geli meringis karena suara Fahmo terdengar kurang bersahabat.

"'Iya tapi-"

"Gak, Saya gak mau!" tegas Fahmi.

"Alah sok-sok galak lo Mi, gak pantes!" ucap seseorang yang baru datang.

"Bodo amat Val, intinya gue gak mau kalau anak gue cuman dijadiin pelampiasan sama anak lo yang gak jadi nikah."

"Om saya anak serius om, saya gak akan jadiin om pelampiasan kok. Saya serius!" Fahmi menghela nafas lalu menatap Mocha yang terdiam.

OM Tetangga !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang