Tredecim

1K 211 45
                                    

"Park Jihoon! Sampai kapan kerjaanmu seperti ini hah?!"

Jihoon nunduk dalam, gak berani sama sekali buat ngebuka mulut. Atasannya yang emang tugasnya membimbing pekerja diluar Jepang seperti dia itu sedang marah besar.

"Tetap kerja seperti ini aku jamin kamu tidak akan jadi pekerja tetap! Mengerti?!"

Jihoon tetep diam. Pun saat atasannya itu ninggalin dia di ruangan sempit itu.

Beberapa menit Jihoon cuma diam. Dia di gudang tempat menyimpan perkakas-perkakas kantor ngomong-ngomong. Tangannya terkulai lemah di kiri-kanan tubuh dia.

Jihoon bukan orang cengeng kok. Tapi emang pikiran sama fisiknya lagi lelah banget sekarang.

Sebagai pekerja yang belum tetap macem dia, dia diharuskan nyelesaikan tugas yang segudang. Desain ini dan itu, turun ke lapangan, belum nyelesaikan suruhan dari senior-seniornya.

Dia berangkat sebelum matahari muncul, lalu pulang tepat tengah malam. Gimana gak lelah coba?

Sepuluh menit cuma diam, akhirnya Jihoon beranjak juga dari sana.

Jam di dinding udah nunjuk di angka sebelas malam. Kantor udah sepi. Beberapa aja masih setia duduk di kursi buat nyelesaikan kerjaan yang belum kelar.

"Udah?"

Jihoon disambut dengan pertanyaan temennya pas baru balik di mejanya. Haknyeon. Temen dia dari SD yang kebetulan juga keterima kerja di sini.

Dia ngangguk sebagai jawaban. Belum sempet dia duduk, Haknyeon udah nyeret tangan dia setelah sebelumnya ngeraih jaket sama tas milik Jihoon buat dia bawa.

"Langsung pulang aja deh. Tuh muka lo perlu direndem kayaknya."

Jihoon cuma senyum kecut. Nurut aja apa kata Haknyeon, toh bener juga.

Mereka jalan beriringan. Apartemen sewaan mereka berdua emang tidak terlalu jauh dari kantor. Itu yang membuat mereka selalu jalan kaki kalau pergi-pulang kantor. Hemat uang sekalian.

Haknyeon sesekali ngelirik Jihoon yang daritadi sibuk sama hpnya.

"Jinyoung?" Itu pertanyaan yang Haknyeon keluarin pas wajah Jihoon kelihatan tambah ketekuk habis lihat hp.

Jihoon ngangguk. Nyimpen hpnya di saku pas panggilannya barusan gak diangkat sama orang itu.

Haknyeon ngehela napas keras, "Hoon, harus gue bilangin berapa kali biar lo ngelupain Jinyoung coba?" Dia ngelempar jaket sama tas Jihoon yang langsung di tangkap sama pemiliknya.

Jihoon juga ngehela napas gak kalah keras. Langkahnya tambah lambat, kelihatan lelah sekali, "trus harus berapa kali juga gue ngomong kalo gue gak bisa ngelupain dia?"

"Mana bisa lo lupain dia kalo bentar-bentar lihat hp mulu, ngehubungin Jinyoung mulu. Sampai kena teguran berapa kali sama atasan gara-gara main hp?"

Jihoon diem aja kali ini. Nendang-nendang aspal cuma buat ngalihin perhatiannya dari si Haknyeon.

"Udah berapa tahun lo suka dia? 8 tahun? Selama itu juga lo masih belum tau dia suka lo atau gak."

"Dia pernah bilang suka gue, Nyeon."

"Iya iya. Dan itu lebih dari 9 tahun yang lalu."

Jihoon mandang Haknyeon tajam, "gak nutup kemungkinan dia masih suka gue kan?"


"Iya sebelum dia nolak lo 3 tahun yang lalu!"


"..."


"..."


[✓] Pharmacist Bae (Harem!Baejin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang