Xiaojun nyalahin tv di pagi hari, mandi dan bersiap-siap untuk pergi keluar hanya memakai beberapa pakaian. Hari ini sama seperti kemarin, gak ada yang berubah.
Gadis itu gak ada disini bersamanya, seolah-olah jalanan ini tau menutupi Xiaojun. Gadis itu memudar semakin menjauh, Xiaojun mencoba untuk mengejarnya tapi gadis itu seperti ombak yang terus menepisnya.
Karenanya, Xiaojun bisa tertawa meskipun itu menyakitkan. Bahkan momen ketika gadis itu pergi menjauh jadi salah satu kenangannya, kelak luka yang Xiaojun dapatkan akan sembuh suatu saat nanti.
Tania telah meninggalkan tempat-tempat yang pernah gadis itu tinggali. Karena gadis itu, kursi yang kosong pun terlihat sangat elok. Sejak awal, Tania terlalu baik untuk Xiaojun. Waktu mereka saat bersama terasa begitu indah.
Meskipun Xiaojun tersenyum, tapi sebenarnya dia sedang sedih. Sangat sulit Xiaojun mengendalikan semuanya, dia mencoba untuk menyembunyikan tapi bocor tanpa sepengetahuannya karena diri dia bukanlah kecil.
Xiaojun menoleh ke ponselnya yang berdering tanpa alasan, air mata enggan terjatuh lagi saat dia membaca nama yang tertera di layar ponselnya. Xiaojun tersenyum mencoba untuk bertahan, namun pikiriannya masih belum bisa melakukannya. Sebenarnya Xiaojun sangat merindukan gadis itu, dia ingin menangis di pundak gadis itu.
Xiaojun terus memikirkannya, sampai hatinya begitu sakit. Xiaojun berharap Tania berhenti muncul di pandangannya. Xiaojun memohon agar gadis itu jangan terlihat baik untuknya, berhenti seolah dia menempatkan Xiaojun di posisi yang terindah.
Sekali lagi, ini terlalu manis sehingga gadis itu membuatnya gila. Tania menempatkannya pada kesakitan, Xiaojun jadi lebih semakin gila dengan munculnya sosok gadis itu.
Xiaojun telah mencoba menghapus Tania dari hatinya, tapi gak terjadi seperti rencananya. Dan orang-orang yang dulunya dia sayangi perlahan-lahan menjauh dengan sendirinya.
Dari Yireon yang dua tahun lalu pergi untuk selamanya, karena perempuan itu bunuh diri. Sebuah fakta yang gak di ketahui Xiaojun kalau Yireon pindah ke Cina dengan alasan ibu perempuan itu masukin anaknya ke rumah sakit jiwa, karena ibunya selalu lihat Yireon ngelakuin hal-hal yang aneh.
Ibu Yireon sudah berusaha bawa anaknya ke psikiater, tapi tetep saja perempuan itu gak ada berubahnya. Saat dua tahun Yireon di rumah sakit jiwa yang ada di Cina justru jadi tambah buruk, sampai seorang suster melihat perempuan itu menggantungkan dirinya di kamar rawatnya sendiri.
Sedangkan Hendery, pria itu seperti di telan bumi yang hilang entah kemana. Xiaojun selalu sulit untuk menghubungi sahabatnya itu. Dan Tania yang telah pergi dengan seiringnya waktu berjalan, menghilangnya sosok gadis itu begitu menyakitkan bagi Xiaojun sampai detik ini.
"Xiaojun!"
Suara seseorang yang paling Xiaojun rindu dan selalu dia ingat. Xiaojun beranjak dari posisinya jalan ke jendela untuk lihat orang yang memanggil namnya, ternyata benar Tania. Gadis itu ada di halaman rumah Xiaojun sendirian.
"ngapain?" tanya Xiaojun tanpa ngeluarin suara.
Xiaojun menyipitkan matanya saat tiba-tiba gadis itu meneteskan air mata, Xiaojun cepat-cepat turun nyamperin Tania, jujur dia khawatir banget.
"lo kenapa?" tanya Xiaojun saat berhasil berdiri di hadapan gadis itu.
Xiaojun berusaha lihat wajah Tania, tapi gadis itu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Xiaojun menarik tubuh Tania kedalam pelukannya, tangannya mengusap punggung gadis itu untuk menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
never ending story; xiaojun
Fanfic❝𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯, 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘥𝘪𝘳𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯𝘬𝘶. 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢�...