EPILOG #6
SEHUN
Bangku di belakangku sedang tanpa penghuni. Dia tidak masuk hari ini karena cuti sakit untuk memeriksakan dirinya ke rumah sakit yang tentu saja setelah kupaksa. Karena, jika tidak akan kuberitahu Luhan, dan ternyata cukup ampuh dengan mengancamnya begitu. Tepatnya, dia izin pulang setelah istirahat makan siang berlangsung.
Aku memilih pergi ke perpustakaan untuk mengisi waktu karena tidak ada guru. Namun, tidak sengaja aku jadi teringat saat Seokmin mengajak Arial bicara ketika ia sedang tidur. Aku tidak penasaran dengan apa yang mereka bicarakan, namun saat itu aku melihat wajah Arial begitu serius, lebih tepatnya seperti ingin menangis.
Sama seperti saat itu. Saat kami studi wisata, ketika dia sehabis makan siang dan banyak diam di bus. Mungkin, dia akan yang melihatku lebih dingin, namun nyatanya aku tetap melihat gerak-geriknya dari pantulan kaca bus. Dan,mataku tak dapat lepas untuk mengawasinya.Itu sudah seperti menjadi kebiasaan yang tak dapat hilang dengan mudah.
Lalu, ketika tiba di kuil yang lain mendengarkan penjelasan biksu di aula besar. Dia malah menghilang. Wali kelas kami memintaku untuk mencarinya, dan benar saja aku menemukan dia sedang berdiri di hadapan dewa, sedang menyalakan dupa dan memejamkan mata. Akupun menghampirinya, dan berdiri di samping Arial. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku mengamatinya berdo'a.
"Kau berdo'a pada dewa tetapi saat natal tiba meminta hadiah pada santa. Aneh dan konyol."kataku supaya konsentrasinya rusak. Aku sedikit melebarkan mataku begitu mendapati Arial yang sama sekali tak terpengaruh dengan apa yang aku katakan.
Lalu aku menggeleng dan tiba-tiba saja aku tersenyum sendiri melihatnya yang benar-benar serius berdo'a. Andai saja, ia bisa seserius itu saat belajar. Pasti dia akan pintar terus sama seperti saat kami masih di sekolah dasar.
Akupun ikut menyalakan dupa, lalu memejamkan mata dan mulai mengucapkan hal-hal dalam hati.
Aku hanya berharap bahwa semoga persahabatan kami tidak akan pernah rusak meski nantinya kami sudah memiliki seseorang yang kami sukai. Dan juga, semoga Arial bisa menggapai impiannya untuk menjadi ahli astronomi karena dedikasinya pada bintang begitu besar.
Aku tidak berdo'a untuk diriku sendiri. Jika Arial sudah seserius itu, pasti paling tidak ia ada memasukkan namaku dalam do'anya. Iya bukan?
®EVERYTHING HAS CHANGED®
Sehun hanya memijat kepalanya pelan begitu ia selesai merapihkan kondominiumnya yang ditinggal dengan tidak bertanggung jawabnya oleh Arial dalam keadaan yang errr –berantakan sekali.
Sehun sudah berkali-kali menghubungi Arial, dari kamarnya berantakan, ia mandi bahkan selesai mandi dan kini Sehun sudah makan sarapannya dan masih belum ada jawaban juga dari Arial.
"Ini sebabnya aku tidak bisa mengalihkan mataku darinya. Arial Ahn."
Setelah mendengar nada sambung agak lama, Arial baru mengangkatnya.
"Halo?"
Nah, kemana saja dia? Dari pagi ditelpon, siang begini baru menjawab. Sukses sekali Arial mengerjai Sehun yang membatalkan seluruh rencana kegiatannya hari ini hanya karena Arial tidak menjawab saat ditelpon.
"KENAPA KAMARKU BERANTAKAN SEPERTI INI?!" Sehun bicara sambil menendang-nendang gulingnya di kasur. "Nanti aku kembali, akan kurapikan."
"Tidak usah!Terlambat. Kau di mana dari tadi kuhubungi tidak dijawab.." Sehun sudah lega meneriaki Arial yang memang wajib diteriaki begitu supaya dia merenungi kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
【Soon】EHC Sequel: (still) Come and Gone
FanfictionMenjadi sahabat, tidak harus selalu akrab. Persahabatan kami adalah persahabatan yang seperti itu. Kebersamaan tetap ada meski kami tidak akrab? Ya, itulah aku dengan dia. Sampai suatu hal lain, mengubah segalanya di antara kami. Dan, tidak ada ya...