Chapter 17

2.7K 435 25
                                    

Jaejoong sedang rebahan dikasurnya setelah lelah bekerja hari ini. Menilik jam dinding yang menunjukkan pukul delapan lebih tiga puluh lima menit. “Masih ada waktu sebelum tidur, ah aku mau mandi,” monolog Jaejoong pada dirinya sendiri.

Selepas mandi, melirik jam digital dimeja nakasnya tepat pukul 21:12 Jaejoong selesai mandi dan telah berpakaian terkejut karena suara bel apartemennya berbunyi. Menggerutu kesal karena siapa orang yang bertamu malam malam begini. “Iya sebentar.”

Jaejoong terlalu malas mengecek intercom untuk melihat siapa yang datang langsung membuka pintu apartemennya. Menyerit karena tidak mendapati seseorang diluar apartemennya. Mendecak sebal karena merasa dipermainkan oleh orang iseng yang menekan bel apartemennya dan hendak masuk kembali.

Namun sebuah benda dilantai menarik perhatian Jaejoong. Jaejoong mengambil benda berupa map yang berwarna hitam. Melihat benda apa itu hingga matanya melotot menyadari benda apa yang ia pegang sekarang. Melirik kanan dan kiri untuk mencari siapa yang meletakkan map ini didepan pintu apartemennya. Namun nihil, disini hanya dia yang berada diluar apartemen.

Memilih membawa map hitam tersebut masuk kedalam. Melihat ada tulisan ‘open’ yang sepertinya ini memang ditujukan untuknya. Membukanya perlahan dan mendapati sebuah kertas berwarna merah yang berada dalam amplop coklat didalam map hitam tersebut.

‘Pergilah kealamat yang tertulis dibawah tanpa orang lain sekarang atau kau tau akibatnya’ –Uknow

Jaejoong terkesiap membaca pesan tersebut lantas membaca alamat yang tertulis dibawahnya dan segera bersiap untuk pergi. Ia menyingkirkan segala praduga yang hinggap dipikirannya. Ia tidak pernah setakut ini sebelumnya. “Tuhan, tolong jaga kami.”
.
.
Yunho tengah membereskan barang barang dikamarnya setelah selesai membereskan beberapa kekacauan diperusahaan bersama Changmin yang tinggal dengannya sudah seminggu ini. Yunho merapikan beberapa berkas termasuk tas Changmin hingga sebuah buku terjatuh dari dalam tas tersebut. Ingin ia bertanya buku macam apa ini namun Changmin baru saja ia minta membeli beberapa bir untuk teman mengobrol mereka.

Jam menunjukkan pukul 21:12 sebuah pesan dari nomor tidak diketahui masuk.

‘Dibawah laci almari dikamar tamu,’ bunyi pesan tersebut.

Yunho tidak mengerti apa itu lantas segera beranjak menuju kamar tamu. Melihat almari yang dimaksud lantas membuka lacinya dan membuat Yunho terkejut. Disana, sebuah map berwarna hitam yang ia cari berada disana, padahal sebelumnya ia sudah memeriksanya namun karena tempatnya dibawah laci jadi sepertinya ia melewatkannya.

Dibukanya map tersebut dan mendapati kertas merah bertorehkan tinta hitam. ‘2222495’

Yunho tidak paham apa maksud deretan angka tersebut lantas kembali ke ruangannya sebelumnya dan menelpon Changmin. Bunyi lain terdengar diruangan tersebut yang rupanya bunyi dari ponsel Changmin yang ternyata ditinggal pemiliknya.

“Ah sialan,” umpat Yunho hingga ponselnya berdering, pengirim pesan dari nomor tak dikenal tadi menghubunginya lagi. Mengangkatnya dengan hati hati, “Yeobseyo.”

“Datanglah kerumahmu tanpa orang lain. Lihat pertunjukan yang akan kubuat,” ujar suara tersebut lalu memutus panggilannya.

“Apa maksudmu yah, yeobseyo,” Yunho hendak bertanya namun sambungan telepon telah tertutup. Menghubunginya balik namun nomor tersebut telah dinonaktifkan.

Tanpa membuang waktu Yunho langsung menyambar mantelnya dan segera menuju rumahnya. Banyak pemikiran yang hinggap di kepalanya membuatnya khawatir. Mengabaikan satpam yang menanyai kemana tujuannya malam malam karena kelewat cemas. Langsung masuk kedalam mobilnya dan mengendarainya dengan gila gilaan.
.
.
Sesampainya dirumahnya, ia langsung saja masuk karena gerbangnya terbuka dan tidak ada satpam disana. “Kemana penjaganya? Kenapa ini sangat sepi?” gumam Yunho karena tidak mendapati seorangpun dirumahnya.

Five Sides of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang