THE DAWSON CLAN {SUDAH TERBIT}

CHAPTER 20

Sudah 2 bulan lamanya semenjak Cliff mulai belajar cara mengendalikan rasa laparnya pada Roul. Kini dia sudah mampu mengontrol rasa laparnya. Jika dulu dia selalu kelaparan setiap hari, sekarang tidak lagi. Biasanya dia mulai merasa lapar setelah hari ketiga dia tidak meminum darah, namun berkat Roul yang mengajarinya dengan sabar cara menahan rasa lapar akhirnya kini Cliff mampu bertahan meski selama 1 minggu tidak meminum darah. Menurut Cliff ini sangat menakjubkan mengingat dulu ketika tinggal bersama dengan ibunya, dia harus meminum darah setiap hari jika tidak makanya tubuhnya akan sangat lemas.

Selama 2 bulan sering menghabiskan waktunya bersama Roul membuat Cliff pun dekat dengan putri semata wayang Roul yaitu Ariana. Hampir setiap hari mereka selalu bersama. Ariana memperlihatkan banyak tempat indah yang sebelumnya tidak diketahui Cliff. Semenjak kebersamaannya bersama Ariana, Cliff perlahan mulai bisa kembali lagi tersenyum seperti dulu setelah akhir-akhir ini dia menjadi murung dan sosok pendiam karena perlakuan Rose dan Nick yang selalu menyiksanya. Hingga kini mereka berdua masih sering menyiksa Cliff jika Rowan sedang tidak ada di kastil. Jika dulu Cliff selalu ketakutan jika Rose dan Nick sedang menyiksanya, tidak demikian dengan sekarang. Cliff mulai berani melawan mereka meski tetap saja tidak bisa mengalahkan dua vampir darah murni yang jelas berkali lipat lebih kuat darinya.

Kebersamaan antara Cliff dan Ariana pun menumbuhkan perasaan aneh diantara mereka berdua. Mereka mengakui merasa nyaman ketika sedang menghabiskan waktu bersama dan sebaliknya mereka akan merasa kesepian jika sehari saja tidak bertemu. Perasaan cinta diantara dua vampir yang masih polos dan lugu itu mulai tumbuh meski sang pemilik hati belum menyadari bahwa perasaan aneh yang mereka rasakan itu bernama cinta. Tentu mereka belum menyadarinya, toh mereka masihlah anak-anak berusia 12 tahun.

Seperti saat ini ... Cliff dan Ariana tengah duduk berdua di atas tanah berumput sambil memandangi air terjun indah yang memanjakan mata mereka.

" Cliff ... aku rasa tuan Rowan sangat mencintai ibumu ya." Ucap Ariana tiba-tiba, membuat Cliff mengernyitkan dahinya.

" Kenapa kau bisa berpikir begitu?" sahut Cliff meminta penjelasan dengan pemikiran Ariana yang tidak biasanya dia bahas.

" Karena wajahmu sangat mirip dengan tuan Rowan. Dulu ketika ibuku masih ada, dia pernah memberitahuku jika seorang anak memiliki wajah mirip dengan ayahnya, itu artinya perasaan cinta ayahnya pada ibunya lebih besar, begitupun sebaliknya. Karena wajahmu mirip dengan ayahmu jadi ku rasa perasaan cinta ayahmu pada ibumu lebih besar dibandingkan ibumu." terang Ariana panjang lebar dengan senyuman manisnya, membuat Cliff terbelalak dengan rona merah di wajahnya. Dia tersipu melihat betapa cantiknya Ariana dengan senyumannya itu, ditambah dia juga senang mendengar penjelasan Ariana barusan. Bagi Cliff penjelasan Ariana itu menampik mentah-mentah perkataan Rose yang mengatakan bahwa ibunya lah yang menggoda ayahnya sehingga mereka berselingkuh. Cliff tidak pernah bisa melupakan kata-kata Rose saat itu, kata-katanya yang menghina ibunya. Mendengar ayahnya sangat mencintai ibunya mampu membuat perasaan Cliff senang bukan main.

" Terima kasih Ariana."

" Haah ... terima kasih untuk apa?" tanya Ariana bingung.

" Penjelasanmu barusan membuatku yakin bahwa ayah dan ibuku saling mencintai. Awalnya ku pikir aku dilahirkan tanpa adanya cinta diantara orangtuaku karena ketika aku tinggal dengan ibuku, tak pernah sekalipun ayah datang mengunjungi kami." Cliff menunduk dengan raut sedih menghiasi wajah tampannya. Dia memang selalu merasa sedih jika mengingat masa lalunya ketika tinggal bersama ibunya, saat itu dia tak pernah tahu bagaimana rasanya memiliki seorang ayah. Ironisnya ketika akhirnya dia bertemu dengan ayahnya justru ibunya yang pergi meninggalkannya.

Ariana yang menyadari kesedihan yang dirasakan Cliff saat ini berusaha untuk kembali menghiburnya. Dia menangkup wajah Cliff dengan kedua tangan mungilnya. Membuat Cliff mendongak dan tatapan mereka saling bertemu.