13. IVF

7K 283 25
                                    

Hai teman2 semua yang menunggu Rena Arya.

Terima kasih untuk komen2 yang ingin Rena Arya update.

Dari awal aku memberitahu bahwa cerita ini tidak masuk akal. Jadi jangan protesnya kalau ngawur. Hehehe.

Aku merasa part ini absurd. Mohon dimaafkan ya...

Kalau ada typo tolong bantu koreksi ya...teman2.

Terima kasih untuk setia menunggu Rena Arya update. Terima kasih masih mau mampir membaca karyaku yang ga cetho ini. Semoga teman2 terhibur.

Selamat membaca teman2 semua...(jangan lupa tekan bintang & komen ya...) Sehat selalu untuk kalian. ^_^

*

*

*

13. IVF

Kevin Arya Wibisono

Aku tahu sesekali kakek melihatku dari sudut matanya di saat beliau sedang mendengar staf kantor –salah satu dari panitia acara- memberikan laporan tambahan mengenai acara ulang tahun perusahaan. Kami baru saja mengadakan pertemuan dengan para pegawai yang kami percaya menjadi panitia untuk menangani acara yang biasa dilaksanakan setahun sekali, ulang tahun perusahaan. Kurang dari dua minggu lagi ulang tahun perusahaan akan dilaksanakan.

Aku selesai merapikan catatanku dan telah berdiri dari tempat duduk ketika kakek menghampiri. Beliau menyunggingkan senyum yang aku tahu betul arti dari senyuman tersebut.

"Bagaimana menurut kamu cara kerja mereka?" tanya kakek ketika sudah berada di dekatku.

"Seperti yang kakek ingin dan harapkan bukan? Aku tahu mereka akan bekerja dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maximal dalam acara besok."

Kakek tersenyum seraya mengangguk perlahan. "Begitu pula dengan kamu Arya, aku juga ingin kamu membuktikan hasil usaha mu di hari tersebut. Jangan lupa cucu-ku." Kakek menepuk bahu kiri-ku sebelum beliau berbalik untuk ke luar dari ruang pertemuan.

Untuk kesekian kalinya kakek mengingatkanku dan aku rasa kakek tidak akan bosan untuk melakukan hal tersebut. Aku merasa lebih baik diingatkan seperti ini dari pada kakek berusaha mengenalkanku dengan cucu dari teman-temannya. Aku sendiri tidak akan lupa begitu saja mengenai hari yang sudah ditentukan, karena hal itu layaknya perjanjian tidak tertulis antara aku dan kakek. Untuk saat ini aku tidak ingin sesumbar dihadapan kakek. Akan ada waktunya untuk membuktikan yaitu di hari perayaan ulang tahun perusahaan.

Aku tersenyum mengingat bahwa aku sudah mendapatkan hasil usaha yang kakek ingin dan harapkan. Kini tinggal melihat reaksi beliau.

*

*

*

"Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Rena?"

"Baik." Jawabku singkat pada Pak Bimo disela-sela kami sedang membereskan dokumen yang sudah selesai kami bahas. Pak Bimo satu-satunya orang yang mengetahui bagaimana hubunganku dengan Rena.

"Kenapa tidak kamu mengenalkan Rena pada Pak Wibisono?"

Aku menggeleng. "Belum saatnya. Ada beberapa hal yang harus aku dan Rena selesaikan terlebih dahulu."

"Jangan terlalu membebani Rena, Arya." Pak Bimo memberi peringatan padaku. Dalam nada bicara Pak Bimo aku dapat mendengar seorang ayah yang sedang menjaga anaknya.

"Aku tahu bagaimana aku harus bertindak, Pak." Aku menatap Pak Bimo serius. "Aku rasa kamu sudah seperti ayah Rena, Pak." Aku menyuarakan pendapatku namun seperti biasa Pak Bimo tetap tenang.

Love in IVF (in vitro fertilization)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang