Setidaknya usaha dulu untuk mempertahankan daripada meninggalkan sebelum berusaha.
-Triangle-
Nada menghembuskan napasnya kasar saat melihat isi kotak pensilnya yang kembali kosong, sudah berapa kali ia membeli pulpen, namun pulpen tersebut pasti hilang tanpa jejak setelah digunakan satu hari.
"Gue sumpahin mandul 7 turunan yang ambil pulpen gue!" Sumpah Nada sambil menggerutu.
Ditengah gerutuannya Nada berhenti,"mandul kok bisa sampai 7 keturunan ya?" Pikir Nada sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Tangan mungilnya masih mengobrak-abrik isi tas dan kotak pensilnya untuk mencari paling tidak sebuah pulpen yang bisa ia gunakan untuk mengerjakan tugasnya.
Nada menghembuskan napasnya kasar saat usaha yang dilakukannya sia-sia. Ia sama sekali tidak menemukan sebatang pulpen pun di dalam tas, laci, kotak pensil, bahkan hingga kelantai kelasnya, siapa tau ada pulpen milik temannya jatuh kan.
Otaknya kini memikirkan bagaimana caranya untuk menemukan pulpen, mau meminjam temannya pelit semua, mau beli uangnya kurang. Nada hanya bisa mendesah kesal karena ia tak menemukan pulpen yang bisa ia gunakan.
Nada memikirkan temannya dari kelas lain yang bisa ia pinjami pulpen, pikirannya jatuh ke Lara, "biasanya Lara banyak pulpen!" Kata Nada dengan semangat.
Baru satu langkah berjalan Nada sudah menghentikan langkahnya, "mana mau itu anak minjemin, baru kemarin dia marah gara-gara pulepnnya gue ilangin!" Keluh Nada kesal.
Yafa? Cowok pelit pulpen itu sudah pasti akan melindungi pulepnnya dari Nada yang sangat sering menghilangkan pulpen.
Yasya? Cewek itu sama saja seperti Lara, pulpennya baru saja ia hilangkan juga, jadi besar kemungkinan cewek itu akan mengamuk dan marah kepadanya.
Nada menghembuskan napasnya kasar saat dirinya tidak menemukan pinjaman pulpen.
Nada keluar dari kelasnya dan memutuskan untuk ke UKS sekolahnya karena beberapa hari yang lalu saat dirinya ke UKS ia melihat sebuah pulpen tergeletak di atas meja UKS.
Nada membuka pintu UKS, matanya mengernyit saat melihat seseorang yang tak asing di matanya tengah berdiri dengan kepala bertoleh-toleh seperti sedang mencari sesuatu.
Nada mengangkat bibirnya, menatap kesal kearah cowok yang berdiri sekitar sepuluh langkah di depan pintu UKS itu.
Nada menghampiri cowok yang mengenakan seragam basket andalan sekolahnya yang juga sekolah Nada waktu SMP.
"Bambang!" Panggil Nada dengan suara melengking.
Cowok yang dipanggil oleh Nada itu membalikkan tubuhnya dan menatap Nada heran.
Dengan langkah yang terlihat agak malas itu cowok itu melangkah menghampiri Nada yang berdiri di depan pintu UKS.
"Ngapain lo disini?" Tanya Nada saat Bambang sudah berada tepat didepannya.
"Untung ada Lo, gue nyari salah satu siswa semuanya di kelas, untung aja Lo diluar, tukang bolos emang!" Kata cowok itu berbicara tanpa disaring.
Nada memutar bola matanya malas menatap cowok dihadapannya.
"Gue kesini mau ambil pulpen, Lo ngapain disini? Nggak dicari pak Eka Lo?" Tanya Nada sambil menatap Bambang yang tengah memegang sebuah map kertas berwarna coklat tersebut.
"Nyari ruang TU gue, mau antar surat buat lomba dari sekolah," kata Bambang sambil mengangkat map coklat yang sejak tadi dipegangnya.
Nada hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle | Tamat
Fiksi RemajaDigombalin lewat ketikan bapernya sampai ke real life. _______________________________________________ Semua dilakukan secara virtual saat ini, namun haruskah aku jatuh hati kepada sosok yang kutemui sebatas ketikan jari? Semua tentang Nada yang ter...