Hal yang istimewa

719 32 0
                                    

        Hari sabtu yang cerah ,, murid-murid melakukan aktifitas club masing-masing seperti biasa . Riel duduk di taman sekolah sambil membaca buku , entah mengapa hari ini Riel tidak tertarik pada kegiatan club dan memilih menghabiskan waktu di taman. Tiba-tiba sepasang tangan menutupi kedua mata Riel dari belakang " Tolong jangan bercanda" kata Riel tegas . Akhirnya sepasang tangan tersebut terlepas dari mata Riel . Riel mencoba berbalik belakang untuk melihat siapa pelakunya , betapa terkejutnya Riel melihat George di belakangnya sedang tertawa kecil melihat tingkah Riel . George memeluk Riel ,, Riel berkata " Kamu tidak memberitahu ku bahwa kamu sudah keluar dari rumah sakit " . George menjawab " Memangnya aku harus memberitahu mu ? Hehe . Kau seharusnya melihat wajah mu saat terkejut , tampak sangat lucu." Riel hanya tertawa mendengar George . Mereka berdua duduk di taman , George penasaran apa yang sedang di baca Riel " Kamu sedang membaca apa ? " , Riel membalas " Memangnya aku harus memberitahu mu ?" ledek Riel sambil menjulurkan lidah pada George . Gemas dengan tingkah Riel , George mencubit kedua pipi Riel " Kamu lebih menyebalkan dari dugaanku , hehe " , Riel mengelus kedua pipinya yang baru saja di cubit George sambil menunjukkan ekspresi wajah yang kesal tetapi terkesan imut membuat George semakin tertarik pada Riel . Tidak terasa Riel sudah terlalu menghabiskan waktu di taman , ia ingin mencari sesuatu untuk di makan , "George ,,aku lapar . Ayo kita ke kantin" . George tanpa berkomentar mengikuti Riel ke kantin . Sambil berjalan , George sedikit mencuri pandang pada Riel ,,betapa bahagianya ia bisa berjalan di samping Riel . Secara mendadak Riel berpaling ke arah George , hal itu membuat George menjadi salah tingkah dan secepat mungkin mengalihkan pandangannya ke arah kantin . Riel melihat George dengan ekspresi ingin tahu , tapi semua itu teralihkan oleh rasa laparnya . "Kamu tolong cari meja yang kosong , biarkan aku yang pesan makanan , kamu mau pesan apa? " jawab Riel " Aku mau pesan kentang goreng dan sosis sapi . Minumnya jus mangga tanpa es dan pemanis " . George mengacak rambut Riel sambil berkata " Baiklah " kemudian mulai mengantri bersama murid lainnya . Riel hanya tertawa pada George dan merapikan kembali rambutnya . Riel berhasil mendapat meja yang kosong , ia meletakan bukunya di atas meja , kemudian mengambil ponsel di dalam saku celananya untuk menghubungi Lesly . Tanpa menunggu lama , telepon Riel langsung di jawab Lesly " Hallo Riel , kamu dimana ? " , balas Riel tertawa kecil " seharusnya aku yang bertanya seperti itu , aku sedang di kantin, aku akan menunggu mu " . Jawab Lesly " Maaf Riel , aku sedang ada kegiatan bersama Bella dan yang lainnya ,, aku harap kamu tidak kecewa pada ku ." Wajah Riel sedikit murung , " Kamu tidak ingin bertemu dengan seseorang ? " pancing Riel . Lesly dengan mudahnya termakan umpan Riel " Siapa ? " . Riel membuat Lesly penasaran " Aku tidak akan memberitahu mu haha . Datang ke kantin jika kamu ingin tahu " . Sikap menyebalkan Riel membuat Lesly tidak bisa tenang " Baiklah , aku akan menyelesaikan urusan ku dengan Bella secepat mungkin , dan aku akan mencubit pipi mu karena sudah membuat ku terburu-buru" . Riel tertawa mendengar ucapan Lesly " hahaha , coba saja kalau bisa " . Lesly menutup teleponnya " Lihat saja nanti , bye " . Riel puas membuat Lesly kesal . George akhirnya tiba membawa makanan miliknya dan juga yang di pesan Riel . George memberikan makanan pada Riel , " Selamat makan Riel " kata George tersenyum lebar menunjukkan ketampannya . Kata Riel sambil membalas senyum George " Selamat makan juga " Lanjut Riel " makannya jangan buru-buru ya " . George mengangguk paham . Saat makan , George melihat saos tomat di sudut bibir Riel . Dengan berani , George mengusap sudut bibir Riel dengan tisu , Riel terkejut dan menatap George . Tatapan Riel membuat jantung George berdetak cepat . Mereka duduk saling berhadapan , Riel tersenyum manis pada George , setelah itu melanjutkan kembali makannya . George masih memperhatikan Riel yang sedang makan, ingin sekali ia menyuap Riel . George berusaha menahan semua keinginannya karena ia tidak ingin terlihat aneh di depan Riel .

*****
          Riel masih memikirkan sikap George padanya yang akhir-akhir ini agak berlebihan . Riel melahap makanannya sambil mencuri pandang pada George " Di lihat dari dekat ternyata George tampan banget " kata Riel dalam hati . George sadar sedang diperhatikan , ia menoleh ke arah Riel dan berkata" aku tahu , aku memang tampan hehe" , Riel terkejut dan merasa malu karena ketahuan sedang memperhatikan George , ia balik menjawab " apa'an sih , lanjut lagi makannya ! " Riel mengalihkan perhatiannya pada makanan yang tadi sempat diabaikan Riel . George hanya tertawa melihat ekspresi Riel yang saat ini sangat imut " uhh , kamu manis banget kalau sedang kesal " kata hati George . Tidak ingin suasana menjadi canggung , George mulai membuka percakapan " Hmmm Lesly di mana ya ? " , Riel menjawab " dia sedang ada kegiatan , sebentar lagi juga datang " tanpa melihat George . Hingga mereka selesai makan , Lesly tidak kunjung datang . Riel memutuskan untuk pergi kembali ke kelas , dia tidak begitu merasa kecewa pada Lesly . Sedangkan George tampak sangat bahagia karena bisa makan berdua dengan Riel . Mereka tidak sadar ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dari meja di sudut kantin . Tatapannya penuh kemarahan pada George . Ia terus memperhatikan sampai Riel dan George tidak terlihat lagi .

******
       Sepulang sekolah , Lesly mengajak George untuk pulang bersama , ia kangen banget pada George . Tapi ditolak karena George ingin pulang bersama Riel . " Maaf Lesly , aku harus mengantar Riel pulang kebetulan ada yang akan kami beli juga" . Riel melirik George , " Apa maksudnya ? " batin Riel  . Jawab Lesly " hmmm begitu ya . Ya sudah . Lain kali saja " dengan ekspresi yang sulit di artikan.  Riel merasa aura di sekitarnya berubah menjadi gelap . Ia pun berusaha mengendalikan situasi " Aku bisa pulang sendiri George , kebetulan ada yang harus aku lakukan di rumah " Riel tak mengerti mengapa George harus berbohong pada Lesly dan Riel tidak suka itu . Tanpa menunggu balasan dari George , Riel berjalan cepat meninggalkan Lesly dan George . Lesly yang wajahnya tampak senang langsung menarik tangan George ke parkiran , George hanya menurut sambil tetap memandang punggung Riel yang menjauh . Riel hari ini tidak membawa sepeda , entah mengapa ia lebih memilih naik bus . Saat sedang menunggu bus , Alex datang menggunakan motornya dan berhenti tepat di depan Riel . Alex langsung disambut senyum yang menawan dari Riel , giginya yang berjejer rapih dan putih sungguh membuat hati Alex seperti berbunga-bunga ,, ia tidak mengedipkan mata barang sedetik pun . Batin Alex " Sungguh ciptaan Tuhan yang paling indah " . Tiba-tiba suara Riel membangunkan Alex dari lamunannya " Alex ? Apa kau baik-baik saja ? " . Wajah Alex mulai merah " ten , tentu saja . A , aku baik-baik saja " jawab Alex gugup . Batin Alex " Sial !!! Kenapa aku pakai acara gugup segala sih " . Tidak ingin membuang banyak waktu , Alex langsung masuk ke acara intinya " Riel , kamu mau ngga pulang bareng aku ? " . Riel menaikan sebelah alisnya sambil berkata " Baiklah , bus nya juga lama " . Kalau saja tidak sedang berada di depan Riel , Alex pasti sudah lompat-lompat sambil teriak kegirangan , Alex berusaha menahan diri untuk tidak terlalu terlihat bersemangat ( stay cool) . Riel pun sudah siap pada posisinya , " Kamu mau sekalian makan ngga ? " tanya Alex . Jawab Riel " Aku mau langsung pulang saja hehe " . Alex tidak bisa memaksa , toh tujuan dia adalah mendapatkan  perhatian Riel , jadi santai saja . Sudah syukur Riel mau pulang bareng dengan Alex . Motor Alex melaju begitu cepat , Riel spontan memeluk pinggang Alex erat , ia ngga mau mati muda . Batin Riel " Alex bawa motornya laju banget , lihat saja nanti kalau uda sampai akan aku jitak kepalanya " . Riel tak tahu bahwa di balik helm yang menutup seluruh wajah Alex, sebuah senyum mengembang dan Alex tidak ingin momen ini cepat berlalu akhirnya ia mulai mengurangi laju motornya . Saat dirasa laju motor melambat  , Riel langsung cepat-cepat melepas pelukannya . Alex yang tidak mau pelukan Riel terlepas langsung berkata " kenapa pelukannya di lepas ? Kalau kamu tidak memeluk ku , aku akan kembali ngebut" itu terdengar seperti sebuah perintah bagi Riel , karena tak mau cari gara-gara dengan Alex mending ia turuti saja Alex . " Iya , tapi janji jangan ngebut lagi " wajah Riel cemberut , " wahh imutnya " batin Alex . Sedangkan batin Riel " hufff menyebalkan ! " . Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka . Mereka berdua larut dengan pikirannya masing-masing . Hening sampai akhirnya tiba di rumah Riel. " Terima kasih Alex " kata Riel . Alex hanya tersenyum cool pada Riel . Tiba-tiba Riel meminta Alex untuk melepas helmnya . Hal itu membuat pikiran Alex bercabang kemana-mana " jangan-jangan Riel mau menciumku sebagai tanda terima kasih ? " batin Alex . Setelah melepas helm , Riel mendekati Alex , jantung Alex seperti drum yang sedang dimainkan . Dug dug dug begitulah , ritme detak jantung Alex meningkat . " Awww sakit " Alex mengerang kesakitan . Kepalanya di jitak oleh Riel . " Ini untuk kamu yang sudah membuatku ketakutan saat ngebut " kata Riel tapi setelah itu Riel mengelus kepala Alex yg tadi di jitaknya sambil tertawa kecil . Alex merasa sangat nyaman di perlakukan seperti itu oleh Riel ( emangnya kamu kucing ) . Walaupun tidak seperti yang Alex harapkan tapi di dalam lubuk hatinya ia merasa bahagia . Riel kembali memakaikan helm pada Alex , wajah Alex memerah . Melihat wajah Riel dari jarak yang begitu dekat , Alex menelan ludah tak tahan melihat kulit mulus Riel ,, ingin sekali Alex sentuh tapi apa daya , jika ia melakukannya ia pasti akan di hajar Riel sampai lupa jalan pulang . " Sabar " batin Alex mengingatkan . " Aku masuk dulu ya " kata Riel . Alex mengangguk . Alex menunggu sampai Riel masuk ke dalam rumah , setelah sosok Riel tidak terlihat lagi , ia pun bergegas pergi membawa senyum yang terus mengembang di wajah tampannya . Riel mengintip Alex dari sudut jendela sampai Alex tidak terlihat lagi . Tanpa sadar senyum merekah di wajah Riel .

      

I Love You Sweet Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang