Chapter 4 : Strange

610 116 13
                                    

Jihoon melangkahkan kakinya memasuki hutan semakin dalam, dia tak bisa memungkiri, walaupun dirinya itu seorang pemberani kondisi sekitar yang semakin gelap membuatnya ketakutan. Jihoon ingin kembali, namun sudah terlalu jauh. Lagipula dia tidak punya nyali untuk berjalan kembali ke pondok Jinyoung menoleh kebelakang saja dia tidak berani.


'Harusnya aku meminta bantuan atau menyuruh Jinyoung menemaniku tadi.' Batin Jihoon diam-diam menyesali perbuatan gegabahnya hanya karena tidak ingin jatuh terlalu jauh dalam pesona Jinyoung, pria yang menurutnya tidak jelas asal-usulnya dan aneh. Tak lama, Jihoon melihat seorang wanita paruh baya, tidak terlalu tua. Sekitar 50-an?

"Nyonya tunggu!" Seru Jihoon berlari menghampiri wanita tersebut, wanita itu hanya berhenti tanpa menoleh pada Jihoon.

"Permisi, nyonya apakah aku boleh bertanya?" Tanya Jihoon pelan, tetapi hanya hening yang dia dapatkan bahkan wanita itu tidak menoleh sedikitpun padanya.

"Permisi nyonya?" Jihoon memberanikan diri menyentuh bahu wanita itu dan saat itu juga matanya langsung membulat kaget.

"HUWAAAA" Teriak Jihoon kemudian berlari sekuat tenaga berusaha keluar dari hutan itu untuk kembali ke pondok Jinyoung.

Wajah wanita itu bersimbah darah bahkan dia melihat kedua bola matanya putih tanpa ada pupil hitam.

Jihoon terus berlari sampai tak melihat jalan yang dilaluinya. Kakinya terantuk oleh batu hingga ia terjatuh dan pingsan.

"Jinyoung..tolong aku." Lirihnya sebelum tak sadarkan diri.

✨Wonderland✨

Jihoon membuka matanya perlahan, yang dia lihat pertama kali adalah wajah Jinyoung yang tertidur di sebelahnya, dia sudah berada di kamar Jinyoung rupanya.

"Kau sudah bangun?" Jinyoung ikut terbangun akibat pergerakan Jihoon di kasurnya.

"Bagaimana bisa aku sampai disini?" Tanya Jihoon. Seingatnya tadi dia masih pingsan dihutan setelah ketakutan bertemu si wanita jadi-jadian.

"Kau pingsan saat ingin keluar rumah." Jawab Jinyoung.

Tunggu dulu! Sebelum keluar rumah?

Jadi semua yang dia lihat tadi itu tidak nyata sama sekali?Hanyalah sebuah mimpi?

Ini sangat aneh, padahal Jihoon yakin dia 100% sadar tadi dan semua yang dilewatinya di hutan itu nyata, tapi Jinyoung bilang dia pingsan sebelum keluar? Semua ini bertambah aneh baginya.

"Hei, Jihoon kau tak apa kan? Kenapa malah melamun?"

Pertanyaan Jinyoung kembali menyadarkan Jihoon, dia tersenyum sembari mengganguk seolah mengatakan "Tidak apa-apa."

"Aku akan mengambilkanmu makanan, kau pasti lapar bukan?" Jinyoung bangkit dari kasur menuju dapur mengambilkan makanan untuk Jihoon. Nah! Itu dia! Selama berada disini Jihoon tidak pernah merasakan kelaparan sedikitpun padahal terhitung sudah 2 hari dia tidak makan, ini semua bertambah aneh kepalanya jadi pening memikirkan semuanya. "Astaga aku pusing dengan semua ini." Jihoon memijat pelipisnya yang sedikit pusing akibat terlalu banyak berpikir.

Untunglah saat itu juga Jinyoung datang membawa bubur membuat Jihoon harus membuang pikirannya itu sejenak.

"Ini makanlah." Jinyoung berusaha menyuapkan se-sendok bubur ke mulut Jihoon.

"Aku bisa makan sendiri Jinyoung." Tolak Jihoon tapi akhirnya membiarkan Jinyoung menyuapkan bubur ke mulutnya terus menerus hingga habis tak tersisa di mangkuk.

"Anak pintar." Kekeh Jinyoung mengusak rambut Jihoon yang sedang meminum air putih.

"Jinyoung aku ingin bertanya padamu." Jihoon menatap Jinyoung dengan serius.

"Ingin bertanya apa?" Jinyoung ikut-ikutan menatap Jihoon dengan serius.

"Darimana kau mendapatkan bahan makanan ditengah hutan seperti ini?"

Jinyoung berpikir sebentar, menimang jawaban apa yang tepat agar Jihoon mengerti. "Aku tak tahu, tiba-tiba saja ada di dapur." Jawab Jinyoung membuat Jihoon tersentak kaget, bagaimana jika makanan itu beracun? Dan bodohnya dia baru bertanya setelah makanan itu sudah masuk ketubuhnya.

Sungguh! kau sangat bodoh Park Jihoon!

Jinyoung tertawa melihat ekspresi wajah Jihoon yang ditujukan  padanya. "Tenang saja makanan ini aman,aku sudah mencobanya tadi." Ucap Jinyoung seakan tahu isi hati Jihoon.

Jihoon merasa sedikit lega, namun masih banyak hal yang ingin dia tanyakan pada Jinyoung.

"Apa ada lagi yang ingin kau tanyakan padaku?" Tawar Jinyoung lagi.

"Hmm..ya, kenapa kau bisa tinggal sendirian disini?"

Kali ini Jinyoung terdiam sedikit lama, kelihatannya dia berpikir keras. "Aku suka sendirian disini, jauh dari kebisingan kota." Akhirnya Jinyoung menjawab setelah sekian lama terdiam.

"Kau mengantuk?" Jinyoung menaruh mangkuknya dinakas, dibalas anggukan oleh Jihoon sambil mengucek matanya, Jinyoung tersenyum melihat tingkah Jihoon yang menggemaskan baginya lalu menarik Jihoon ke pelukannya mengecup kening Jihoon sambil mengelus punggungnya pelan. "Tidurlah aku akan membangunkanmu nanti."

Jihoon kembali menggangguk menyembunyikan wajahnya pada dada Jinyoung hingga akhirnya mendengkur halus.

'Maafkan aku Jihoon belum saatnya kau tahu tentang diriku dan Wonderland ini'

-TBC-

-24/06/2018

©Baeriwinks & Jikyung

WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang