CHAPTER 21

1.8K 136 4
                                    

Siang hari dengan sinar matahari yang terik tak menyurutkan seorang pemuda berusia 17 tahun menikmati indahnya hari itu. Dia berbaring santai di bawah pohon besar dengan berbantalkan kedua telapak tangannya yang dia silangkan di belakang kepalanya. Kedua matanya terpejam dengan hembusan nafas yang tenang sangat menunjukkan bahwa dia begitu menikmati kenyamanan yang diberikan alam padanya. sesekali rambut pendeknya yang berwarna hitam kelam bergoyang terkena hembusan angin.

" Sudah ku duga kau ada di bukit ini kak." Ujar seorang gadis yang usianya 1 tahun lebih muda dari sang pemuda. Pemuda itu tetap memejamkan matanya seolah tak peduli dengan suara sang gadis yang tiba-tiba datang mengganggunya.

" Kak, apa kau tidur?" tidak ada jawaban, membuat gadis itu pun duduk di samping sang pemuda dan dengan ragu-ragu mengulurkan tangan kanannya untuk memegang wajah tampan si pemuda. Meski dengan kedua mata yang tertutup, garis ketampanan di wajahnya sama sekali tak terhalangi. Wajah rupawan yang tanpa diketahui si pemuda selalu sukses membuat gadis itu merona dengan jantungnya yang berdetak cepat bagaikan kuda yang sedang mengikuti balapan.

Tangannya semakin terulur mendekati wajah si pemuda hingga menyisakan beberapa mili saja, Namun ...

Grep

Dengan sigap sebuah tangan mencengkramnya dan sukses menghentikan gerakannya. Pemuda itu pun membuka kedua matanya dan terpampanglah kedua iris mata semerah darah menatap intens pada gadis itu.

" Sudah ku duga kakak tidak tidur. Kenapa kakak senang sekali menghabiskan waktu di bukit belakang kastil ini? Lihatlah matahari sedang terik-teriknya, memangnya kakak tidak kepanasan?" Tanya gadis itu yang ternyata adalah Niki Dawson. Gadis cantik berusia 16 tahun, putri bungsu sekaligus putri kesayangan Rowan Dawson dan Rose Dawson. Pemuda itu yang tidak lain adalah Cliff Dawson hanya menatap Niki dengan datar. Melihat wajahnya selalu mengingatkannya pada Rose karena Niki memang memiliki wajah yang cukup mirip dengan ibunya itu.

" Disini sejuk, kau tidak akan mengerti jika tidak mencobanya dengan berbaring sepertiku." Sempat merasa enggan, pada akhirnya Niki mencoba menuruti perkataan Cliff, dia membaringkan dirinya tepat di samping Cliff. Ketika angin berhembus menerpa wajahnya, dia tersenyum riang dan menyetujui perkataan Cliff tadi bahwa berbaring di bawah pohon itu benar-benar sangat menyenangkan.

" Kau benar kak, disini sejuk sekali."

" Berterima kasihlah pada pohon ini karena dia yang melindungi kita dari sinar matahari." Cliff menunjuk pohon tepat di belakangnya dengan ibu jarinya.

Niki selalu merasa bahagia jika sedang berduaan dengan Cliff seperti ini, 5 tahun kebersamaan mereka sebagai saudara tiri membuat hubungan mereka cukup dekat. Meski Cliff selalu bersikap dingin padanya tapi tak membuat Niki menyerah. Dia selalu mendekati Cliff, melontarkan berbagai pertanyaan hanya karena ingin menciptakan perbincangan yang menyenangkan dan tidak canggung dengan Cliff. Katakanlah Niki gila karena mencintai kakak tirinya sendiri, tapi bagi vampir darah murni pernikahan antara saudara diizinkan bahkan menjadi sesuatu yang wajar dilakukan, karena itu dia selalu percaya suatu hari nanti dia akan menikah dengan Cliff. Tak peduli jika seandainya Cliff menolaknya karena tidak mencintainya, Niki bertekad akan melakukan apapun guna menjadikan Cliff sebagai suaminya. Meski dia harus meminta bantuan pada ayahnya sekali pun.

Niki memiringkan tubuhnya, membuatnya kini menghadap langsung ke arah Cliff yang masih betah dengan aktivitas berbaringnya.

" Kak ... apa kau sudah menyiapkan hadiah untuk ayah dan ibu?" tanyanya yang sukses membuat Cliff bingung. Dia mengernyitkan dahinya tanda tak paham dengan maksud pertanyaan adiknya itu.

" Hadiah?" Cliff bergumam, Niki mengangguk menanggapi.

" Jangan katakan kau tidak tahu jika nanti malam akan diadakan pesta di kastil?"

THE DAWSON CLAN {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang