Part 2 - Jealous

795 85 28
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

DIMENSI
Part 02

💎💎💎

Deburan ombak yang menghantam karang layak suara simphony musik klasik, menyejukkan hati. Tiap sembilan detikan air lautan menyapu lembut pasir putih di daratan dan menciptakan keriuhan tersendiri. Tebing tinggi tampak berdiri kokoh di sudut kiri pantai. Angin dari laut pun membelai tiga namja yang saat ini terbaring diatas tebing tersebut. Salah satunya akhirnya terduduk, dan yang lain mengikuti.

"Dimana ini?"

Pertanyaan itu berasal dari Yoon-gi yang menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal yang sama dilakukan Ji-min dan Seok-jin. Angin kencang menerpa wajah mereka bersamaan. Dingin angin laut membuat tubuh menggigil pula bersamaan. Satu hal yang mereka tahu, mereka berada di tebing tinggi saat ini.

Yoon-gi berjalan menuju tepi tebing dan benar saja dibawahnya laut biru dengan ombak deras menerjang karang-karang yang cukup besar.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" Ji-min menatap cemas. Mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Sewaktu keadaan kacau di acara nominasi Melon Musik Award, ia ditarik oleh Seok-jin dan dengan cepat pula ia memegang Yoon-gi. Berpikir saat itu adalah hari akhirnya sebagai Park Ji-min bersama teman-temannya dari Bangtan Boys.

"Suga hyong, coba pukul aku, mungkin aku lagi mimpi," pinta Ji-min.

"Dengan senang hati," Yoon-gi menyeringai. Tangan mengepalnya batal meninju karena Seok-jin menahannya. "Gak ada waktu bercanda Suga, ini menyeramkan bukan? Kita tiba-tiba disini," omel Seok-jin. Ia mencoba waras dengan kondisi saat ini.

Yoon-gi segera duduk kembali diatas tanah dan menghela napas. "Lalu, ada yang bisa jelaskan kenapa kita disini?"

Ji-min dan Seok-jin menggelengkan kepalanya. "Oh aku ingat, bukankah, kita seharusnya mati?" Seok-jin yang mengangkat tangan itu bantu mengingatkan. Kedua temannya itu kini menatapnya tidak senang.

Tapi para namja itu mengakui baliho besar yang terjatuh harusnya menghancurkan tubuh mereka. Tapi sekarang mereka berada di tempat lain dan suasana malam malah berubah pagi.

"Karena kita sadar kita di dunia mimpi, mungkinkah ini yang disebut Lucid Dreaming? Oh atau di dunia asal, saat ini tubuh kita sudah hancur," Ji-min seram membayangkannya. "Akh, jangan mengatakannya!!" teriak Seok-jin kesal. "Kalau pun harus mati, aku harus tetap tampan pabo,"

"Penting ya harus tetap tampil tampan?" Yoon-gi bertanya dengan tatapan bosannya. Seok-jin mengangguk kuat. Yoon-gi menatap jengkel. Jika saja tidak ingat Seok-jin teman yang paling cocok sekamar dengannya, sudah dilemparnya Seok-jin dari tebing tinggi ini. Untung ia masih punya hati. Bersyukurlah kau Seok-jin, umpatnya dalam hati.

"Hyong, kenapa pendarnya tidak ada," Ji-min mendonggakan kepalanya, melihat langit diatasnya. "Portalnya tidak ada!!!" teriaknya. Mendadak saja ia merasa frustasi. Terbayang wajah orang tua dan saudaranya saat ini.

"Chim tenanglah," Seok-jin mendekat sambil memegang pundak Ji-min. "Tenang hyong? bagaimana bisa kau menyuruhku tenang hyong? kita ini dimana sekarang? Kau masih bisa menyuruhku tenang?"

"Chim, kau mau kulempar ke bawah tidak?" tawar Yoon-gi. "Siapa tahu pas kau terjatuh, kau terbangun dari mimpi ini,"

Ji-min kalem setelah Yoon-gi memberikan tatapan tipis menajamnya. Yoon-gi kemudian ikut menatapi langit yang cerah. Jika pendar yang dilihatnya di dunia asal ada, mungkin tidak akan membuat panik Ji-min tapi pendar aneh berwarna orange itu tidak terlihat sama sekali.

DIMENSION (BTS & KSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang