Wonderland

Chapter 19

Sudah beberapa buku Jihoon baca. Tak ada satupun yang berhubungan dengan mimpi itu. Mendadak Jihoon sedikit merinding, tak mungkin bukan ini berkaitan dengan hal mistis?

"Aku lelah." Jihoon menidurkan kepalanya pada meja perpustakaan. Matanya terasa pusing akibat terlalu banyak membaca. Ngomong-ngomong, dia tidak bertemu dengan Jinyoung kira-kira dia kemana? Masa dia membolos kembali?

Tiba-tiba, Jihoon teringat sesuatu. Ketika sedang berada di wonderland, dia pernah membaca sebuah buku. Dia yakin, buku itu pasti adalah jawabannya. Masalahnya sekarang, dimana dia akan menemukan buku itu. Tak mungkin dia harus bermimpi kembali kesana, membayangkan beberapa kejadian waktu dihutan saja sudah membuatnya merinding.

"Loh, Jihoon? Sejak kapan kamu suka nongkrong disini?" rupanya itu Hyungseob.

"Aku lagi nyari buku tapi gak ketemu." balas Jihoon lesu.

"Nyari buku apa?"

"Judulnya "Wonderland" kamu tau?"

"Tau, itukan buku yang ngebahas tentang arti mimpi dan takdir." Jihoon langsung menegakkan tubuhnya.

"Kamu tau? Dimana aku bisa nemuin itu?"

"Ada kok disini. Sini aku cariin." Hyungseob menuntun Jihoon menuju sebuah rak. Mengambil buku tebal bersampul cokelat yang cukup berdebu. Sangat persis seperti Jihoon lihat sebelumnya.

"Ink seriusan nyata kan?" Jihoon mengucek matanya beberapa kali, memastikan bahwa ini bukan mimpi juga.

"Hahaha.. kamu kenapa sih? Jelas lah ini tuh nyata." tawa Hyungseob.

"Yaudah, aku ke kelas dulu ya. Nanti kita pulang bareng." pamit Hyungseob.

Sepeninggalan Hyungseob, Jihoon membuka buku tersebut. Berbeda dengan mimpinya, buku itu terdapat tulisan didalamnya berjumlah 400 halaman. Jihoon tidak menemukan apapun hanya sebuah pembahasan tentang mimpi dan takdir. Hingga sebuah tulisan mulai pudar menarik perhatiannya.

"sebuah ikatan akan menentukan takdirmu, jika ikatan telah terputus, maka semuanya berakhir. Tetapi, jika itu memang takdirmu sehebat apapun rintangan tersebut ikatan tidak akan putus dan semakin kuat."

Jihoon memicingkan matanya, dia memang pernah membaca ini tetapi hanya setengah. Sekarang, dia bisa membaca kalimat itu secara lengkap tetapi sama saja. Hasilnya, dia tidak akan pernah mengerti.

"Kapan sih semua ini berakhir?" runtuk Jihoon.

✨Wonderland✨

Akhirnya, Jihoon memilih keluar dari perpustakaan. Kepalanya sungguh pening, untung saja hanya ada satu materi perkuliahan yang sudah dia jalani tadi pagi.

"Lesu amat." Woojin menoyor kepala Jihoon.

"Apa-apaan sih?" kesal Jihoon.

"Ada masalah apa? Cerita sini sama sahabatmu ini."

"Ini." Jihoon membuka buku yang dia temukan tadi menunjuk pada halaman membingungkan baginya.

"Tau gak maksud dari ini?" Woojin membaca kalimat tersebut dengan seksama. Menganggukkan kepala tanda mengerti.

"Sadar gak, kalo ini berkaitan sama takdirmu?" Jihoon mengernyit bingung.

"Maksudnya?"

"Jadi disini, kamu sudah menjalin sebuah ikatan dengan seseorang. Hingga akhirnya kamu mutusin ikatan itu tapi gak sampai disitu, kalian gak pernah bisa gak bersatu karena apa? Karena lingkaran takdir udah nentuin bahwa ikatan kalian tidak akan putus sampai kapanpun." Jelas Woojin panjang lebar. Jihoon mengerti, berarti selama ini alasan dia selalu bermimpi aneh terbayar sudah.

"Ngomong-ngomong, ngapain nanyain hal ini?" tanya Woojin penasaran.

"Hmm.. lain kali aja dijelasin. Sekarang, sempet liat Jinyoung gak?" Woojin menunjuk kearah pohon rindang. "Tuh, disana lagi merenung." Tanpa menunda lagi, Jihoon langsung menghampiri si pemuda Bae.

"Jinyoung." Mendongak, lalu mengalihkan pandangan kembali.

"Mau apa kesini?" ketusnya.

"Aku mau ngomong sesuatu, aku minta maaf masalah yang kemarin. Aku gak ada maksud sebenernya buat ninggalin kamu, karena perjodohan itu aku terpaksa. Jujur, aku nyaman sama kamu." ujar Jihoon. Jinyoung tersenyum remeh lalu berdiri.

"Setelah ninggalin aku gitu aja, kamu dengan mudahnya kayak gini. Kamu pikir perasaan aku mainan, Park Jihoon?" ucap Jinyoung dingin, meninggalkan Jihoon yang masih mematung.

TBC