05. bodoh

4.3K 778 31
                                    

"gue tau lo ada di dalem, buka Xiaojun!" teriak Yireon dari luar, suaranya nyaring banget.

"JUN, BUKAAAAA!" teriakan Yireon semakin kenceng.

Mengetahui keberadaan Yireon pria itu jadi diem, bahkan Xiaojun sembunyiin wajahnya dengan memeluk kaki dia. Ternyata maksud Yena cinta segitiga itu, ini.

Bodohnya Tania gak bergerak setelah Xiaojun bilang gadis itu jangan pergi. Tania berdiri di pintu kamar, mau pergi juga dia khawatir sama Xiaojun. Katakanlah Tania adalah salah satu perempuan yang bodoh di muka bumi.

"gue buka ya?" tanya Tania, tapi gak dijawab sama Xiaojun. Tania bisa mengartikan diemnya Xiaojun berarti memperbolehkannya.

Tania segera keluar dari kamar Xiaojun buat bukain pager, dan gadis itu bawa tasnya sekalian pulang. Bodoh, Tania bodoh berharap Xiaojun bilang "jangan". Xiaojun bahkan gak berhentiin Tania sampai dia di pintu rumah. Terlalu berharap sampai dirinya merasakan sakit karena kecewa.

"GUE BILANG GAK USAH!" teriak Xiaojun tiba-tiba, dia turunin anak tangga jalan menghampiri Tania. Diam-diam Tania tersenyum, sangat merasa bahagia entah mengapa.

"gue gak mau ikut campur urusan kalian. Mending gue cabut aja," Tania puterin kunci rumah Xiaojun. Dan sialnya sampai lima kali puteran baru bisa di buka pintunya.

"stay with me, please..." Xiaojun pegang tangan Tania, raut wajahnya kelihatan kacau banget.

Tiba-tiba pintu rumah kebuka, membuat Tania dan Xiaojun kaget. Ternyata yang buka Taeyong.

"gandengan terus, kalah truk," celetuk Taeyong. Pria itu lirik sekilas tangan Xiaojun yang menahan Tania, dia segera masuk ke dalem kamarnya karena ada barang yang tertinggalan.

"gue pulang aja," ucap Tania.

Gadis itu tau pasti mood Xiaojun lagi gak bagus, ya gila saja Xiaojun lihat dengan mata kepalanya sendiri dua sahabatnya ciuman di belakang dia. Apa lagi Xiaojun menyukai Yireon.

"Gue anter. Gue ambil kunci motor dulu di kamar," Xiaojun keluar dari rumah. Tapi cepet-cepet di tahan tangannya sama Tania.

Aneh, bilangnya mau ngambil kunci motor di kamar tapi Xiaojun malah keluar rumah.

"eh gak usah! Deket kok cuma tiga gang dari sini," ucap Tania di akhiri senyuman.

Xiaojun helaan nafas, wajahnya pun sudah gak enak di lihat. Lagian Tania jalan lima menit juga sudah sampai di rumah.

"bareng gue aja, Blok e kan?" Tania dan Xiaojun bersamaan lihat kearah Taeyong yang lagi turunin anak tangga. "gue turunin sampe depan komplek gak masalah, kan?"

Nyatanya Taeyong turunin Tania tepat di depan rumah gadis itu, dengan selamat. Ya walaupun ibu-ibu yang lagi belanja jadi ngomongin mereka berdua, terutama Tania.

"kan udah gue bilang di depan aja!" bisik Tania sambil lihatin ibu-ibu yang lagi Belbilsip, belanja sambil gosip.

"santai aja," sahut Taeyong merasa masa bodo. "pagi bu pada mau masak buat suaminya ya?" Taeyong lihatin satu persatu ibu-ibu, dan penggosip cuma bisa senyum canggung ke Taeyong.

"ya udah sana nanti telat loh ke kampusnya, makasih btw."

"idih ngusir nih? Gak di suruh masuk? Ya setidaknya di kasih minum dulu kali," gurau Taeyong.

"udah kapan-kapan aja, gak liat tuh ibu-ibu masih liatin kita?"

Taeyong ketawa garing, baginya Tania kaya anak kecil yang takut ketauan pacaran. Tanpa di sadar tangan Taeyong usap rambut Tania.

"udah sana!"

"iyaaaaaa. Lo masuk aja dulu," Taeyong dorong badan Tania biar gadis itu segera masuk dalam rumahnya.

"banyakin ibadah bu dari pada gosip," celetuk Taeyong sebelum dia pergi. Tania yang sempet denger ucapan Taeyong ketawa ngakak. Dasar, humornya sangat rendah.

Tania masuk ke dalam rumah ada Daniel yang cuma pakai boxer lagi tiduran di sofa sambil nonton tv, Tania duduk di bawah sofa ikut nonton terus tangannya ambil cemilan kakaknya itu.

"bang kok masih di rumah?" tanya Tania dengan santai.

"hari ini abang gak ada jam," jawab Daniel. "Bentar deh kok udah pulang?" akhirnya pun Daniel sadar, dia ubah posisi jadi duduk dan merhatiin Tania.

"bolos."

Daniel kembali tiduran, dia gak nanya Tania bolos sama siapa atau kenapa adiknya bolos. Di sekolah dulu juga Tania emang sering gak masuk, entah itu lagi mager buat sekolah atau sakit. Daniel sudah biasa dengan alasan adiknya itu.

"ganti bajunya sana!" Daniel usap rambut Tania dengan sangat lembut.

Tania emang dasarnya nurut sama Daniel segera ke kamar ganti baju, tapi sebelum itu dia ke dapur. Di meja makan ada makanan, dan pasti dari tetangga.

"masak apa bang?" tanya Tania, mastiin kalau tebakannya benar.

"tadi mamanya Sejeong nganterin makanan," sahut Daniel. Dan tebakan Tania murni benar.

"mba Sejeong kesini juga?"

"lagi ganti softex... Itu."

Muncullah perempuan bernama Sejeong dari kamar mandi. Sejeong tersenyum cantik ke Tania, Tania bales senyumannya dengan tatapan jail.

"lah mba di rumah airnya abis?"

"tadi aku main terus gak sadar sampe nembus... mau ganti di rumah malu jalannya," Sejeong duduk di samping Daniel. Sebuah anugerah dari Tuhan Sejeong dengan mudahnya lihat tubuh Daniel yang cuma memakai celana boxer.

Tania nyipitin matanya, di diri Sejeong kaya ada yang aneh. "mba itu punya Tania!" gadis itu tunjuk celana boxer yang di pakai Sejeong, dan dia cuma dapat sebuah cengiran lucu.

"pinjem sebentar Tan," sahut Sejeong.

Sejeong ini temennya Daniel, mereka dulu sekolah di SMA yang sama dan sampai sekarang masih lengket banget kaya perangko sama amplop. Sejeong juga tetangga mereka, mamanya suka ngasih makanan buat Daniel dan Tania. Tapi perlu fi ketahui Daniel dan Sejeong cuma teman.

"Daniel mandi sih bau badan lo!"

"lah lo sendiri aja belom mandi, tuh belek kanan kiri."

Tania menghelakan nafas, sebenarnya dia sudah biasa lihat pemandangan kaya gini. Tapi terkadang gadis itu suka iri lihat pertemanan kakaknya itu. Tania berpikir, Daniel sama Sejeong gak mau pacaran gitu? Padahal menurutnya, mereka cocok.

Tania segera ke kamarnya sebelum jiwanya makin memanas, dia rebahin tubuhnya di kasur. Tania keluar ponselnya dari tas, tangannya mengetik sebuah pesan untuk dia kirim ke Xiaojun. Dan jujur, Tania khawatir banget sama Xiaojun.

Tania: Gue udah sampe rumah nih

Berharap dapat balasen, tapi sampai tiga jam berlalu chat Tania gak ada balasen dari Xiaojun. Merasa lelah Tania memilih matiin ponselnya, lalu pejamin matanya buat tidur. Bodoh, Tania memang bodoh menunggu balesan yang gak pasti.







never ending story

never ending story; xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang