18. IVF

5.6K 248 12
                                    

Aku paksakan untuk update padahal ini baru setengah jalan.

Habis ini aku ada acara jadi...aku update separo dulu yak teman2.

Semoga tidak mengecewakan.

Selamat membaca. Sehat selalu teman2. Terima kasih

*

*

*

18. IVF

arohaBEBE

"Wah...cantiknya...!" seru Chika ketika memasuki sebuah ruangan dimana Rena berada. Beberapa saat yang lalu Rena baru saja selesai di make up dan telah berganti pakaian.

Rena tersenyum pada Chika –yang juga berdandan cantik- yang sedang berjalan kearahnya. Chika tidak menyembunyikan kekagumannnya pada Rena –yang tak lama lagi akan jadi iparnya. Chika mengamati penampilan Rena, make up minimalis, rambut terurai dengan sedikit digelombang dan dijepit pita pada sisi kiri kanan. Gaun putih berbahan brokat modern sengaja ia pilihkan untuk Rena. Gaun yang melekat itu sangat pas pada Rena yang sederhana.

"Woo...kalau kak Arya lihat pasti pengen tanggal nikahnya diajuin." Goda Chika membuat pipi Rena merona dan tersenyum malu. Rena menepuk ringan lengan Chika. "Eh! Beneran lho...Ren." Ucap Chika menyakinkan dan kembali membuat Rena malu.

"Pokoknya tidak salah deh...kalau kakek buru-buru ngelamar kamu buat kak Arya." Lanjut Chika.

Rena menatap Chika dengan alis bertaut senyumnya mempunyai maksud mempertanyakan tentang ucapan Chika.

Chika menghela napas pelan. "Kakek pengen segera punya cucu jadi kalau kak Arya serius sama kamu. Ya...buat apa lama-lama?" mengedipkan sebelah matanya.

Rena benar-benar senang dan terhibur dengan sifat Chika yang ceria. Sejak tadi jantungnya berdegup kencang dan ia merasa tegang. Hari ini tepat seminggu setelah Pak Wibisono datang bertamu ke rumahnya. Malam itu bukan hanya pertemuan antara ke dua keluarga. Namun pertemuan itu berlanjut dengan membahas keseriusan hubungan yang akan dijalin kedua keluarga tersebut.

Pak Wibisono langsung menyatakan niatnya untuk melamar putri pertama dari ibu Yadi. Sebagai seorang ibu, ibu Yadi bahagia karena keluarga dari kekasih putrinya menyatakan niat baik yaitu melamar. Namun dengan waktu seminggu ibu Yadi tidak yakin bisa mempersiapkan acara lamaran. Apalagi mengetahui calon besannya bukan dari kalangan –kalangan biasa- seperti dirinya, hal tersebut membuat ibu Yadi minder.

Oleh desakan Pak Wibisono acara lamaran tetap dilaksanakan. Pak Wibisono berpesan –dengan tidak mengurangi rasa hormat- pada ibu Yadi untuk tidak mempermasalahkan persiapan lamaran karena semua akan ditanggung oleh pihak calon mempelai pria

Setelah malam dimana keluarga Arya bertamu ke rumah keluarga Rena, ibu Yadi menghubungi sanak saudaranya yang berada di kampung untuk memberitahukan kabar baik. Pak Wibisono juga yang akan memfasilitasi sanak saudara dari keluarga ibu Yadi. Rena dan ibunya merasa sungkan diperlakukan seperti itu oleh Pak Wibisono. Pertama mengingat status mereka yang bukan siapa-siapa. Kedua takut digunjingkan oleh tetangga-tetangga. Tapi apa daya mereka tidak bisa menolak keinginan dari seorang boss besar.

"Ibu memiliki hal yang lebih utama dari semua, yaitu putri ibu. Calon mempelai wanita. Terima kasih sudah mempercayakan putri ibu pada cucu saya." Ucap Pak Wibisono kepada Ibu Yadi.

*

*

*

Di salah satu banquet hall yang terdapat di The Royal Hotel, Arya dan Rena berdiri berhadapan. Prosesi lamaran masih berjalan –dengan baik dan lancar- sampai pada sesi dimana saat ini kedua calon mempelai berdiri di hadapan kedua keluarga besar, sanak saudara, dan tamu undangan. Tiba saat untuk kedua calon mempelai menyematkan cincin di jari pasangannya.

Love in IVF (in vitro fertilization)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang