Chapter 12 : Close again

551 97 12
                                    

"Huft.." Jihoon menghembuskan nafasnya, ia lega kelas telah usai. Dia sudah tidak sabar membayangkan pulang kerumah lalu tidur di kasurnya yang empuk.

Tetapi, sepertinya dia harus membuang bayangan itu jauh-jauh setelah melihat Jinyoung tersenyum di pintu kelasnya.

Oh tidak! Hancur sudah rencana istirahatnya..

"Mau sampe kapan berdiri disana? Ayo pulang!" Seru Jinyoung menyandarkan tubuh pada pintu kelas Jihoon.  Keadaan kelas sudah sepi karena semuanya sudah pulang.

Jihoon sedikit menghentak kakinya kesal, sudah seharian ini pemuda berkepala kecil itu mengikutinya. Dan sialnya, dia menyukainya.

"Ayo aku antar." Ucap Jinyoung sambil merangkul bahu Jihoon menuju parkiran.

"Emang nya kamu bawa mobil?"

"Enggak hehe..." Cengir Jinyoung.

Jihoon hanya memutar bola matanya malas. "Bilang aja mau numpang! Udah ayo cepetan aku antar kamu pulang!" Jihoon berjalan mendahului Jinyoung, yang lebih tinggi langsung tersenyum senang. Kapan lagi  sang pujaan hati mampir ke rumahnya.

✨Wonderland✨


Hampir 2 jam Shihyun menunggu Jinyoung di halte depan kampus Jinyoung. Tadi, Jinyoung bilang kalau dia akan pergi naik bus karena itulah dia menunggu sang tunangan di halte.

"Dingin, Jinyoung mana ya? Apa belum selesai? Tapi kan dia cuman nyelesein pendaftaran doang kok lama sih?" Gumam Shihyun.

Hari semakin gelap ditambah suhu mulai mendingin. Shihyun mencoba menghubungi Jinyoung. Tetapi, hasilnya nihil ponsel Jinyoung tidak aktif sama sekali.

Tin..tin..

Suara klakson mobil mengagetkan Shihyun, terlihat kaca mobil terbuka menampakkan seseorang yang sangat dia kenal.

"Masuk" Ucapnya dingin. Shihyun tak bergeming sedikitpun, memilih mengabaikan orang itu.

"Masuk Kim Shihyun, atau aku seret kamu sekarang." ucapnya penuh penekanan. Sukses membuat Shihyun langsung menurutinya daripada memilih diseret paksa menuju mobil.

"Anterin aku ke apartement Jinyoung." Pinta Shihyun tanpa melihat orang itu sedikitpun.

"Enggak, aku antar kamu pulang sekarang. Gak ada penolakan." Yongguk mulai menjalankan mobilnya. Orang itu adalah Yongguk dia khawatir dengan Shihyun hingga mengikutinya dari tadi sejak perjalanan menuju kampus Jinyoung. Melihat Shihyun kedinginan, dia memilih untuk keluar dari persembunyianya sebelum pemuda itu semakin kedinginan.

Shihyun memilih diam, daripada melawan Yongguk dia tidak ingin mengambil resiko menghadapi kemarahan atau diberi hukuman oleh Yongguk. Alih-alih menghawatirkan dirinya sendiri, dia lebih menghawatirkan Jinyoung. 

Kemana pemuda bermarga bae itu sekarang?

Aku harap Jinyoung baik-baik saja

 

 

 

 

Seharusnya, Jihoon sudah berbaring di kasur empuknya sambil bersantai membaca novel atau menonton tv bersama Seonho. Bukan malah terjebak di apartement berdua bersama Jinyoung sekarang.

"Kamu laper gak? Atau mau minum apa?" Tawar Jinyoung yang sudah berganti pakaian sambil mengeringkan rambut basahnya.  Dia baru selesai mandi.

Jihoon diam, menatap Jinyoung. Astaga! Mengapa dalam keadaan rambut basah Jinyoung jadi terlihat sexy?

Jihoon jadi teringat kejadian saat hujan waktu itu, dimana Jinyoung menyentuhnya, ciuman yang memabukkan, cara mendesah tertahan, serta tubuhnya yang—Oh! Sadarlah Park Jihoon!

"Kamu kenapa?" Jinyoung kebingungan melihat Jihoon geleng-geleng kepala. Hei, Jihoon tidak kerasukan sesuatu bukan?

"E-engga! A-aku mau pulang aja!" Gugupnya melangkahkan kaki secepat mungkin, namun naas langkahnya terhenti. Jinyoung menariknya hingga menabrak dada pemuda berkepala kecil itu.

"Mau kemana hm?" bisik Jinyoung tepat ditelinganya, membuat darahnya berdesir. Kakinya terasa lemas.

Tuhan tolong aku! Aku sudah tak kuat lagi.

"A-aku mau pu-pulang Jinyoung, aku ngantuk" Cicit Jihoon, tolong ingatkan dia untuk tidak menoleh ke arah Jinyoung karena jarak mereka sangat dekat sekarang.

"Oh, jadi kode mau ditidurin nih?" Jinyoung menyeringai membawa tubuh Jihoon semakin merapat dengannya.

"Apaan sih? Minggir! Aku mau pulang."  sedikit mendorong tubuh Jinyoung kemudian tangannya kembali dicekal oleh Jinyoung.

"Tunggu disini, aku anterin kamu pulang" Jinyoung mengambil jaket serta dompet.

✨Wonderland✨

Mobil Yongguk sudah dari tadi terparkir didepan rumah Shihyun, tetapi sepertinya tidak ada satupun dari mereka yang mau membuka suara bahkan Shihyun tidak beranjak sedikitpun dari mobil.

"Kenapa sih kamu gak bisa dengerin aku sekali aja? Coba aja kamu pikir, gimana jadinya kalo aku gak dateng tadi?" Yongguk membuka suara.

"Kamu gak ada hak..." Shihyun bersuara sangat pelan.

"Apa?"

"Kamu gak ada hak Yongguk! Jinyoung itu tunangan aku, dan kita gak punya hubungan apapun! Jangan pernah ngelarang aku lagi." Suara Shihyun mulai meninggi, menatap lawan bicaranya dengan nyalang.

"Gak ada hak katamu? Apa perlu aku ingetin satu hal biar kamu inget kalo aku berhak atas kamu hah?!" bentak Yongguk mencengkram erat bahu Shihyun. Yang dicengkram hanya menunduk, dapat Yongguk rasakan bahu Shihyun bergetar.

"Hiks.. A-aku cuman mau jemput Jinyoung sekalian ngasih selamat kalo dia udah diterima tapi aku gak tau kalo ternyata dia gak ada.. Hiks.." Shihyun terisak. Yongguk jadi tak tega  langsung memeluknya erat.

"Udah jangan nangis, maaf aku udah bentak kamu" Ucapnya seraya mengelus pelan punggung Shihyun.

"Yongguk."

"Hm?"

"Nginep dirumah aku ya?"

"Oke"

"Yongguk~" Shihyun mendongak mencebikkan bibirnya imut.

"Apa lagi hm?" Yongguk mengelus surai hitam Shihyun.

"Gendong ~" Yongguk tertawa pelan, Shihyunnya yang manja sudah kembali.

"Kita mampir dulu ke suatu tempat ya?" Jihoon menatap tajam, setelah mendengar penuturan Jinyoung. Ayolah, dia sudah sangat merindukan kasurnya.

"Aku mau pulang Jinyoung." Rengek Jihoon. Berusaha meluluhkan seseorang yang sedang menyetir disebelahnya.

Tadinya Jihoon bersikeras ingin menyetir karena merasa dia yang memiliki mobil, tetapi karena Jinyoung bersikeras akhirnya Jinyoung yang menyetir.

"Cuman sebentar kok." Jihoon mengerucutkan bibirnya sebal. Setelah menimang, akhirnya dia mengiyakan permintaan Jinyoung siapa tahu ini adalah yang terakhir.

-TBC-

-15/07/2018

©Baeriwinks & Kyungiekiyo

WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang