2 bulan kemudian...
Minggu pagi itu adalah minggu pagi yang menenangkan seperti sebelumnya. Fary yang sedang asik main games tiba-tiba berteriak heboh membuat Mocha yang sedang menikmati susu hamilnya menatapnya heran.
"Fary masih waras?" tanya Mocha.
Fary terdiam dan menatap Mocha senang.
"Coba tebak?!"
"Apa?"
"Aku dapet berita apa?"
Mocha menatap Fary malas, "Paling dapet main ML atau FF," katanya.
Fary mendengus, "Apa aku seantusias itu setiap dapat sesuatu?"
"Nanya?! Udah cepet ngomong, sebenarnya ada apa?"
"Kak Hillal besok PULANG Mo, pulang!"
"Owhh... kak Hillal pul... Apa??? Hillal pulang?" tanya Mocha histeris.
Fary mengangguk semangat mengiyakan. Dan mereka pun sama-sama menari senang.
"Sayang jangan menari seperti itu, ingat baby!" peringat Geli yang sedang asik membut sarapan di dapur. Mocha terdiam dan menampilkan deretan giginya pada Geli.
"Iya Kang."
"Beritanya bener Ry? Hillal pulang?"
"Iya Bang. Bunda barusan chat."
"Alhamdulilah kalau gitu. Nanti abang belanja buat besok agak banyak deh, itung-itung kita nyambut Hillal pulang."
Fary dan Mocha mengangguk menyiyakan. Tentu saja ada satu hal yang kini ada dipikiran mereka yes, berarti besok ada party, OTW MAKAN!
"Eh kalian tentu saja ikut andil ya, setidaknya kalian ikut menyiapkan balon dan menata ruangannya tetap dengan satu syarat Mocha gak boleh terlalu capek."
Baru saja keduanya senang kini kembali dibuat hancur, mereka kira mereka tidak akan mendapatkan tugas apapun.
"Siap bos," kata keduanya pelan.
"Bagus, Anak pintar!" kekeh Geli.
@@@
"Hillallllllll!!!" teriak Fary dan Mocha heboh saat di bandara. Geli secepat kilat menahan pergelangan istrinya, dia tau bahwa wanita hamil itu pasti akan berlari menghampiri Hillal yang berada jauh disisi sana.
"Kang apa-apaan sih, kok aku dipegangin?!"
"Kamu lagi hamil, jangan lari-lari nanti si dede keluar duluan gimana? Mau tanggung jawab, akang sih enggak, mana rumah sakit jauh mau lahiran di sini?"
Mocha mendengus, "Iya, MAU!"
"Mau, biar apa?"
"BIAR VIRAL!"
"Viral? Yaudah, gak sekalian aja kita namain baby dede dengan bandara sukarno-hatta?"
"Ide bagus, biar dikenang."
"Kayak orang mati aja dikenang," cibir Geli pelan.
"Kamu nyumpahin baby dede mati? Hikksss... hikss..."
"Eh bukan gitu, shitt!"
"Kalian ini udah mau jadi orang tua masih aja berantem," kata bunda saat mereka sudah mendekat.
Mocha yang melihat Fary masih asik memeluk Hillal yang terdiam, mendekati keduanya dan segera ikut berpelukan.
"Kangennn Hillal!" kata Mocha menenggelamkan wajahnya pada dada Hillal. Hillal tersenyum tipis dan mengusap rambut Mocha pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM Tetangga !
RomanceNote; ada 21+, Ada humornya, bukan fiksi penggemar . . Geli yang hari itu akan melangsungkan pernikahannya hampir saja batal. sang tunangan, pengantin wanitanya tidak datang kepernikahan mereka dan menghilang begitu saja dan sialnya lagi, satu-satun...