34

19.7K 482 17
                                    

"Hah? Masa sih? Kok bisa?"

Mocha menatap undangan di depannya heran. Berulang kali dia mengatakan seberapa tidak percayanya dia. Mocha berlari kerah dapur dengan daster yang terbuka bagian atasnya. Tentu saja, abis menyusui Icho dia yang melihat sebuah surat undangan tanpa memperdulikan tampilannya Mocha langsung melesat mencari Geli.

"Kang, ini mereka menentang agama dan Tuhan. Kok, akang gak larang?"

Geli yang asik dengan dapurnya menatap heran Mocha.

"Apa, sih sayang?"

"Ini apa?" Geli melirik sekilas surat undangan di tangan Mocha.

"Surat undangan."

"Iya aku tau, dari siapa?"

"David."

Mocha mendengus.

"Akang!!"

"Tunggu sebentar, aku akan mematikan kompor."

Setelah selesai dengan acara masaknya dan mencuci tangannya, Geli mendekati istrinya dan menanyakan apa yang ada dipikiran cantiknya itu.

Geli menggendong Mocha dan menaruhnya di meja makan, "Apa yang ada dipikiran istriku tersayang ini?" tanyanya sambil mengecup kening istrinya.

"David si bule jadi-jadian nikah?"

"Hey, dia lebih tau darimu, sopan sedikit."

Mocha menggeleng, "Aku tidak mau sopan kepada orang menyebalkan sepertinya."

Sebenarnya Mocha punya sedikit dendam dengan David. Gimana tidak? saat dirinya harusnya mendapatkan semangat untuk mendapatkan kekasih hati, Geli. David dengan santainya mengatainya dan bilang bahwa dia tidak akan bisa berhasil.

"Oke, oke terserah padamu," kata Geli, "Jadi?"

"Mereka menikah?" Mocha menujuk nama-nama yang tertera di surat undangan, "Gimana bisa?"

"Tentu saja bisa," jawab Geli santai.

"Mereka saudara, mereka sepupu."

Geli terkekeh pelan, lelaki itu mulai memainkan rambut Mocha yang sudah memanjang sambil memasangkan kancing daster Mocha.

"Aku belum bilang ya?"

"Tentang apa?"

"Mereka itu bukan saudara kandung," jawab Geli. Mocha membelalakan matanya tidak percaya.

"Hah? Macam mana pula itu?"

"Macam itu pula itu."

Mocha mendengus, "Ih, Kang Serius!"

"Oke. Dulu hubunganku dengan Valetta memang tidak disetujui oleh keluarga David. Mereka bahkan, terang-terangan menolak keinginan menikah kami waktu itu."

"Kok gitu?"

"Ya, mereka bukan jahat, mereka hanya tidak mau aku terluka, mamah David yang bilang sendiri 4 mata denganku. Dia melihat anaknya main gila dengan sepupunya. Kamu taulah itu apa. Mamah David menyarankanku untuk tidak membenci mereka dan untuk memikirkan keputusanku lagi."

"Mereka selingkuh di belakangmu?! Anjir, bisa juga si bule KW!"

"Mau dengerin aku cerita gak nih?"

"Mau, mau. Oke lanjut Kang!"

"Aku yang merasa sama buruknya dengan Valetta karena melakukan hal sama denganmu, akhirnya tanpa berpikir panjang lagi. Aku tetap ingin menikah dengannya."

Mocha mengangguk-anggukan kepalanya dan berpura-pura berpikir seperti seorang detektif.

"Boleh aku tau, apa alasan Valetta kabur dulu? Dia meninggalkanmu dengan selena gomez sepertiku di pelaminan."

OM Tetangga !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang