4. IVF

10.8K 388 15
                                    

Cerita ini hanya fiktif dan pasti tidak ada di dunia nyata. Jika ada keanehan jangan salahkan ceritanya. Salahkan otak saya yang kepikiran dan mau-nya bikin cerita seperti ini.

Terima kasih sudah mau mampir untuk baca dan mengikuti kisah Rena dan Arya yang absurd bin aneh ini.

Part ini untuk = twmiwa  yang bilang part kemarin pendek, hehehe, semoga part ini lebih panjang dari kemarin ya...thanks.

*

*

*

4. IVF

Kevin Arya Wibisono

Aku menatap seseorang yang duduk dihadapanku dengan tatapan memperingatkan. Namun yang terjadi tetap saja orang itu mengabaikan aku. Dia adalah Alex teman masa SMA ku. Alex masih saja tertawa. Ya. Alex sedang menertawakan aku karena kejadian lima belas menit yang lalu.

Flashback on

Aku melangkah memasuki sebuah mall. Di tempat inilah temanku semasa SMA mengajak bertemu. Aku mengiyakan saja ketika dia minta bertemu di sebuah mall karena aku bukan orang yang bermasalah dengan tempat. Aku masih mengenakan pakaian kerjaku karena temanku tersebut minta bertemu saat jam makan siang. Aku menanggalkan jas-ku karena aku merasa akan sangat mencolok jika aku memakainya saat berada di mall. Saat ini penampilanku jauh terlihat lebih santai dengan kemeja dan celana yang sebenarnya satu set dengan jas.

Aku melihat smartphone-ku, ada satu chat masuk dari temanku. Ia memberitahu bahwa dirinya juga baru saja tiba. Setelah mengetik jawaban dan mengirimnya aku masukan kembali smartphone-ku ke saku celana. Kini aku melangkah menuju satu restoran –ada di dalam mall- yang disebutkan oleh temanku melalui chat.

Brukk!!

Langkahku terhenti ketika seseorang menabrakku. Aku menatap lurus ke bawah, seorang anak laki-laki jatuh terduduk setelah menabrakku. Aku yakin anak tersebut berlari tanpa memperhatikan sekelilingnya. Kini mataku menatap apa yang ada di genggaman anak laki-laki tersebut, ice cream.

Sial!

Ada noda ice cream menempel di celanaku. Dan aku...hanya terdiam walau emosi-ku perlahan naik tinggal menunggu waktu untuk diluapkan. Tapi aku masih bisa mengendalikan diri bahwa yang aku hadapi adalah seorang laki-laki yang masih berusia sekitar empat atau lima tahun.

Aku masih berdiri ditempatku ketika seseorang menghampiri anak laki-laki yang masih setia duduk, matanya menatapku dengan sorot...takut. Orang tersebut begitu mencemaskan anak laki-laki yang sudah menabrakku dan sekarang sedang ketakutan. Mungkin takut aku marahi, andai saja anak itu bukan anak kecil aku pasti akan memarahinya habis-habisan karena sembrono. Lagi pula aku sudah tidak tega untuk memarahi anak itu setelah melihat raut ketakutan di wajahnya.

Mataku bersitatap dengan manik mata yang...indah. Ya. Aku mengatakan indah karena memang begitu adanya. Walau pun kelopak mata itu terlihat sembab tapi tidak mengurangi keindahan dari manik mata tersebut. Sorot matanya...lembut. Aku pernah mengenal seseorang dengan sorot mata seperti miliknya.

Aku tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan oleh wanita pemilik manik mata indah itu. "Maaf, Pak." Wanita itu sudah berdiri berhadapan denganku.

"Maaf, Pak. Bapak baik-baik saja?" Aku terkesiap saat wanita itu memanggilku lagi dan kembali bertanya.

"Ini..." wanita itu memberikan tissue basah kepadaku. Aku kembali teringat dengan noda ice cream di celanku dan aku kembali menjadi...emosi. Segera aku menerima tissue basah itu kemudian membersihkan noda ice cream yang menempel di celanaku.

Love in IVF (in vitro fertilization)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang