Nada menatap Bambang yang saat ini sudah cengengesan di hadapannya,
Tadinya Nada ingin memesan ojek online seperti biasanya, namun saat ia membuka pintu ia malah di kagetkan dengan seseorang yang sudah berdiri di depan rumahnya dengan motor matic nya.
"Ngapain lo kesini, til?"
Bambang menaikkan sebelah alisnya, "Til?"
"Kutil! Lo kan kecil kaya kutil, dekil lagi!" ucap Nada dengan santai
Bambang menatap Nada dengan tajam, "itu mulut apa comberan! Butek amat bahasa lo!"
Nada memutar bola matanya kembali, "cepetan lo mau ngapain! Gue tinggal nih!" ancamnya.
Bambang tersenyum kearah Nada, "Mau jemput lo dong," jawab cowok itu sambil menyisir rambutnya kebelakang dengan jari.
Nada menghembuskan napasnya kasar, "gue pake ojek, udah lah sana lo pergi!" usir Nada.
Bambang menatap Nada dengan horror, "jauh-jauh ini gue jemput lo malah di usir, parah lo, Nad."
Nada memutar bola matanya malas menatap Bambang, "Siapa coba yang suruh lo datan kesini jemput gue?" tanya Nada sinis.
Bambang hanya menampilkan cegirannya sambil menatap Nada, "Ya udah lah, bareng gue aja, lumayang uang ojeknya lo pake beli nasi sop di kantin," bujuk Bambang.
Ck, Nada berdecak sebal, bocah satu ini tau saja kelemahannya, "Oke gue ikut, lumayan beli nasi sop sama es teh duitnya!" sahut Nada kesal.
-Triangle-
Nada menggerutu sebal mendapati kenyataan bahwa dirinya saat ini berada di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup.
"Bambang sialan!" umpat Nada kesal.
Gara-gara Bambang saat ini Nada berdiri di barisan siswa terlambat, tadi Bambang mengendarai motornya dengan kecepatan 30 km/jam yang berhasil membuat Nada menjambak rambut cowok itu.
Nada terus saja menggerutu di dalam hatinya, Nada akan mengingat bahwa dirinya tidak akan lagi untuk menerima tawaran Bambang.
Pada akhirnya nama Nada di panggil dan ia harus ikhlas untuk menyapu koridor kelas yang lumayan panjang dan lumayan memalukan itu.
"Ngapain, Nad?" tanya Yafa dengan polosnya.
Nada menggeram, kenapa pula ia harus menemukan sosok menyebalkan lain di hadapannya saat ini.
"Punya mata nggak sih Yap?" tanya Nada kesal.
Yafa terkekeh, "Yang bersih nyapunya! Itu kotor tuh yang disana!" tunjuk Yafa kearah lantai yang masih terlihat menampakkan debu.
Sambil menghela napas Nada menyapu lantai yang di tunjuk oleh Yafa.
"Itu tuh, yang disitu lagi!" tunjuk Yafa.
Nada menatap Yafa dengan tajam, "Kok bacot sih lo kayak emak-emak!" kesal Nada.
Yafa hanya terkekeh melihat Nada yang kesal, Yafa, Nada, Lara, dan Raina adalah empat orang yang sudah kenal sejak mereka duduk di bangku SMP, dan kebetulan saat ini mereka kembali satu sekolah.
Yafa adalah seorang laki-laki dengan kacamata yang mirip seperti kacamata guru matematika, dan memiliki tubuh gempal dengan tubuh tingginya.
Keempat orang itu memang sudah terbiasa untuk saling mengolok-olok satu sama lain.
Tak lama Lara datang bersama dengan Raina di sampingnya yang tengah memegang susu stroberi kesukaannya.
"Telat, Nad?" tanya Raina dengan nada mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle | Tamat
Подростковая литератураDigombalin lewat ketikan bapernya sampai ke real life. _______________________________________________ Semua dilakukan secara virtual saat ini, namun haruskah aku jatuh hati kepada sosok yang kutemui sebatas ketikan jari? Semua tentang Nada yang ter...