10| Wedding Dress
Sehun hanya melihat mobil Luhan yang menjauh dengan kap mobil yang mulai tertutup rapat. Ia mulai bertanya pada dirinya sendiri 'Mengapa ia tak menahan Arial untuk tetap bersama dengannya walau hanya sejenak tadi?'
Namun, ia segera mengusir perasaan yang membuatnya gusar itu dan melanjutkan perjalanan menuju kondominiumnya.
::: EVERYTHING has CHANGED:::
Arial asik mengaca dan merapikan rambutnya yang mencuat keluar dari lilitan syal yang terkalung dilehernya. "Luhan Oppa, apa kau ada meninggalkan sebuah kotak susu di ruang belajarku?"
"Kau bicara apa, Rial?aku tidak pernah melakukan itu. Ada apa denganmu?" tanya Luhan berbalik pada Arial yang membuat gadis itu mengerutkan keningnya membentuk sebuah rasa penasaran. Pasalnya, pengakuan Luhan membuatnya kaget bukan main.
Lalu, siapa yang menaruh susu kotak pisang itu dan note bertuliskan agar tidak sakit dan tetap semangat? Sehun?
Jawabannya mustahil.
"Aah, bukan apa-apa kok."jawab Arial sambil menyengir sungkan. Ia pun memilih menyandarkan badannya dan memejamkan matanya daripada Luhan bertanya yang aneh-aneh.
:::EVERYTHING has CHANGED:::
Arial segera membongkar semua buku yang ia bawa untuk mencari note yang ia ambil dari susu kotak dan menyamainya dengan tulisan Sehun yang ada di buku fisika miliknya. 'Apa mungkin Sehun?'tanya Arial dalam hati kian menguar begitu ia menemukan tulisan note itu. Dan lagi, jantungnya tiba-tiba saja berdebar lagi.
"Tidak mungkin!" teriak gadis itu histeris. Arial bukan histeris karena tulisan itu sama, tapi jika fakta yang ada mengatakan demikian sebuah tanya makin menghantui kepala Arial seperti misalnya 'Ada apa dengan Oh Sehun si anak arogan itu?'
Apa kepalanya sudah terbentur sesuatu hingga bisa punya rasa peduli yang tak pernah gadis itu dapat sejak lama? Arial pun segera meraih mantel dan mengganti sandal rumahnya dengan sepatu sneakers yang ia kenakan secara asal. Ia harus mengklarifikasi semua ini dengan Sehun. Yap. Dan juga termasuk ciuman mereka pada malam itu.
Begitu ia membuka pintu ia terbelalak kaget karena ada Luhan dihadapannya. "Astaga!!" teriak Arial membuat Luhan tertawa lalu mengantongi tangannya disaku celana yang ia kenakan.
"Begitu tidak sabarnya ya, kau bertemu dengan calon mertuamu?" goda Luhan yang membuat Arial hanya melongo tak mengerti, kerja otaknya tiba-tiba melambat "Hah?" respon Arial singkat, ia masih menganga karena ia bingung dengan situasi sekarang.
"Kau bilang iya saat tadi aku bilang ingin bertemu dengan ibuku sebelum beliau kembali ke China. Ayo, Ibu sudah menunggu kita, Arial." ujar Luhan lalu menggenggam tangan gadis itu dan menuju mobil.
"T-tapi.."
:::EVERYTHING HAS CHANGED:::
Luhan hanya tersenyum begitu ia melihat kedua wanita yang berjalan di depannya asik bersenda gurau dengan bahasa mandarin. Untung saja, Arial cukup baik untuk berbahasa negaranya jadi, tidak ada kendala yang berarti. Langkah kedua wanita itu terhenti begitu tiba di depan pintu masuk toko gaun pengantin yang sempat Luhan tengok tempo waktu lalu.
"Sehun -ah? sedang apa kau disini?"
Lelaki itu hanya menundukkan kepala sebentar sebagai salam hormat kepada wanita tua yang ada dihadapannya,lalu matanya memandang orang yang berada dibelakang Arial kemudian ia menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
【Soon】EHC Sequel: (still) Come and Gone
Hayran KurguMenjadi sahabat, tidak harus selalu akrab. Persahabatan kami adalah persahabatan yang seperti itu. Kebersamaan tetap ada meski kami tidak akrab? Ya, itulah aku dengan dia. Sampai suatu hal lain, mengubah segalanya di antara kami. Dan, tidak ada ya...