15. IVF

6.3K 276 33
                                    

Mungkin...disini kalian akan menemukan kata2 dalam percakapan yang berbeda dari prolog. Ini disesuaikan dengan ide yang tiba2 melintas dipikiranku. Maaf kalau membuat tidak nyaman.

Maaf kalau part ini aneh. Maaf kalau banyak typo. Maaf kalau Cuma sedikit. Semoga teman2 tetap berkenan untuk membacanya. ^_^

Terima kasih kepada teman2 semua yang masih berkenan memperhatikan Rena Arya. Setidaknya cerita Love In IVF masih mendapat 1% dukungan dari teman2. ^.^

Selamat membaca teman2 semua. Tetap dukung Rena Arya ya... terima kasih >.<

*

*

*

15. IVF

arohaBEBE

Arya menatap seseorang yang berdiri di samping Chika. Wajah itu jelas tidak asing bagi dirinya. Paras manis itu –yang kini juga sedang menatapnya dengan senyum lembut namun juga terkesan canggung- terlihat mempesona dengan riasan sederhana. Gaun putih sederhana membalut tubuh wanita tersebut.

Acara pemotongan tumpeng dan kata sambutan oleh pemilik serta penerus telah selesai dilaksanakan. Arya mengikuti kakeknya turun dari panggung acara.

"Kenapa terlambat?" tanya Pak Wibisono pada Chika setelah sampai ke dekat meja mereka.

Chika tersenyum melangkah mendekati kakeknya. "Chika harus mengurus pacar orang lain dulu, Kek. Ada yang ninggalin pacarnya di depan apartemen." Jawab Chika sarkas sembari melirik Arya kemudian bergelayut manja dilengan sang kakek.

Pak Wibisono mendengar jelas jawaban Chika dan mengikuti arah pandang Chika. Pak Wibisono tersenyum menanggapi.

"Kamu?" tanya Pak Wibisono ramah pada Rena, seseorang yang datang bersama Chika.

Rena akan membuka mulutnya bersiap menjawab. "Biar Kak Arya saja yang jelasin ke kakek." Chika menyahut, nadanya menuntut Arya untuk menjelaskan. "Kakek duduk dulu ya..." ucap Chika lembut mempersilahkan sang kakek. "Rena kamu duduk disini." Chika menggeser tubuh Rena ke kursi tepat di sebelah kanan Pak Wibisono serta mendudukan Rena secara paksa. Chika kemudian duduk tepat di sebelah kiri Pak Wibisono, sisi yang berlawanan dari Rena. Irene tidak mempermasalahkan tempat duduk yang sekarang di tempati oleh saudara kembarnya . Mereka duduk melingkari meja. Acara kembali dilanjutkan dengan berbagai penampilan sembari menikmati hidangan.

"Kamu...?"

Rena menoleh pada Pak Wibisono yang sedang mengajaknya bicara.

"Saya? Maaf. Kenalkan nama saya Rena." Rena mengulurkan tangannya. Terlihat gugup dan canggung. Bagaimana tidak? jika saat ini ia sedang berhadapan dengan pemilik dari sebuah perusahaan besar.

Pria yang berusia tiga kali lipat lebih darinya itu tersenyum ramah dan menyambut uluran tangan Rena. "Saya Wibisono, kakeknya Arya juga si kembar Irene Chika." Balas Pak Wibisono juga memperkenalkan dirinya. "Kamu, sama Arya...?" tanya Pak Wibisono dengan hati-hati namun jelas sekali matanya menyiratkan keingintahuan. Pak Wibisono masih ingat yang dikatakan Chika tapi ia lebih suka bertanya pada Rena.

Rena terdiam ia sedang berpikir jawaban apa yang tepat untuk pertanyaan tersebut. Dia dengan Arya. Disebut apa hubungan yang mereka jalin saat ini?

"Rena calon istri Arya, Kek." Arya menjawab dengan santai kemudian meneguk minumannya. Rena menelan ludahnya dengan susah payah mendengar jawaban Arya yang begitu gamblang dan tegas. Bahkan jantung Rena berdebar kencang menunggu reaksi dari pria paruh baya yang duduk disampingnya namun ada perasaan asing yang lebih mendominasi. Si kembar mengulum senyum mendengar jawaban dari kakak sepupunya yang begitu to the point.

Love in IVF (in vitro fertilization)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang