[kalian pasti tau cara menghargai seorang penulis. Walaupun cerita ini udah tamat, komen dan vote kalian masih berlaku.]
"lah di tutup?" gadis bernama Tania itu mendecak kesal waktu sampai di sekolah gerbang sudah di tutup. Padahal ini baru jam 07.30, telat cuma 30 menit doang.
Hari Tania di awali dengan telat masuk sekolah, hidup dia mirip cerita yang di buat-buat. Alurnya basi banget buat di sebut sebuah cerita.
"Pak tolong bukain dong," mohon gadis itu ke bapak satpam.
"gak bisa neng, kamu harus tunggu sampai istirahat pertama," sahut Pak Johnny satpam SMK SR18B.
Pak Johnny ini deket banget sama murid-murid, orangnya asik, suka bercanda juga. Tapi kalau masalah aturan pak Johnny gak main-main, dan gak mau ngelanggar.
"yah pak kelamaan! mending saya pulang aja," alibi Tania sambil berdoa agar pak Johnny kasih toleransi ke dia.
"kalo neng Tania pulang, saya kasih tau ke pak Daniel mau?" ancem pak Johnny.
Tania mendecak kesal saat sebuah nama di ucapin pak Johnny. Pak Daniel itu wali kelas Tania, gak cuma sekedar wali kelas hubungan mereka lebih dari itu.
Tapi entah kenapa semua siswi di sini pada bilang pak Daniel ganteng banget, padahal menurut Tania biasa saja. Bahkan gadis itu sampai bosan melihat wajah pria bernama Daniel itu.
"bilangin aja pak!" Tania siap-siap pergi dari sekolah, tapi mata dia lihat ada yang telat juga.
Tania lihat sekelilingnya, dia segera ikutin orang itu sampai ada di belakang sekolah. Tania berdiri sekitar 8 meter dari orang itu, dia kerutin kening lihat orang itu yang celingak celinguk.
"lah lah anjir dia manjaat," gumam Tania sedikit panik. Padahal dia suka baca adegan-adegan kaya gitu di novel, tapi responnya jadi berlebihan karena lihat secara langsung.
Tania berpikir sejenak, sampai pikirannya bilang "gue ikutin dia aja ya? Dari pada gue harus nunggu dua jam atau gue di omelin sama pak Daniel, mending gue manjat aja kaya dia." dan persetanan berhasil mengendalikan Tania.
Pertama yang dia lakuin adalah lempar tasnya sebelum manjat, anehnya saat itu juga gadis itu denger ada suara ringisan. Tania celingak celinguk cari suara itu, tapi gak ada orang di sekitar dia.
"SEJAK KAPAN SEKOLAH GUE JADI HOROR BEGINI ANJIIR???" batinnya teriak gak karuan.
Tania coba masa bodo sama suara ringisan yang tadi. Gadis itu berusaha manjat dinding belakang sekolah yang lumayan tinggi, untungnya di sini ada batu-batu gitu jadi lebih gampang manjatnya.
"cih ngapain gue kaya gini cobaaa, harusnya gue bolos aj—ASTAGA!" Tania kaget setengah hidup karena orang yang tadi dia ikutin masih ada disini.
Tania sama orang itu tatapan lumayan lama, sampai orang itu mendecak kesal dan buang muka kaya males gitu lihat muka Tania.
"kalo muka gue bikin lo mual mending pergi aja, gue bisa—ITU TAS GUE, LO MAU NGAPAIN?!" mata Tania membulat nyadar kalau tasnya di pegang sama orang itu.
"tas lo kena kepala gue, sakit nih," dia pegang perutnya pakai tangan satunya.
"lah kan yang sakit kepala dia, kenapa malah megang perut? Ganteng-ganteng bego," gumam Tania. Gadis itu helain nafas karena bingung cara buat turun. Tania masih duduk di dinding belakang sekolah, dia takut banget buat turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
never ending story; xiaojun
Fanfiction❝𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯, 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘥𝘪𝘳𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯𝘬𝘶. 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢�...