2 - Bingung

396 71 23
                                    

Nada menghembuskan napasnya kasar, ia baru saja selesai mengikuti pelajaran olahraga yang benar-benar menyiksa napasnya.

Nada memang memiliki riwayat penyakit asma yang membuatnya seharusnya tidak boleh terlalu lelah, tapi apadaya para siswa yang terancam tidak naik kelas karena nilai kosong jika mereka masih memikirkan penyakit.

Menyedihkan memang, siswa seperti ditekan harus bisa walaupun terkadang ada yang bilang "kalau capek istirahat," cih, jika sudah istirahat nanti tetap dipaksa bisa lagi kan walau kita masih belum bisa.

"Diberitahukan kepada seluruh siswa untuk turun ke lapangan guna mengikuti latihan suporter."

Nada mencoba menarik napasnya dalam-dalam, baru saja napasnya seolah di uji kini harus di uji lagi?

Nada menuruni anak tangga dengan perlahan, Nada memberenggut kesal saat mengingat Lara dan Raina yang tak ada di sini.

Lara saat ini masih berada di ruang lab. komputer untuk bergabung bersama ekskul Movie maker yang saat ini tengah memiliki project baru sedangkan Raina? Gadis itu tidak masuk sekolah karena katanya ia memiliki acara keluarga.

Nada ikut bergabung diantara lingkaran yang sudah hampir tersusun untuk masuk mengikuti latihan untuk suporter pertandingan basket yang sebentar lagi akan di laksanakan.

Baru sekitar dua lagu di nyanyikan rasanya napas Nada sudah benar-benar dipompa habis, rasanya dadanya sangat sesak bagai tengah di jepit sebuah benda dengan kencang, mulutnya sudah benar-benar mencoba bernapas agar teratur, namun ia benar-benar sudah kehabisan tenaga dan semuanya gelap.

-Triangle-

Nada mengerjapkan matanya beberapa kali, ia kini mendapati dirinya tengah terbaring di atas sebuah kasur yang nyaman, matanya melirik ke sekitarnya,"kok gue bisa di rumah."

"Nad! Sadar juga akhirnya lo! Kalo sakit nggak usah sok-sok jadi suporter deh," kata Kakak kedua Nada.

Kakaknya memang sangat sering mengommelinya, memerintahnya, ya walaupun ia tetap mendapat imbalan seperti makan gratis atau nonton gratis tetap saja Nada seperti menjadi seorang Cinderella di rumahnya, bedanya kini ia masih belum di temukan sang pangeran untuk mencoba sepatu kaca saja.

Nada kembali dari khayalannya tentang seorang pangeran yang datang dan akan menjemputnya dengan menyuruhnya mencoba sepatu kaca itu, jangankan di suruh coba sepatu kaca, sepatu gue lepas aja nggak ada yang peduli rasanya, gerutunya dalam hati.

Nada mencoba bangun dari posisinya yang saat ini berbaring, kepalanya ia coba sandarkan keatas kepala ranjang.

Tak lama kakak perempuannya yang pertama datang dengan membawakan sebuah nampan yang berisi air putih dan juga beberapa obat, "Diminum dulu, Nad, cepet sembuh ya," kata Deby--kakak Nada yang pertama sambil mengusap kepala Nada

Nada tersenyum kearah kakaknya, ia meraih air putih dan obat yang diberikan kepadanya tadi untuk meringankan rasa sesak yang masih sedikit mendominasinya.

drrt drrt...

Nada menoleh dan mendapati layar ponselnya dalam keadaan menyala, tangannya meraih ponsel itu dan membuka sebuah pesan yang baru saja masuk.

Nako: kamu dimana?

Nako: Oyy

Nako: kamu kenapa?

Dengan sedikit senyumnya Nada membalas pesan tersebut, ia tak pernah merasa sangat diperhatikan oleh lawan jenis selain dari ayahnya.

Nadara: Di rumah

Triangle | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang