H A P P Y R E A D I N G !
Kita bertemu karena ketidaksengajaan,
Kamu pergi karena kesalahpahaman, dan aku masih berharap kamu pulang dengan segala kerinduan.-Triangle-
Nada berjalan menyusuri toko buku, masih Nada yang biasa ia hanya datang untuk sekedar membaca awal dan ending dari novel-novel yang ingin ia baca, setidaknya ia hanya ingin tahu bagaimana akhir dari cerita tersebut, baginya tidak penting untuk membaca alur cerita setiap novel tersebut karena alur yang baik belum tentu menghasilkan ending yang baik pula.
Nada mendesah pelan saat mengingat sembilan komik yang ia lihat berakhir sama, bahagia.
Pikiran Nada menerawang liar kemana saja, bagaimana bisa ada akhir bahagia? Apa ia juga bisa mendapatkannya? Apa semua yang ia baca itu hanya kebohongan semata?
Kembali menghembuskan napasnya kasar Nada meraih novel kesepuluh yang hanya ingin ia baca akhir kisahnya itu.
Nada hanya ingin tahu, sebanyak apa cara perpisahan yang terjadi. Apa semua perpisahan menyisakan luka?
Nada menggeleng pelan, tangannya meletakkan kembali novel tersebut ke atas rak buku tersebut. Akhir yang sama untuk sepuluh cerita itu, semuanya berakhir bahagia dengan mereka yang mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Lagi, pikirannya jatuh kepada kejadian berbulan-bulan yang lalu, totalnya sudah sepuluh bulan hidupnya kembali seperti semula.
Kembali seperti saat ia belum mengenal sosok bernama Nakala Pandawa Fraska. Kembali seperti sedia kala dimana tidak pernah ada pesan-pesan singkat yang masuk ke ponselnya hanya unruk sekedar menanyakan apa ia sedang sibuk.
Nada mendesah pelan, setetes air mata meluncur dengan santainya di pipinya, tangannya dengan cepat menghapus air mata itu.
Sudah hampir satu tahun, itu yang dipikirkan Nada, sudah hampir satu tahun hidupnya berjalan normal lagi tanpa kehadiran sosok yang meninggalkannya tanpa kejelasan.
Sudah hampir satu tahun Nada hanya bisa melihat sosok yang dulu sering memainkan gitar untuknya itu dari sosial media dan enggan untuk saling menyapa.
Nyatanya mereka kini asing, asing dengan semua hal yang pernah mereka lalui.
Nada memutuskan untuk pulang, pulang dan mengistirahatkan tubuhnya, raganya, pikirannya, dan juga hatinya yang lelah akan permainan semesta.
Nada mengendarai motornya dengan kecepatan di bawah rata-rata, ia sedang bersahabat baik dengan sepi dan suasana jalanan saat ini tengah mendukung persahabatannya tersebut.
Masih dengan sepeda motor yang dikendarai nya itu Nada membelah sepinya jalanan, motor yang Nada kendarai itu berhenti, ia memandangi sebuah cafe yang berdiri kokoh seolah menertawakannya.
Cafe itu adalah tempat terakhir, tempat terakhir ia bertemu dengan sosok itu, sosok yang ingin sekali ia anggap telah mati, telah mati di dalam hati dan pikirannya.
Nyatanya Nada salah, sosok itu tidak bisa mati, karena sosok itu sendiri yang menghidupkan dirinya di hati Nada.
Setelah memarkirkan motornya Nada memutuskan masuk ke dalam cafe tersebut, kebetulan temannya juga sedang berada di sana, sebenarnya Nada memang tadi tidak berencana bergabung dengan mereka, namun hati kecilnya kembali membuatnya berada di tempat ini.
Ia tidak bermaksud untuk menyiram bensin di dalam api tersebut, namun ia tidak bisa menahan hatinya sendiri untuk tidak masuk kedalam sana, di sana dimana segala kisah itu pernah ada di dalamnya.
Nada menyapa Lara dan juga beberapa teman-teman ekstrakurikulernya menyambutnya dengan melambaikan tangan.
Nada tersenyum kecil membalasnya, setelah dirinya duduk tenang di tempatnya ketenangannya kembali terusik, terusik dengan kenangan yang kembali menyusup.
Alunan lagu can't take my eyes off you, salah satu lagu yang paling disukainya ketika sosok itu menggerakkan jari-jarinya untuk memetik senar gitar untuknya.
Hampir, hampir air matanya kembali menetes. Untung saja ia sempat untuk menghapus air tersebut dari pipinya sebelum terjun bebas.
Matanya memandang ke sekelilingnya, dan satu hal yang membuatnya terdiam, Nada memandang manik mata di hadapannya, manik mata hitam pekat yang seolah menenggelamkannya itu.
-Triangle-
Samarinda, 21 Desember 2019
Sisi
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle | Tamat
Novela JuvenilDigombalin lewat ketikan bapernya sampai ke real life. _______________________________________________ Semua dilakukan secara virtual saat ini, namun haruskah aku jatuh hati kepada sosok yang kutemui sebatas ketikan jari? Semua tentang Nada yang ter...