Langit tampak cerah, dengan awan biru yang saling berarak menambah keindahannya. Burung-burung beterbangan seolah menyambut kehangatan sang surya. Kumbang-kumbang mengitari bunga-bunga seolah tak peduli akan dua insan yang sedang memperhatikan mereka.
Di sebuah taman yang dipenuhi bunga yang bermekaran dengan indah, sepasang muda-mudi duduk menikmati keindahan alam ini. Mereka tengah duduk di sebuah kursi panjang yang menghadap tepat ke arah taman. Sang wanita yang diketahui bernama Clara Huston menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang kekasih yang diketahui bernama Maxy Walter. Angin yang membelai wajahnya, membuat Clara sesekali memejamkan matanya. Aroma kekasihnya yang menenangkan seolah menjadi bunga tidur baginya. Sedangkan Maxy yang menyadari Clara tertidur di dadanya membelai lembut wajah mulus gadisnya yang tanpa cela itu. menyingkirkan rambut yang menghalangi kecantikannya.
" Ugghh ... maaf Max, aku tertidur. Disini nyaman sekali." Ucap Clara disertai rona merah di wajahnya, membuat Maxy tidak tahan untuk mengecupnya. Perlahan namun pasti dia mendekatkan bibirnya pada wajah gadisnya dan ...
CUP
Sebuah kecupan hangat dan lembut mendarat tepat di kening Clara, menambah semburat merah semakin menghiasi wajahnya.
" Hari sudah siang, lebih baik kita pulang. Aku juga harus menemani ibuku membeli beberapa kain untuk acara pernikahan kita nanti." Clara mengerucutkan bibirnya tampak tak senang mendengar mereka harus berpisah disaat dia masih menikmati kebersamaan mereka. Menghembuskan nafasnya pelan, akhirnya dia tersenyum pada prianya yang selalu membuatnya nyaman ketika berada di sampingnya. Memiliki seorang kekasih, akkhh ... ralat, maksudnya memliki seorang tunangan yang begitu sempurna seperti Maxy, tak ada satupun wanita yang tidak berpikir bahwa dia wanita yang beruntung.
Maxy Walter seorang putra dari keluarga cukup terpandang di desa mereka. Desa Tussand itulah nama desa mereka. Desa yang makmur dan damai, semua penduduknya selalu menjaga keharmonisan satu sama lain. Selain itu, dia pria yang memiliki paras rupawan dan kebaikan hatinya tak perlu diragukan lagi. Dia pria yang romantis dan perhatian, membuat Clata jatuh cinta sepenuh hatinya pada pria itu.
" Aku mencintaimu." Ucapnya yang membuat Maxy terhenyak untuk sesaat, sebelum akhirnya dia memperlihatkan senyuman menawannya.
" Aku lebih mencintaimu Clara." Timpalnya dan dia peluk tubuh gadisnya erat seolah takut jika dia melepaskan pelukannya maka dia akan kehilangannya.
Cukup lama mereka berpelukan hingga akhirnya dengan terpaksa mereka memisahkan diri ketika mengingat aktivitas yang harus mereka lalui hari ini.
Dengan bergandengan tangan mereka berjalan menuju rumah sang gadis.
" Kau harus menjaga kesehatanmu, ingat dua bulan lagi kau akan menjadi istriku." Bisik Maxy tepat di telinga Clara ketika mereka telah tiba di depan rumahnya.
" Kata-kata itu harusnya ku tujukkan padamu. Kau lah yang sering telat makan, tidak boleh seperti itu. kau harus menjaga kesehatanmu." Balas sang gadis dengan tatapan seriusnya.
" Baiklah aku mengerti. Sekarang masuklah ke dalam." Titahnya yang ditanggapi anggukan oleh Clara. Dia melambaikan tangannya pada Maxy sesaat sebelum dia melangkahkan kakinya memasuki pintu rumahnya.
Di dalam rumahnya ... Clara berjalan dengan sesekali bersiul riang mengingat kebahagiaan yang tengah dirasakannya. Tentu dia sangat bahagia mengingat dua bulan lagi dia akan menikah dengan pria yang sangat dicintainya. Awalnya Clara berniat menuju kamarnya, namun terhenti ketika dia melewati sebuah ruangan. Dia mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk melihat sejenak keadaan orang yang merupakan pemilik ruangan itu.
Dia terhenyak ketika tak mendapati orang itu di tempat tidurnya. Tempat tidur itu nampak berantakan yang menandakan beberapa saat yang lalu ada seseorang yang berbaring disana. Rasa cemas mulai menggelayutinya, namun luntur ketika dia melihat sosok itu sedang duduk di sebuah kursi tepat di balkon kamarnya. Tersenyum sebentar, dia pun menghampiri orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAWSON CLAN {SUDAH TERBIT}
Vampire{SUDAH DITERBITKAN} SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN Cliff selalu merasa hidupnya berbeda dengan orang lain. Dia selalu dikurung di dalam ruangan gelap nyaris tanpa cahaya oleh ibunya. Dia pun tidak bisa memakan makanan yan...