' Manusia hanya pelaksana, akan takdir Tuhan yang tidak mampu di ubah.'
" Dia anak desa, guru honor pula. Kalau kami menikah, dia tidak akan mampu menafkahiku, sebagai seorang istri." Kata Adelia, suaranya cukup meninggi." Umi ingin menjatuhkan martabat keluarga sendiri?" Tatapannya berubah sinis.
" Jangan terlalu gampang menilai orang, Adelia. Semua manusia lahir sebagai keturunan nabi Adam. Di beri akal, gunanya akal adalah mencari kebenaran," jelas Yasmin, " sudah saatnya kamu memikirkan pendamping hidup yang benar, pijakan paling utama adalah Agamanya."
Adelia menahan diri, menatap tajam kearah Yasmin." Lantas, Dimas sudah paling benar sebagai pendamping hidup?"
" Ummi hanya memberi satu pilihan, suka atau tidak, Dimas tetap akan menjadi pilihan Ummi, sebagai menantu di rumah ini." Yasmin meletakkan buku bacaannya." Mata orang tua lebih tajam daripada mata anaknya."
Tangan Adelia mengepal, kalau saja dihadapannya bukan perempuan yang telah melahirkan dirinya ke dunia, dipastikan beberapa pecahan gelas kaca berserakan di lantai.
" Bukan berarti papa menikahi Ummi sebab perjodohan, berlaku ke aku juga." Tolaknya, tidak terima.
" Ummi membesarkanmu, penuh kasih – sayang. Tanpa syarat, bahkan ketika nanti Ummi tiada, semua aset menjadi milik kamu. Orang tua tetap memikirkan masa depan anaknya, sekalipun kamu menilai sikap Ummi terlalu berlebihan." Ia membungkam perlawanan Adelia.
Adelia terdiam, meneguk segelas air putih yang tersedia diatas meja.
" Ummi meminta Dimas untuk bertandang ke rumah, bersikaplah sopan pada tamu." Yasmin kembali bersuara.
" Umi saja yang bertemu, aku tidak mau." Adelia bangun, melangkah ke kamar.
Seketika tubuhnya mendadak lunglai, bagaimana mungkin Adelia menyetujui perjodohan konyol itu, ia memiliki kekasih dan mereka berencana menikah tahun depan. Yasmin mengetahui perihal itu, Adelia sengaja tidak menutupi apapun mengenai Arden Farizki. Pengusaha muda yang menjadi kekasihnya selama dua tahun belakangan, namun Yasmin tidak memberikan sedikit celah, guna menilai Arden sebagai lelaki baik juga bertanggungjawab. Kata – katanya tidak pernah berubah, Arden bukan lelaki yang menjadi kriterianya sebagai menantu, masih jauh sekali.
Ia menjatuhkan diri ke kasur, matanya memanas mengingat percakapan di ruang tamu. Ia merasa sudah terkekang sejak kecil, tumbuh dewasa dengan berbagai macam peraturan. Adelia ingin menikmati kebebasan, selayaknya teman – teman di kampus.
Mereka memiliki waktu panjang, sekedar hungout atau melakukan hal – hal yang menyenangkan.
Namun dirinya, lagi – lagi terjerat, terikat.
_______
Ini mimpikah?
Dimas masih meyakinkan, bahwa perbincangan di sekolah tadi siang, benar adanya. Antara dirinya dan bu Yasmin, pemilik Yayasan. Ia tidak menyadari, bahwa enam bulan menjadi tenaga pendidik di Yayasan, segala tingkahnya menjadi penilaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM SORRY HUSBAND
Romance4 in Romance Adelia Pertiwi, usia 21 tahunnya sudah menjadi lembaran baru. Menjadi istri untuk lelaki yang bernama Dimas Zidan. Tenaga pengajar di yayasan milik Umminya, perjodohan tanpa persetujuan. Bagi Adelia hanya menguntungkan sebelah pihak, d...