Wonderland

Chapter 17

Jihoon menangis sejadi-jadinya. Ingin sekali dia memeluk Jinyoung akhirnya mereka bisa bersama kembali. Tetapi dia tidak bisa. Dia tidak bisa melawan kehendak ayahnya untuk menolak perjodohan itu. Dia hanya bisa pasrah dengan keadaan, lagipula mereka berdua sudah memiliki tunangan bukan?

✨Wonderland✨

Di lain keadaan, Jinyoung sedang merenung. Akhirnya menjambak rambutnya frustasi.

Akhirnya, dia kehilangan orang yang telah dicintai

Padahal, kemarin mereka sudah bersama. Tapi mengapa, takdir begitu kejam pada mereka? Jinyoung tak tahu lagi harus bagaimana, mau tak mau dia harus menerima bahwa dia tak bisa memiliki Jihoon. Seseorang yang telah mengisi dunia mimpinya hingga di dunia nyata.

"Haruskah aku menyerah?" Lirihnya pada dirinya sendiri, sesekali mengusal kasar wajahnya. Disaat satu beban hilang, beban lainnya pun bermunculan begitulah pemikiran Jinyoung.

T

erkadang sebuah takdir bisa menjadi kejam.Ketika sebuah masalah selesai, masalah lainnya terus bermunculan.

Jinyoung segera mengambil tasnya, dia akan pulang butuh waktu untuk menenangkan diri sendirian. Bisa dipastikan pelampiasannya adalah soju atau mungkin kerumah Yongguk dia benar-benar butuh sesuatu yang menangkan sebelum lepas kendali.

Malam ini adalah acara  pertunangan Jihoon dan Guanlin. Entah, orang tua mereka sangat terburu-buru ingin segera memberi status terikat kepada anak mereka. Jihoon tak bisa berbuat apapun, Guanlin juga tidak sama sekali menunjukan penolakan. Kali ini Jihoon pasrah, mungkin tuhan punya rencana lain dengan membuatnya berjodoh Guanlin secara tak langsung.

"Kak Jihoon." Seonho membuka pintu kamar Jihoon. 30 menit lagi acara akan dimulai.

"Apa kakak bahagia sama Guanlin?" Awalnya Jihoon diam, lalu tersenyum tipis.

"Kakak bahagia kok."

"Aku tau kakak bohong." Lirih Seonho wajahnya sedikit menahan tangis. "Kak, apapun yang terjadi kakak gak bisa ngelawan kehendak ayah. Kakak tenang aja, kakak pasti bakal bahagia sama Guanlin begitu jugs Guanlin sebaliknya." Seonho menepuk bahu sang kakak memberi semangat. Jihoon tersenyum, Seonho benar ada kalanya dia harus menjalani ini semua pasti ada sebuah titik terang yaitu kebahagiaan.

"Aku kebawah dulu ya kak. Nanti aku panggil." Seonho keluar dari kamar Jihoon. Menghapus air mata yang sempat keluar. Jujur, ia sedikit tak terima kebahagiaan saudaranya terenggut atas kehendak sang ayah namun semuanya sama tak ada yang bisa melawan.

"Semoga kamu bahagia sama Guanlin kak."

✨Wonderland✨

20 menit kemudian, Jihoon akhirnya keluar dari kamarnya. Beberapa orang masih hilir mudik mempersiapkan acara. Sudah hampir selesai, Jihoon memperhatikan sekitar berniat mencari keberadaan calon tunangannya. Kebetulan, matanya menangkap Guanlin sedang berada dihalaman belakang rumahnya. Jihoon menghampirinya tetapi terhenti karena Guanlin terlihat sedang berbicara dengan seseorang.

"Maafin aku Guan, aku gak bisa ngejalanin rencana pembatalan itu."

"Terus, kamu mau perjodohan ini terus berjalan sedangkan kamu ngorbanin hati kamu sendiri?"

"Itu lebih baik. Aku yakin kamu bakal bahagia sama kak Jihoon, kamu juga harus pikirin dia juga." Jihoon menatap mereka bingung, jadi selama ini mereka lebih dekat dari yang Jihoon bayangkan.

"Pikirin perasaan dia? Terus gimana perasaan aku?! Kamu gak pikirin gimana sakitnya aku kalau ternyata orang yang aku cinta gak mau berjuang sama sekali?!" Guanlin mulai tersulut emosi.

"Cukup Guanlin. Kita udah berakhir, kamu ikutin perjodohan ini dan aku jamin kamu bakal bahagia sama kakak aku." Seonho hendak pergi tetapi Guanlin mencengkram erat lengannya.

"Aku tegasin sekali lagi, aku gak-"

"Jadi selama ini kalian punya hubungan? Kenapa gak bilang dari dulu?" Guanlin dan Seonho menoleh, seketika tubuh mereka menegang apa yang harus mereka katakan kali ini?

-TBC-