Tepat saat matahari sedang terbenam, Raya dan lainnya sampai di Pantai Batu Hiu yang merupakan tempat mereka menginap malam ini. Jadi, besok pagi mereka dapat langsung ke Green Canyon yang jaraknya sekitar dua puluh lima menit dari Pantai Batu Hiu dengan tujuan agar mendapatkan antrian perahu yang pertama dan tentunya belum banyak pengunjung yang datang.
Setelah puas beristirahat sambil menyaksikan matahari terbenam serta langit jingga yang telah berubah menjadi hitam dari atas bukit kecil yang berada di pantai ini, sekarang mereka pergi ke tempat untuk mendirikan tenda yang cukup besar sehingga dapat menampung mereka bertujuh. Tenda, sleeping bag, dan keperluan berkemah lainnya dipinjam Lupus dari Organisasi Pencinta Alam yang diikutinya.
Meskipun mereka mampu menyewa penginapan tetapi mereka memilih untuk camping agar dapat menikmati pengalaman yang berbeda di pinggir pantai. Lagipula mereka sudah terbiasa untuk hanya sekedar merebahkan tubuh di lantai bersama saat menjadi volunteer, tidak peduli siapa yang berada di sebelah mereka, wanita atau pria sama saja masing-masing dari mereka pun sudah dewasa sehingga paham mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sudah ada sensor moral tersendiri dari setiap individu.
Usai mendirikan tenda di atas bukit tidak jauh dari tempat mereka menyaksikan matahari terbenam sebelumnya, sekarang mereka makan malam dengan menyantap ikan bakar dan aneka seafood lainnya yang mereka beli di tempat makan tidak jauh dari lokasi mereka mendirikan tenda.
Setelah itu mereka ke toilet untuk sekedar berganti pakaian, cuci muka, cuci kaki, cuci tangan, dan sikat gigi. Toilet pria dan wanita terpisah, jadi para pria yang sudah selesai terlebih dahulu, tanpa diminta, berinisiatif untuk menunggu para wanita di kursi yang hanya sekitar dua meter dari toilet tersebut.
Selagi menunggu, Jeremy membuka suaranya mengawali perbincangan mereka dengan suara yang tidak terlalu kencang—antisipasi kalau mungkin saja terdengar oleh Raya dan Kania yang berada di dalam toilet.
"Parah lo Pus, tadi ganggu acara pdkt-nya Reza ke Raya aja lo! Tiga tahun man doi nunggu kesempatan ini buat dateng, ehhh lu tiba-tiba motong, pas lagi seru-serunya lagi!" ucap Jeremy yang ternyata mendengar percakapan antara Reza dan Raya.
"Serius? Yaaah.. sorry sorry, Zaaa. Gue enggak ngeh sumpah, pas kapan sih emang?" tanya Lupus dengan lugu dan penuh penyesalan.
"Pas sebelum Nike Ardilla inget enggak?" jawab Jeremy.
"Gue juga sebenernya udah bangun dari kapan tau tapi pura-pura tidur aja biar kalian bisa lanjut ngobrol," timpal Bugi.
"Lo juga ya, Sak, pura-pura tidur? Gue liat dari spion ini anak merem tapi senyam-senyum sendiri. Apa enggak, mimpi yang aneh-aneh lo ya?" tanya Reza.
"Ngapain gue mimpi gituan? Orang objek mimpinya lagi senderan di bahu gue..." jawab Sakti sembari memiringkan kepalanya seolah bersandar di kepala Kania—mereka ulang kejadian di dalam mobil—kemudian mengusap bahu yang sebelumnya dijadikan senderan Kania dengan senyum sumringah yang mengembang di bibirnya.
"Eh kalau gitu lo juga ganggu, Emy! Pas Kania masih senderan tiba-tiba lu teriak 'apaan sih Puuus ganggu orang tidur aja' gitu, padahal gue udah nutup mulut!" seru Lupus seraya melayangkan pukulan pelan ke bahu Jeremy yang duduk di sebelahnya.
"Yah sorry deh, Sak! Enggak tau gue, lagi lu duluan cumi yang goyang-goyangin badan gue!" sergah Jeremy, yang akrab dipanggil Emy, kepada Lupus tidak mau kalah.
"Ahahaha sama aje lu berdua! Makanya jadi silent listener kayak gua, kalau mau bangun, melek dikit dulu liat situasi dan kondisi," ucap Bugi dengan bijak.
![](https://img.wattpad.com/cover/60235483-288-k540043.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIONHEARTED
Literatura Kobieca"This is the real life -- we don't always get what we want and the destiny can be so heartless, sometimes." ______ "The hardest part when it comes to love; heart thinks faster than brain." ______ From urbandictionary.com, LIONHEARTED; ...