Jaejoong kembali ke rumah sakit tempatnya bekerja, tepatnya rumah sakit jiwa. Eits, namanya rumah sakit jiwa bukan berarti isinya semuanya orang gila. Hanya orang yang memiliki gangguan mental atau psikologis dan membutuhkan bantuan agar mereka terbebas dari masalah tersebut.
“Dokter Kim, anda sudah kembali?” tanya seorang suster yang berada di bagian administrasi.
“Ne, kalian sudah makan siang?” tanya Jaejoong berhenti dan berbasa basi pada orang orang. Jaejoong orang yang ramah pada siapapun. Pembawaannya yang easy going membuat semua orang nyaman bersamanya.
“Sudah dokter, apa ada pasien setelah ini? Kau sangat sibuk sampai jarang berkumpul bersama kami lagi,” ucap suster itu.
“Itu tuntutan pekerjaan, sudah sewajarnya aku sibuk dan bersikap profesional,” jawab Jaejoong dengan senyuman membuat perawat disana ingin memekik karena bisa melihat dengan jelas senyuman menawan dari salah satu dokter psikolog yang populer di rumah sakit ini.
“Kau yang terbaik dokter,” puji salah satu perawat dan diangguki yang lain.
“Oh ya, kalian tau dimana Yoochun, Junsu, Jongin dan Sehun?” tanya Jaejoong mencari keempat rekannya yang tidak dia lihat dari tadi.
“Kami tadi melihat dokter Yoochun dengan perawat Junsu di kantin. Lalu dokter Sehun dan Jongin diruang istirahat,” jawab seorang perawat namja disana.
“Gomawo, aku pergi dulu,” pamit Jaejoong.
Jaejoong bergegas mencari keempat rekannya mulai dari kantin, mendapati Yoochun dan Junsu yang sepertinya tengah berkencan dengan serunya. Jaejoong lantas menyela diantara mereka, “wah, serunya sampai lupa waktu ya. Kencan saja yang kalian lakukan,” tukas Jaejoong pada Yoochun dan Junsu.
“Makanya cari pacar hyung,” bukannya menyesal malah menyerang Jaejoong balik membuat namja cantik itu mendelik dan memukul kepala keduanya.
“Atau jangan jangan kau sudah punya?” selidik Yoochun.
“Apa maksudmu?” tanya Jaejoong tidak paham, kenapa kini berbalik padanya.
Yoochun menunjuk leher Jaejoong diikuti Junsu yang melihat arah jari kekasihnya. “Wah, bagaimana kau mendapatkan ini?”
Jaejoong tersadar, astaga dia melupakan kissmark buatan Christian. “Tidak, tadi ada nyamuk yang menggigit,” bela Jaejoong namun semakin membuat kedua namja itu menatap Jaejoong menyelidik.
“Sudahlah selesaikan makanan kalian, dan kita bekerja. Aku harus mencari Jongin dan Sehun,” ujar Jaejoong berusaha menghindari situasi ini.
Setelah kepergian Jaejoong, Yoochun dan Junsu bertatapan heran. “Chunnie, kau yakin itu bukan kissmark?” Yoochun membalas dengan gelengan, mereka berdua mencurigai Jaejoong sekarang.
Jaejoong sibuk merutuki dirinya yang melupakan ‘sesuatu’ yang ada dilehernya hingga tanpa sadar sudah sampai di ruang istirahat para dokter. Masuk keruangan bagian dokter pria untuk mencari kedua bocah yang kemungkinan sedang tidur. Dan benar, disana Jongin tengah tidur diranjang yang super berantakan dan Sehun yang tidur dilantai. Jaejoong memijat pelipisnya, ‘apa mereka tidur seranjang sebelumnya? Padahal sepertinya ranjang masih banyak, kenapa Sehun bisa tertidur dilantai bawah ranjang Jongin?’ batin Jaejoong melihat posisi urakan Jongin dan Sehun yang sama sekali tidak terusik tidur dilantai.
“Yah, Oh Sehun bangun!” Jaejoong menggoyangkan badan Sehun dilantai. Sehun menggeliat tak nyaman dan…. Kembali tidur.
“Aish anak ini. Kim Jongin, bangun!” Jaejoong memukul Jongin yang masih betah memejamkan matanya. Sangat sulit jika membangunkan kedua bocah penggemar tidur ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Sides of You
FanfictionJung Yunho adalah salah satu dalam jajaran Presiden Direktur muda. Kaya, tampan dan berkharisma namun dibalik pahatan nyaris sempurna itu, Yunho memiliki sesuatu yang membuatnya harus menutup diri dari dunia luar. Kepribadian ganda, itu yang ia alam...