Chapter 18

2.6K 408 23
                                    

Sudah 2 jam namun lampu ruang operasi belum menunjukkan kalau operasinya selesai. Jaejoong dan Changmin sedari tadi menunduk sambil merapalkan doa untuk keselamatan Yunho. Changmin sedikit mendongak melihat hyungnya yang menunduk dalam yang ia yakini tengah cemas dan berdoa untuk keselamatan Yunho. Siapa kekasih yang tidak cemas saat orang yang mereka cintai sedang diantara hidup dan mati.

“Hyung, maafkan aku,” lirih Changmin namun ia tau Jaejoong pasti mendengarnya.

“Maaf karena mengkhianatimu dan Yunho hyung. Aku punya alasan.”

“Kau cukup menjelaskannya pada Yunho ketika dia sadar nanti. Kau tidak lihat bagaimana wajah kecewanya Min? Kau bersama dengannya jauh lebih lama dibanding diriku, kau seharusnya mengerti,” ujar Jaejoong.

“Maafkan aku,” jawab Changmin tidak mampu berkata kata lagi.

Jaejoong memilih diam tanpa menjawab Changmin sedikitpun. Ia tidak marah pada Changmin, ia tau adiknya pasti memiliki alasan atas tindakannya. Changmin tidak mungkin melakukan ini semua karena ingin belaka bukan? Changmin anak yang cerdas dan Jaejoong tau itu.

Jaejoong mendongakkan kepalanya kala mendengar pintu operasi terbuka. Jaejoong lihat disana salah satu dokter senior keluar, “bagaimana keadaan pasien dokter?” tanya Jaejoong langsung. Changmin mengekor dibelakangnya.

“Kondisi Mr Jung cukup parah karena pukulan benda tumpul keras yang menghantam kepalanya. Juga 2 peluru yang bersarang pada tubuhnya sudah berhasil kami keluarkan dan untungnya tidak mengenai organ vitalnya. Tapi karena luka pada kepalanya membuat pasien kemungkinan mengalami amnesia namun kita belum bisa memastikan sebelum pasien sadar. Saat ini pasien butuh istirahat sedikit lebih lama,” ujar dokter tersebut.

Jaejoong merosot karena terkejut sekaligus lega karena kemungkinan Yunho sembuh lebih besar. Changmin membantu Jaejoong berdiri.

“Mr Jung teman anda dokter Kim?” tanya dokter tersebut.

“Ne sunbaenim,” jawab Jaejoong dengan hormat pada seniornya.

“Semoga temanmu lekas sembuh dokter Kim,” ujar sang dokter.

“Nde, kamsahamnida,” jawab Jaejoong lalu membungkuk dan dokter tersebut pergi.
.
.
.
Besok paginya, berita tentang penyerangan Yunho oleh Mr Choi dan sekutunya menyebar luas. Seluruh stasiun TV menayangkan berbagai macam spekulasi karena dari pihak Tohoshinki Group belum memberikan pernyataan secara resmi. Pihak kepolisian juga belum memberikan klarifikasi karena masih dalam tahap penyelidikan.

Kini Jaejoong tengah berada dikamar rawat Yunho yang tubuhnya penuh dengan alat bantu. Jaejoong meringis seolah merasakan sakit yang Yunho alami.

Suara pintu terbuka membuat Jaejoong mengalihkan pandangannya dari Yunho ke arah pintu. Tidak semua orang bisa masuk ke ruang rawat Yunho, hanya beberapa saja karena didepan dijaga beberapa bodyguard. Disana, Appa dan Eomma Changmin datang dengan wajah khawatir yang sangat kentara.

“Joongie,” ujar Mrs Shim pada Jaejoong.

“Eomma,” jawab Jaejoong sambil memeluk Mrs Shim erat. Mrs Shim juga membalas pelukan Jaejoong sambil menyelus surai Jaejoong sayang.

“Cup sayang, ceritakan pada Eomma dan Appa ne. Dan dimana Changmin?” tanya Mrs Shim tidak mendapati putranya disini.

“Changmin bilang sedang mengurus yang terjadi tadi malam di kantor polisi,” jawab Jaejoong.

“Sudah jangan sedih, Yunho pasti kuat. Nanti Yunho ikut sedih kalau kau begini terus,” hibur Mrs Shim. Beliau sudah mengetahui hubungan Yunho dengan Jaejoong melalui Changmin dan pastinya Mr maupun Mrs Shim merestui mereka.

Five Sides of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang