-Epilog #2-

234 38 0
                                    

=Epilog 2=

"Tidak ikut jam Pak Kang tapi ke sini. Sama saja."gerutu Arial sambil mengembungkan pipinya malas. Sehun hanya terkekeh saja, dan menarik satu bangku di sudut untuk diduduki Arial, dengan malas akhirnya menghempaskan bokongnya di sana.

"Tempat ini lebih baik, dari pada aku harus melihatmu jadi bahan gunjingan anak sekelas. Dan juga cercaan empuk Pak Kang, setelah Pak Han memulai jamnya kita bisa kembali ke kelas."

Jawaban Sehun membuat Arial kalah telak. Sehun menarik bangku di sisi lain sebelum ia beranjak lagi untuk mengambil beberapa buku, Arial hanya menatapnya malas, seraya menaruh kepalanya di meja. Dan, lelaki itu kembali seraya menaruh beberapa buku di atas meja. Ada satu buku tebal, dan beberapa buku ukuran sedang yang diambilnya.

"Tugas Pak Han sudah?"

"Sedikit, tidak tahu salah apa benarnya. Tapi, kau selalu membawaku ke tempat yang mendatangkan kantuk untukku."

Sehun mengambil buku tebalnya, mengangkat kepala Arial dan menjadikan buku itu bantal, membuat Arial hanya mengerutkan kening bingung. Sehun melirik jam tangannya. "Kau bisa tidur sekitar 40 menit dari sekarang, setelah itu bangun dan kerjakan tugas Pak Han, kau punya waktu 35 menit untuk itu."

"Benefitnya tidak sebanding dengan otakku yang harus berpikir setelah tidur. Kau curang, Oh Sehun!"

Sehun mulai menuliskan tugasnya pada secarik kertas yang ia minta pada adik kelasnya saat mengambil buku –buku itu. "Waktumu sisa 35 menit lagi. Aku harus mengerjakan tugasku."

"Baiklah. Pastikan tidak ada yang mengusiliku dengan melaporkan ini pada pihak sekolah."

"Cepat pejamkan mata."jawab Sehun masih fokus pada pekerjaannya, dan Arial segera memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama untuk Arial jatuh terlelap jika sudah ngantuk berat.

Kurang dari tujuh menit, ia sudah tidak berada dalam dunia Sehun lagi. Dan, Sehun hanya menatap Arial disela ia mengerjakan tugasnya, tiba – tiba ia tersenyum kecil tidak tahu sebabnya apa.

Setelah memastikan keadaan perpustakaan telah sepi, dan tidak ada yang mondar – mandir melewati meja mereka, dimana Arial terlelap. Sehun segera beranjak dari tempatnya. Ia perlu kembali ke kelas, untuk mengambil buku tugas miliknya, dan juga milik Arial.

**

"Hei! Kau darimana saja, Oh Sehun!"

"Kau tahu, Arial dihukum lagi tadi oleh Pak Kang."

"Aku tahu. Aku akan kembali jam kedua pelajaran Pak Han ya, bilang saja aku belum kembali dari menjemput ayahku."

"Memang kau mau kemana? Membawa buku tugas Arial juga?"

"Perpus. Aku akan memeriksa tugas Arial." Mendengar perbincangan Arial, seorang lelaki segera keluar dari kelas menuju Perpustakaan.

"Oh baiklah. Sampai nanti."

Tak butuh waktu lama untuknya tiba di sana, tanpa ditanya oleh guru – guru, karena dia adalah ketua kelas dari kelas 3-2. "Seokmin, sedang apa di sini?"

"Meminjam buku refrensi dari Pak Han untuk jam tambahan. Kau sendiri, Yoonju?"

"Baru saja mengembalikan buku yang aku pinjam. Kalau begitu, aku pergi duluan."

"Ya baiklah, silahkan."

Seokmin segera mengembalikan buku yang asal ia ambil, dan mengendap menuju meja – meja yang berada di sudut ruang perpustakaan. Dan, benar saja. Ada Arial sedang terlelap dengan buku tebal yang ia jadikan bantal. Lelaki itu menggeleng dan mendecak pelan, tangannya mengelus rambut Arial lembut yang membuat gadis itu membuka matanya sayup – sayup didetik berikutnya.

"Sedang apa kau Lee Seokmin?"

"Melihat manuraku tidur."

Arial memutar mata dan mengangkat kepalanya, duduk lurus menyandar pada bangku miliknya. "Kau sungguh mengganggu. Tahu?"sinis Arial memijat kepalanya, bangun dalam keadaan tersentak membuat kepalanya sakit seketika. Dan, dimana Oh Sehun sekarang? Ia berniat mengerjai Arial atau bagaimana?

"Tahu kok. Oh ya, tadi aku bertemu dengan Yoonju, wakil ketua osis yang Sehun sukai.."

"Dulu. Itu cerita lama, jangan diungkit lagi."jawab Arial, ia sebal berbicara tentang Yoonju. Bukan karena Arial menaruh hati pada teman arogannya itu –tidak sama sekali. Tapi, bagaimana bisa orang sesempurna Sehun ditolak oleh gadis sesempurna Yoonju. Sebenarnya, kriteria apa yang gadis itu mau sampai sahabatnya itu ditolak.

"Oh! Jadi, kau menolakku saat di atap karena sebenarnya kau –'

"Berhenti bicara. Kau mengganggu yang lain!"bisik Arial dengan nada menekan pada Seokmin. Karena, jika sudah begini bukan orang pintarlah yang dimarahi, tapi orang bodohlah yang kena imbasnya.

"Tapi.. apa kau tidak merasa hal lain saat bersama Sehun? Maksudku, sejak kejadian penolakkan itu, kau semacam kena imbas darinya seperti kau tidak dapat banyak berinteraksi dengan anak – anak kelasan."

Arial menarik napas, kalimat Seokmin membuatnya merasakan sesuatu bentuk emosi yang tak dapat ia jelaskan. Seketika, matanya merasa panas ingin menangis dan juga merasa kesal diwaktu yang sama. "Itu karena dia benci –apa kau pikir mereka yang mau bertemankan denganku atas dasar rasa kesungguhan ingin berteman? Tidak bukan? Mereka selalu punya maksud.."

"..sebaiknya kau kembali ke kelas, sudah pergantian jam. Sehun akan datang dan aku harus mengerjakan tugasku. Kau tidak ingin melihatku dihukum,kan kali ini?"

"Baiklah. Beritahu aku jika kau butuh sesuatu, manuraku. Annyeong."

Arial hanya mengulas senyum kecil, dan membuka buku tebal itu seraya menundukkan kepalanya. Ia sedikit terisak, namun ia segera menyeka air matanya cepat. Sehun tidak boleh melihatnya.

Namun, dari kejauhanpun meski tidak mendengar apa yang Arial bicarakan, Sehun dapat melihat dari tempatnya berdiri bahwa Arial tidak baik – baik saja, bahwa Arial menundukkan kepalanya dalam sambil membuka buku artinya ia sedang menangis. Tapi, apa yang Arial tangisi juga, Sehun tidak tahu. Sama sekali. Meskipun ia ingin, ia enggan mencari tahu hal – hal yang hanya membuat Arial terluka. Jadi, setelah berselang beberapa menit, ia baru menghampiri Arial.

"Kau bangun lebih cepat dari perkiraan."

Arial mendesis sebal dan menatap Sehun jengah, "Kau yang pergi kelamaan."

Sehun hanya duduk kembali ditempat yang sama, dan menaruh buku miliknya dan Arial. "Arial, ada apa?"tanya Sehun cuek seperti biasa, "Kenapa bertanya?"

"Tidak ada. Mari kita periksa prmu."tukas Sehun dan akhirnya seperti kesepakatan awal, mereka mengerjakan pr bersama di perpustakaan.

Bersambung..

a.n

versi lama gak ada ini, yang di blog juga gak ada, so kalo kalian tanya kenapa yaa emang baru kepikiran aja, sampe chapter 7 cerita ini akan beda. .

thank you buat yang udah baca dan silahkan apresiasi kalian :)

Dictionary:

Manura = Istriku

【Soon】EHC Sequel: (still) Come and GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang