Cinta itu tunggal tidak akan menjadi jamak. Sesungguhnya cinta yang lebih dari satu adalah ucapan belaka.
🌙🌙🌙
"Rest.. Hari ini jadwal lo buat cari pacar baru. Yang kemarin buat satu minggu lalu udah lo putusin. Udah masuk daftar para mantan." ucap Gafa sambil melihat catatan nama mantan Forest di tangannya.
Forest menoleh, entah mengapa ia tak lagi semangat untuk hal ini seperti biasa. Ia menghela napas, lalu mengambil alih buku catatan di tangan Gafa. Dengan malas ia mengamati satu persatu nama yang mungkin ia sudah lupa, jika perkiraannya sudah 58 wanita di SMA Metranasional yang ia coba jadikan pacar, belum termasuk cewek di sekolah lain. Mungkin bisa di katakan banyak.
"Lagi males gue buat pacaran. Gitu-gitu mulu, gak ada sensasi istimewanya. Libur aja buat minggu ini."
Telinga Dano menangkap setiap kata yang diucapkan Forest. Kepalanya langsung mendongak dari tidurnya di meja tempat duduknya di kelas, Dano menatap Forest dengan tatapan aneh. Tatapan yang sulit diterjemahkan.
"Babang Forest kok gitu, kalau babang gak pacaran kan dedek gemes juga yang susah. Hayolo,.. Kalo babang meriang gak ada yang memberi kasih sayang, ya gak mungkin dedek yang kasih kan? Dikira apel makan apel.. Homo!.."
"Bego lo No!.. Dengan lo ngomong gitu, menurut ilmu sastra udah mengandung unsur kalo lo itu gak doyan cewek. Lo suka Forest ya?!" ujar Gafa sambil mendekatkan dirinya ke tempat Dano, dengan menggeser kursi tempat ia duduk.
"Apa?! Saya suka Forest? Anda jangan bekerja menjadi pengarang cerita. Saya itu jomblo terhormat, daripada anda jomblo terlaknat." ucap Dano tegas.
"Jomblo terhormat? Yang dihormati siapa hah? Para kumpulan semut paling. Pernah pacaran aja enggak." balas Gafa dengan lirikan tajamnya pada Dano.
"Anda menantang saya? Camkan, saya tidak takut dengan apapun selain Allah. Saya dedek gemes berani berpacaran dengan siapa saja wanita. Lifera sekalipun."
"Lifera? Cewek yang kemarin bentrok sama Forest? Galak gitu, lo deketin satu kilo meter aja nyawa lo ilang. Sang The king playboy SMA Metranasional aja udah ngerasain di tonjok." ucap Gafa sambil terkekeh dengan melirik Forest.
"Apaan sih lo pada?! Kenapa jadi ngomongin cewek gila itu. Lifera? Nama apaan tuh, gak keren." seru Forest mulai mencampuri perbincangan Gafa dan Dano.
Gafa dan Dano saling pandang, merasakan sesuatu yang satu pikiran. "Nama lo lebih gak keren lagi Rest.. Forest? Hutan lindung Kalimantan noh!" ujar Gafa.
Forest memutar bola matanya malas, "Terserah lo berdua. Lupain soal nama yang gak penting dibahas. Ngomong-ngomong pagi ini gue belum liat tuh cewek. Samperin yuk!" ajak Forest.
"Ciee.. Ciee.. Tanda-tanda ada yang jatuh ke lubang cinta." goda Gafa sambil mencolek lengan Forest.
Forest menatap tajam Gafa, lalu memukul lengan Gafa kuat membuat Gafa meringis kesakitan. "Sakit elah lu Rest.." ucap Gafa sembari mengelus elus lengannya.
"Banci lo Gaf! Ya udah yuk No, sama lo aja. Si Gafa gak usah di peduliin."
Forest menarik paksa Dano, meninggalkan Gafa yang menggerutu kesal. Forest dan Dano keluar dari kelasnya yaitu kelas 12 IPS-D yang masih sepi bila baru jam enam pagi.
Setelah sampai di depan kelas 11 IPA-B, Forest berhenti lalu menujuk Dano. "Lo intip!"
Dano hanya mengangguk, lalu masuk ke dalam kelas. Forest menepuk dahinya kaget. Bukannya ia menyuruh Dano untuk sekedar mengintip, tapi ini Dano malah masuk ke dalam kelas. Salah besar Forest memberikan tugas itu pada Dano. "Mati gaya gue, dasar Dano makhluk pluto!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lifera
Teen Fiction"Tawa yang menjadi penyamar luka." Lifera Amelya Dewitahari. Gadis cantik dengan sikap seperti wanita pada umumnya. Ia nampak sempurna banyak pria yang ingin memilikinya, hanya saja itu pujian belaka. Goresan luka oleh sang masa lalu, membuatnya eng...