H A P P Y R E A D I N G !
Nada sibuk mondar-mandir di dalam kamarnya sendiri, entah mengapa ia merasa ada yang salah dengan dirinya sendiri.
Sudah hampir dua minggu kedekatannya dengan Naka semakin erat dan selama dua minggu itu pula yang membuat perasaan Nada semakin tidak mempunyai tujuan.
Nada menghembuskan napasnya kasar, jantungnya seolah berdetak lebih keras saat ia harus berhadapan langsung dengan Naka.
Kini Nada menatap jalanan dari jendela ruang tamunya, dengan pikiran bercabang tak tentu arah Nada memilih bangkit dari posisinya.
Ia memilih memasuki dapur rumahnya, tangannya membuka lemari pendingin yang berdiri kokoh menyender pada tembok rumahnya.
Nada tiba-tiba teringat sesuatu, semalam ia baru saja membuat banyak puding untuk nilai prakteknya di sekolah.
Nada membuka lemari pendingin, kurang lebih masih ada lima belas cup berada di dalam sana.
Tiba-tiba otaknya menemukan pemikiran yang melintas begitu saja dikepalanya.
Dengan tergesa Nada meraih papper bag yang tergantung di salah satu dinding rumahnya.
Nada memasukkan beberapa puding buatannya itu ke dalam papper bag bermotif batik tersebut.
Senyum mengembang hadir begitu saja menghiasi bibirnya. Ia akan mengantarkan puding buatnnya ini untuk Naka.
Bukan bermaksud modus loh ya, Nada hanya ingin mengucapkan tanda terimakasih karena cowok itu dengan sukarela sudah mau menjadi pengganti Yazra untuk mengantar jemputnya.
Berbicara tentang Yazra, seminggu setelah cowok itu menghilang bak ditelan bumi tiba-tiba saja cowok itu datang dan meminta maaf kepadanya.
Cowok itu mengaku bahwa apa yang dilakukannya itu sangat salah dan ia benar-benar merasa bodoh telah melakukannya.
Nada hanya tersenyum saja saat itu, untung ngaku lo! Nada merasa kesal saja dengan sikap kekanakan Yazra itu, ya bukannya Nada memanfaatkan Yazra untuk menjemputnya, namun seharusnya cowok itu tidak mencampur adukkan perasaan seperti itu bukan.
Dan kini ia dan Yazra sudahenjadi teman seperti dulu, bahkan rasanya sekarang mereka sudah lebih dekat.
Mengetahui isi perasaan masing-masing agar tidak jatuh terlalu dalam rupanya adalah cara terbaik yang sayangnya sudah terlambat dilakukan keduanya karena nyatanya mereka sudah terjatuh.
Nada meraih jaketnya, dengan kilailt ia mengenakan jaket tersebut.
Nada menghembuskan napasnya perlahan, matanya melirik tangannya yang tengah menggenggam sebuah papper bag yang berisi puding yang akan diberikannya kepada Naka.
"Oke, semangat Nada," Katanya menyemangati diri sendiri, entah mengapa ia merasa suatu hal akan terjadi hari ini.
Nada melangkahkan kakinya keluar dari halaman rumahnya, ia memilih berjalan kaki menuju rumah yang ditempati oleh Naka.
Nada berjalan dengan langkah yang terlihat santai, padahal jantungnya bsudah berdetak dengan kencang, bahkan sejak sebelum ia keluar dari rumahnya.
Tiba-tiba mata cewek itu mwmincing, memperhatikan seseorang yang tak asing, namun terlihat asing.
Seseorang dengan jaket hitam tengah membelakanginya, Nada dapat melihat cowok itu tengah menggenggam ponsel.
Nada ingat, ponsel itu adalah ponsel yang sama ketika ia melihat si stalker itu mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle | Tamat
Teen FictionDigombalin lewat ketikan bapernya sampai ke real life. _______________________________________________ Semua dilakukan secara virtual saat ini, namun haruskah aku jatuh hati kepada sosok yang kutemui sebatas ketikan jari? Semua tentang Nada yang ter...