Part 18 - Where Is This?

507 70 22
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic.

Note : Mohon dukungan vote, terutama komenannya. Lanjut atau tidak, kepanjangan atau tidak, kebanyakan tokoh, terus ceritanya membinggungkan atau gimana? pokoknya komen apa sajalah untuk dukungan. Karena menulis fiksi fantasy ini moodnya naik turun, beda kayak nulis Romance Zero. Pokoknya nyaris sama kayak nulis Dejavu dulu yang dilewatin sama ff author yang fiksi real life 😀😀.

DIMENSI
Part 18

🔆🔆🔆

“Gagal?”

Minkyu menatapi Ryo dan Junpei Mizobata yang baru melaporkan soal kegagalannya mendapatkan Taehyung dan Soeun. Sementara Wongeun dan Woojin juga gagal mengejar Seokjin dan yang lain. Katana dengan bilah tajam ditangan Minkyu dipegang bagian Nakago (gagang) dengan menggenggamnya kuat, Minkyu kemudian mengayunkan katana tersebut. Berhasil menebas leher seseorang hingga sebuah kepala terlepas dari tubuh dan terjatuh. Ryo dan yang lain menatapi kepala yang menggelinding di lantai. Kepala seorang prajurit kerajaan yang ikut mengejar buruan tadi.

Melihat kepala tersebut para prajurit yang ketakutan langsung melarikan diri keluar paviliun.  

“Akh, kenapa benda setipis ini bisa memotong leher yang tebal ya?” Minkyu mengusapi bilah dibagian Hanage (hard steel), yang penuh darah dan menganggumi ketajaman bilah bagian memotong.  

Aura dingin Ryo terpancar melalui sorot matanya yang menajam. Yakin sekali Minkyu ingin menebas lehernya tadi. Junpei, temannya, juga menatap dingin sosok Minkyu. Diliriknya Kenzo yang lebih dihormatinya dibandingkan Minkyu. Melihat Kenzo hanya diam sambil duduk di kursi berlengan bahan kayu, ia menghela napas.

“Hujan tiba-tiba muncul lalu tanah longsor di depan kami,” Junpei beri keterangan dari kegagalannya kemarin bersama Ryo. Dikarenakan hujan yang tidak berhenti mereka berteduh di rumah penduduk di hutan dan menunggu pagi datang lalu kemudian kembali ke Istana Gyeongbogung memberi laporan kegagalan mereka pada Minkyu. 

Minkyu beralih menatap pada Woojin dan Wongeun yang seharusnya mendapatkan Seokjin, Jungkook dan Hoseok tapi mereka juga gagal. “Kami tersesat, kuda tiba-tiba berbalik arah dan bertingkah, tidak bisa dikendalikan,” Woojin memberi keterangan setelah ditatap Minkyu. Sama seperti Ryo dan Junpei, mereka tidur di penginapan sampai menjelang pagi.

Minkyu terdiam. Sejenak dihelanya napas. Padahal ia sudah sesumbar pada Raja untuk menangkap klan Han yang disebutnya penyihir. Belum lagi ada dukungan kuat dari cerita prajurit yang pertama kali bertemu Taehyung dan So Eun lalu menyebut Taehyung sebagai penyihir yang hidup kembali dan pakaian ala Barat yang dikenakan mereka. Para prajurit itu bisa tahu soal penyihir atas bukti kuat seorang penulis dari kerajaan yang telah membuat buku. Penulis itu menceritakan kisah para penyihir di masa kerajaan masa pemerintahan Raja Hyojong dan Raja Hyeonjong. Berikut dengan gambar para Klan Han yang pernah di saksikan hingga dibuat gambarnya dalam buku. Buku yang kemudian ditulis ulang terus menerus oleh penulis berikutnya.

Minkyu kemudian menatapi sebuah lukisan Empat Gunung dengan hiasan awan orannye sedikit hitam, bulan purnama dengan separuhnya pun menghitam, dan Moon Tree yang terbelah menjadi dua di sudut kiri bawah. Diamatinya agak lama Lukisan yang disebut ‘Langit Merah’ sebab langitnya merah bukan seperti yang seharusnya berwarna langit yang merupakan hasil disperi cahaya matahari berwarna biru dan awan berwarna putih. Tapi pada lukisan yang ditatap Minkyu, langit di warna merah, semerah darah kental manusia. Awan berwarna oranye sedikit hitam. Gunungnya diberi warna kuning tua. Warna abstrak dan asal pada lukisan itu memang terlihat seperti lukisan yang tidak ada jiwa seni dari sang pelukis. Tapi jika diamati dengan seksama. Lukisan itu membawa perasaan hampa, ketakutan, kegelapan, tangisan dan kemarahan.

DIMENSION (BTS & KSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang