Chapter 7 : I love you

559 110 1
                                    

Semenjak malam tadi Jihoon kembali menjauhi Jinyoung walaupun semalam ia membiarkan pemuda itu memeluknya hingga terlelap. Bukan. Bukannya Jihoon takut dengan Jinyoung hanya saja dia butuh waktu untuk menerima semua ini.


Dia benar-benar kaget dan takut. Ditambah sangat susah rasanya keluar dari dunia ini.

"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi." Keluh Jihoon. Dia sudah pasrah memikirkan cara untuk terbebas dari sini.

Dia ingin pergi, walaupun nantinya harus rela berpisah dengan Jinyoung.

Tempatnya bukan disini. Ia masih ingin meraih masa depan dengan mulus tanpa harus terjebak disini lebih lama.

Terbersit ide di kepala Jihoon, didalam pondok Jinyoung ada perpustakaan kecil.Tak ada salahnya dia mencoba membaca buku disana. Siapa tahu dia menemukan cara untuk keluar dari sini.

✨Wonderland✨

Sejak pagi Jinyoung berdiam diri dikamarnya, dia sedang kalut dengan pikirannya sejak tadi malam Jihoon menjauhinya bahkan saat bertatap muka Jihoon tidak mengucapkan sepatah katapun, seolah tidak peduli dengan kehadiran Jinyoung.

Jinyoung benar-benar sangat bingung, disatu sisi dia sama dengan Jihoon, ingin keluar dari sini tetapi disisi lain dia tidak ingin kehilangan Jihoon.

Dia sudah terlanjur jatuh cinta dengannya walaupun dia sangat yakin Jihoon pasti sudah membencinya sekarang.

"Biarkan aku egois kali ini saja Jihoon."Lirih Jinyoung.

Sudah beberapa buku Jihoon baca namun, tidak ada satupun yang membantunya, malah kepalanya jadi pusing terlalu banyak membaca buku yang lumayan tebal.

"Aku menyerah." Jihoon menutup buku tebal tersebut, matanya sudah lelah membaca tulisan kecil disetiap lembar buku.

"Eh?" Pekik JIhoon saat matanya menangkap salah satu buku bertuliskan "Wonderland" disampulnya.

Jihoon langsung mengambil buku itu, membuka setiap halaman namun, hanya ada halaman kosong.

Tunggu! ada satu halaman bertuliskan "sebuah ikatan akan menentukan takdirmu, jika ikatan telah terputus, maka semuanya berakhir"

Jihoon bingung, dia tak paham dengan buku itu. Apa maksudnya? Sebuah ikatan apa? Jihoon benar-benar tidak mengerti.

Setelah lama berpikir tetapi tidak mendapatkan hasil apapun, Jihoon memutuskan untuk keluar dari perpustakaan mencari Jinyoung. Dia merasa tidak enak sudah mendiamkan pemuda itu sejak pagi, bagaimanapun juga Jinyoung sudah sangat baik padanya.

Jihoon mencari Jinyoung ke berbagai ruangan di pondok tetapi tidak menemukannya, ternyata Jinyoung sedang bermain dengan kelincinya di halaman belakang.

"Kau tahu Jihoonie?" Jinyoung mulai berbicara dengan kelincinya. "Dia mendiamkanku, aku tidak tahu harus berbuat apa." Jinyoung menatap kelincinya sendu, seakan hewan itu mengerti apa yang diucapkannya.

"Aku sangat menyayanginya, aku tidak ingin kehilangan dia tetapi aku bisa apa jika dia sudah membenciku" ucap Jinyoung lagi.

"Untuk apa aku membencimu?" ucap Jihoon.

Jinyoung tersentak. Ternyata sedari tadi Jihoon sudah berada didekatnya bahkan sebelum dia berbicara dengan kelinci.

"Dasar bodoh! Untuk apa curhat dengan kelinci yang bahkan tidak mengerti apa yang kau ucapkan?" Cibir Jihoon ikut berjongkok disebelah Jinyoung. Sebenarnya dia cukup geli melihat Jinyoung mengajak kelincinya berbicara tetapi, dia menahan untuk tidak menertawakan Jinyoung.

"Kau sudah tidak marah lagi?" Tanya Jinyoung bingung. pasalnya sedari tadi Jihoon terus mendiamkan dan menjauhinya. Sekarang Jihoon malah mendekatinya.

"Untuk apa aku marah padamu?" Ucap Jihoon. "Aku memang kaget awalnya, tetapi aku sudah mulai terbiasa dengan semua ini. Lagipula bagaimana bisa aku terus-terusan mendiamkanmu?" Lanjut Jihoon tersenyum manis pada Jinyoung.

Tiba-tiba langit bergemuruh, dan mulai berubah warna menjadi gelap tanda akan hujan.

Jinyoung memasukan kelincinya kekandang lalu berdiri. "Ayo masuk, sebentar lagi hujan" Ucapnya sambil menarik tangan Jihoon memasuki pondoknya.

Benar saja, setelah beberapa menit mereka masuk, hujan langsung turun dengan derasnya memancarkan suhu dingin tetapi sepertinya tidak untuk mereka berdua.

Saat ini mereka sedang bergelung dibawah selimut sambil berpelukan dengan posisi Jihoon menenggelamkan wajahnya pada Jinyoung dan Jinyoung mengelus punggung Jihoon sambil sesekali mengecup kepala Jihoon.

"Jihoon." Jinyoung menunduk agar bisa menatap wajah Jihoon.

"Ya?" Jihoon mendongak, ikut menatap wajah Jinyoung.

"Jangan tinggalkan aku Jihoon, aku benar-benar mencintaimu."

Jihoon menatap mata Jinyoung mencari keseriusan disana. Benar. Jinyoung tulus mencintainya.

"Aku juga mencintaimu Jinyoung." balas Jihoon tersenyum, dia tidak bisa membohongi dirinya lagi, perasaannya sama dengan Jinyoung, dimulai dari saat mereka berdua pertama kali bertemu.

"Benarkah?" Jinyoung menatap Jihoon tak percaya. Dia pikir perasaannya hanya sepihak mengingat reaksi dari Jihoon tetapi ternyata itu salah, Jihoon juga sama sepertinya.

~chu

Jihoon mengecup bibir Jinyoung lama, lalu tersenyum kembali. "Aku tidak berbohong Jinyoungie." kekehnya melihat ekspresi tidak percaya dari Jinyoung, menurutnya Jinyoung sangat lucu sekarang.

"Sejak kapan kau mulai menyukaiku?" tanya Jinyoung lagi.

"Aku menyukamu sejak kita pertama kali bertemu."Wajah Jihoon sedikit memerah saat menjawabnya, dia benar-benar sangat malu ketahuan jatuh cinta pandangan pertama kepada pemuda didepannya ini.

"Bagaimana dengan kau? Sejak kapan kau menyukaiku?" Jihoon bertanya balik.

"Sejak kau menciumku disaat aku tidur." Ucapan Jinyoung sukses membuat wajah Jihoon semakin memerah, dia sangat malu mengingat kejadian itu.

"Ugh! aku sangat malu mengingatnya." Jihoon menyembunyikan wajahnya didada Jinyoung, disusul tawa Jinyoung. Baginya Jihoon saat ini sangat menggemaskan.

"Hei, untuk apa malu sayang? Lagipula kita akan sering melakukannya nanti." Goda Jinyoung membuat Jihoon semakin menyembunyikan wajahnya pada dada Jinyoung.

Dan hari itu mereka habiskan dengan penuh kasih sayang tanpa tahu kalau mereka akan berpisah nantinya...

-TBC-

-29/06/2018

©Baeriwinks & Jikyung





WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang