Chapter 18

271 54 4
                                    

"Jawab kalian berdua!" bentak Jihoon. Guanlin dan Seonho masih bungkam, tak berani sedikitpun membuka mulut.

"Kenapa kalian gak bilang dari awal?" Seonho menunduk.

"M-maaf. Aku gak mau bikin kakak sama daddy kecewa." ucap yang paling muda.

"Tapi, gak dengan harus nyiksa diri kamu sendiri juga Seonho. Seharusnya kamu bilang dari awal." Jihoon memeluk adik satu-satunya itu.

"Kakak bakal bilang ke daddy buat batalin pertunangan ini."

"T-tapi kak-"

"Tenang aja, perjodohan ini bakal berjalan tapi diganti dengan kamu yang dijodohin sama Guanlin. Gimana?" Seonho bertukar tatapan dengan Guanlin. Keduanya tersenyum senang.

"Makasih kak." Seonho memeluk Jihoon erat.

✨Wonderland✨

Acara pertunangan itu resmi dibatalkan. Awalnya, tuan Park hampir murka karena keputusan anak sulungnya tersebut. Tetapi, setelah mendengar penjelasan Jihoon dia menyetujuinya. Pihak keluarga Guanlin juga tak keberatan sedikitpun selama perjodohan itu tetap berjalan.

Akhirnya, Jihoon merasa lega. Beban dalam pikirannya perlahan menghilang. Hanya ada satu beban yang belum menghilang, yaitu beban percintaannya. Ayolah, lagipula Jinyoung pasti sudah kembali bersama tunangannya untuk apa Jihoon memikirkannya lagi?

"Kamu harus lupain dia Jihoon." gumam Jihoon. Perlahan, matanya mulai tertutup karena mengantuk.

.
.
.
.
.


Sebuah alunan lagu lembut diputar. Dipadukan bersama musim semi yang cerah. Ah, Jihoon pasti sedang bermimpi berada ditempat ini kembali.

Semakin Jihoon melangkah, alunan musik tersebut mengalun semakin jelas. Menyanyikan sebuah lagu dengan melodi indah.

Kkumeul kkun geot gata~
[Aku pikir aku sedang bermimpi]

Eodinga iksukhan gose isseo nan~
[Berada di suatu tempat yang indah]

Byeoldeureul barabomyeo urin neul usgo isseosseo~
[Melihat bintang-bintang dan kita selalu tertawa]

.
.

Uri sojunghan chueogeul~
[Kenangan berharga kita]

Biccnaneun maeumeul ganjikhadorok~
[Terus kujaga dalam hati yang bersinar]

Ojik han saram nae mameul dama joyonghi bulleo~
[Hanya satu nama yang aku ingat diam-diam]

Neoui ireumul~
[Yaitu namamu]

Seseorang itu menghentikan permainan pianonya. Tersenyum menatap manik indah milik Jihoon yang sedang berdiri didepannya.

"Aku tak mengerti semua ini." ucap Jihoon.

"Apa yang kau tak mengerti?"

"Mengapa aku terus bermimpi aneh seperti ini? Dan, mengapa harus ada kau didalamnya?" Jinyoung tersenyum kecil.

"Itu karena, hanya kitalah yang dapat mengalami mimpi ini. Jika kau tahu makna dari semua ini, kau pasti akan tahu mengapa kita selalu dipertemukan."

"Yang harus kau lakukan sekarang adalah, bangun dari mimpimu. Bangun dan carilah apa arti dari semua ini, jika kau melakukan sesuatu yang benar mimpi ini akan hilang dan kau akan mendapat ganjaran sepantasnya." Ujar Jinyoung masih sambil tersenyum.

Bersamaan dengan itu. Sekelebat cahaya putih menutupi pandangan Jihoon.

.
.
.

Jihoon membuka matanya. Melihat ke sekeliling, benar ternyata itu semua hanya mimpi. Ini semua terasa sangat aneh, bayangan potongan memori tentang wonderland berputar dikepalanya. Apa sebenarnya maksud dari semua ini? Apa sebenarnya hal menyangkut dirinya yang sangat berkaitan dengan Jinyoung?

"Haruskah aku bertemu Jinyoung?" gumam Jihoon. Tetapi, sudah dipastikan bukan Jinyoung tidak mengetahui apapun tentang ini. Jelas sekali keadaan mereka dari awal sama, yaitu terjebak secara tak sengaja dalam dunia mimpi bernama ; Wonderland. Tidak, Jihoon tidak ingin terus-terusan dihinggapi perasaan tak tenang ini. Dia harus mencari tahu tentang semuanya.

Tak jauh berbeda pastinya, Jinyoung juga mengalami mimpi yang sama. Dengan orang yang sama, bisa dipastikan mereka berdua terjebak dalam situasi sama. Kepala Jinyoung terasa sangat penuh, pikiran ini terus berdatangan ditambah hatinya sakit karena Jihoon tiba-tiba saja memutuskan ikatan mereka. Ditambah dengan munculnya beberapa mimpi aneh. Huh, tau begini Jinyoung ingin kembali koma saja agar tidak memikirkan apapun.

Saking frustasinya, Jinyoung menghubungi seseorang, semoga saja dia bisa membantu.

✨Wonderland✨




"Aku tak begitu tahu menahu dengan masalah seperti itu. Tetapi, yang aku tahu pasti ada sebuah lucid dream yang mengendalikannya." ucap Yongguk lalu menyesap kopinya. Mereka sedang berada di cafe milik Youngmin.

"Maksudmu, ada yang mengendalikan mimpiku begitu?" tanya Jinyoung. Jujur, dia masih sedikit kurang paham.

"Kau tahu sendiri, pada umumnya orang koma tidak dapat mengalami apapun karena fungsi otaknya terganggu. Tapi kau bilang, kau terjebak disebuah dunia aneh dan ternyata itu adalah sebuah mimpi. Dan kebetulan sekali, mimpi itu melibatkan orang lain. Bukankah itu termasuk hal yang kurang logis? Aku yakin ada sesuatu yang mengendalikan itu semua. Walaupun, aku tak yakin apa motif seseorang jika dia melakukan lucid dream terhadapmu." ujar Yongguk. Jinyoung berpikir sebentar, sepertinya dia mulai paham dengan semua ini.

"Sepertinya aku mulai paham hyung. Terimakasih sudah mau membantuku."


TBC

WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang