Nada meletakkan ponselnya keatas mejanya, dengan tangan terlipat untuk menopang dagunya Nada menghembuskan napasnya kasar, guru mata pelajaran yang seharusnya mengajar tidak juga menunjukkan batang hidungnya padahal tadi ia sudah dengan sangat bersusah payah untuk menyalin jawaban milik temannya.
Kepala Nada terteloh kearah pintu kelasnya, koridor depan kelasnya sangat sepi karena hampir semua kelas terisi dengan gurunya masing-masing, jadi hanya kelas Nada yang tidak ada guru.
Kini Raina sudah tidak ada, gadis itu sudah hampir dua minggu pindah ke sekolah barunya, sedangkan Lara pasti tengah belajar dikelasnya, Nada menolehkan kepalanya untuk mengamati sekelilingnya, siswi kelasnya lebih memilih bergosip di salah satu meja, sedangkan para siswa lebih memilih berbaring di karpet literasi sambil sibuk menonton dari sebuah laptop yang seperti menampilkan anime Jepang.
Awalnya Nada ingin bergabung dengan para siswa kelasnya, namun tontonan yang tengah para siswa tonton itu tidak memungkinkan untuk dirinya bergabung jadilah kini ia sendirian di mejanya dengan wajah tertekuk.
Pada akhirnya untuk mengurangi rasa bosannya Nada memilih meraih ponselnya dan membuka aplikasi chatting miliknya.
Nada mengerucutkan bibirnya saat pesan yang tadi malam ia kirimkan kepada Nako masih belum dibaca oleh cowok itu.
Dengan rasa penasaran akhirnya ia mengecek status Nako, "Ish!" Nada mendengus kesal saat melihat bahwa Nako saat ini tengah aktif, namun cowok itu tak membaca pesannya.
Ada perasaan kesal di hati Nada saat melihat hal tersebut, akhirnya Nada lebih memilih memainkan aplikasi miliknya yang lain.
Saat tengah memainkan instagram miliknya Nada teringat dengan Raina, siapa tau cewek bertubuh kecil itu tengah tidak ada guru juga dan dapat menemaninya mengobrol via chat.
Dengan semangat Nada mengetikkan pesan kepada Raina, biasanya cewek itu akan sangat cepat membalas pesannya, namun entah mengapa akhir-akhir ini Raina memang lebih sering slow respon saat dikirim pesan.
Nada menghembuskan napasnya kasar, pada akhirnya Nada memilih menyembunyikan wajahnya dibalik lekukan tangannya dan tak lama ia tertidur.
-Triangle-
Tidur Nada terganggu dengan goyangan pelan pada bahunya, dengan malas Nada membuka kelopak matanya perlahan dan mengerjapkannya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya.
Nada terduduk tegap di kursinya, ia menatap Lara yang kini tengah duduk disebelahnya, "Ck," Nada berdecak kesal mengetahui Lara yang menggnggu tidurnya, "Kenapa?" tanya Nada menatap Lara penasaran.
"Ke UKS, ada pertemuan," kata Lara sambil berdiri dari tempatnya.
Nada menghembuskan napasnya kasar. Ia dan Lara memang terdaftar sebagai anggota PMR disekolahnya, disekolahnya sendiri PMR, OSIS, IRMA, dan Paskib merupakan empat ekskul utama yang menjadi tongkat berdirinya sekolah, sehingga jadilah anggota-anggota yang ada didalamnya akan selalu sibuk saat sekolah memiliki acara penting.
Nada kini duduk disebelah Lara, Nada menoleh kesebelah kirinya yang ternyata diduduki Fya dan diselah kiri Fya diduduki oleh Yasya.
"Ngantuk, Nad?" tanya Yasya yang langsung saja dijawab anggukan oleh Nada.
"Jamkos tadi tiga jam mata pelajaran, Pak Erham nggak masuk," jawab Nada.
Yasya berdecak, "tadi jam satu dua, dia masuk dikelas gue! Eh dikelas lo kosong," gerutu Yasya dengan nada kesal.
Nada melirik kesebelahnya yang kini sudah berganti orang, Lara kini tengah berada bersama para kakak kelas untuk membicarakan hal penting.
Tak lama mereka menunggu Nada menoleh kebelakangnya yang kini tengah duduk Lara sambil tersenyum, "kesambet lo?" tanya Nada sambil berbisik agar tidak dilihat seniornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle | Tamat
Ficção AdolescenteDigombalin lewat ketikan bapernya sampai ke real life. _______________________________________________ Semua dilakukan secara virtual saat ini, namun haruskah aku jatuh hati kepada sosok yang kutemui sebatas ketikan jari? Semua tentang Nada yang ter...