"kalian gak mau kembali lagi gitu?" tanya Tania tiba-tiba, gadis itu keluar dari kamar mandi setelah cuci muka.
"mau, tapi apa bisa?" sahut Xiaojun, tangannya meraih boneka babi Tania untuk di jadikan bantal di kepalanya.
Xiaojun lagi ada di kamar Tania, ini pertama kalinya dia main ke rumah gadis itu. Sebelumnya mereka bolos sekolah, jalan-jalan ke beberapa tempat, sampai mereka mengakhiri kegiatannya di rumah Tania.
Xiaojun sudah ceritain semuanya ke Tania, dari pertemuan dia dengan ketiga temennya itu, sampai keluarganya dan juga tentang keluarga ketiga temennya itu. Saat pria itu cerita tentang keluarganya entah kenapa mirip banget sama kisah Tania.
Pertemuan antara Xiaojun, Yireon, Hendery, dan Yena hanya sebuah kebetulan. Mereka bertemu di sekolah menengah pertama, memiliki kasus masing-masingnya.
Xiaojun yang selalu berantem sama kakak kelas, Hendery yang selalu ngebantah ucapan guru, Yireon yang selalu pakai seragam ketat, dan Yena yang selalu bolos. Mereka bertemu di ruang bk karena buat masalah, mereka juga di hukum bersama-sama.
Pertemanan mereka berjalan sampai Yena lebih memilih menjauh dari mereka, alesannya karena Yireon lah yang membuat perempuan itu jauh dari Xiaojun dan Hendery.
Sebenarnya Yena suka sama Hendery dari pertama kali mereka ketemu di ruang bk, Yireon tau itu, tapi Yireon malah membuat Yena dan Hendery berantem, bahkan saling membenci.
Masalah cinta segitiga yang sebelumnya Yena ceritain ke Tania adalah masalah dirinya sendiri, bukan Yireon.
Dulu Xiaojun sempet suka sama Yena, ya karena seiring berjalannya waktu dan mereka semakin kenal satu sama lain. Tapi Xiaojun tau kalau Yena suka sama Hendery. Xiaojun jadi nyerah karena gak mau rusak pertemanan mereka, pikir dia juga cinta itu akan dateng dengan sendirinya.
Yireon merasa iri dengan Yena, bahkan sampai membenci perempuan itu, jadi Yireon berusaha singkirin Yena. Yireon ngelakuin banyak hal supaya Yena menjauh dari Xiaojun dan Hendery, sifat Yireon itu hampir sama dengan iblis atau bahkan ngelebihin dari iblis. Tapi satu hal yang mereka tau, Yireon itu butuh kasih sayang seorang ayah.
Suatu ketika Yireon lihat ayahnya jalan dengan seorang perempuan, Yireon ikutin ayahnya sampai ada di depan rumah yang cukup besar, dan tiba-tiba ada seorang anak kecil keluar dari rumah tersebut.
Yireon kaget banget ayahnya punya keluarga dengan orang lain, dia berniat ingin bunuh diri. Tapi niatnya gagal karena Xiaojun. Pria itu berjanji untuk menjaga dan selalu ada di sampingnya sampai kapan pun.
Di saat Xiaojun rapuh, Yireon lah yang selalu ada di samping pria itu, sama seperti saat Xiaojun yang selalu ada buat Yireon dalam masa-masa sulit. Pada saat itu juga Hendery gak bisa berbuat apa-apa karena dia juga punya masalah keluarganya sendiri, ayahnya ingin menikah lagi dan ibunya menolak.
Dan ternyata, saat kedua orang tua Xiaojun pisah Yireon selalu minta mamanya buat ngadopsi Xiaojun dan Taeyong. Padahal Xiaojun tau, mamanya Yireon itu ibu tunggal, Xiaojun gak mau ngebebanin mamanya Yireon.
Sedangkan Yena, orang tua dia meninggal saat kecelakaan tiga tahun yang lalu, beruntungnya Yena punya kakak laki-laki yang bisa jadi orang tuanya.
Dan kisah Tania, orang tua dia bercerai karena gak saling mencintai. Salah, hanya ayahnya yang mencintai ibunya. Kedua orang tua Tania atau lebih tepatnya mama Tania minta untuk bercerai, sampai akhirnya mereka memiliki keluarga baru.
Masing-masing dari Tania, Xiaojun, Yireon, Hendery, dan Yena memiliki permasalahan di keluarga mereka. Dunia masih tetap sama, manusia masih saling menyakiti satu sama lain.
Dunia tempat kita saling menyakiti satu sama lain ini akan terasa sangat sulit di jalanin kalau kita gak saling memahami.
Jika hidup itu ibarat kopi mungkin pahit rasanya, tapi bukan berarti kita gak bisa berfikir untuk membuat kopi itu menjadi manis untuk di nikmati.
Pasti ada sesuatu yang bisa menjadikan hidup itu menjadi manis, bukankah soal rasa masing-masing dari kita yang menciptakan?
"ya lo minta maaflah, apa salahnya ngucapin maaf?" Tania menghampiri Xiaojun yang lagi tiduran di kasurnya, gadis itu duduk di samping Xiaojun.
"gengsi..." sahut Xiaojun.
Gengsi, salah satu kalimat yang melekat di diri kita dan susah menghilangkannya.
Tiba-tiba pintu kamar Tania ke buka muncul sosok seorang Brian, Xiaojun ubah posisi jadi duduk. Jujur, Xiaojun agak takut sama Brian. Muka Brian sangar gimana gitu bagi Xiaojun.
Dan Xiaojun gak akan bisa macem-macem, soalnya ada Brian di rumah, sebelumnya Xiaojun di introgasi dulu selama lima belas menit sama Brian.
"beliin pulsa!"
Brian emang brengsek. cobalah untuk memahami situasi ini Brian William!
"mal—"
"minta anterin pacar lo," Brian lempar uang yang berwarna biru terus tutup pintu kamar Tania tanpa ingin menerima penolakan.
Tania mendecak kesal, sedangkan Xiaojun ambil kunci motornya yang ada di di nakas. Xiaojun beranjak dari kasur, dia pakai jaketnya.
"maaf ya," Tania bener-bener gak enak banget sama Xiaojun. Pria itu cuma bisa senyum kearah Tania.
***
"abang lo kapan pulang?" tanya Xiaojun, matanya fokus nonton televisi di hadapannya.
"Daniel? Brian?"
"ya Brian, masa pak Daniel yang ada di rumah? Oh iya pak Daniel udah tidur?" Xiaojun menoleh ke Tania, karena gadis itu gak menyauti ucapannya.
Dari tadi Tania mainin ponselnya, dan Xiaojun asik sendiri nonton. Tania beranjak dari duduknya, dia ke dapur minum susu, sampai sepuluh menit gadis itu gak kembali temenin Xiaojun.
Xiaojun yang agak khawatir menghampiri Tania, dia perhatiin Tania yang fokus banget lihatin layar ponselnya. Sekiranya hampir jam 24.00 Tania kembali ke ruang tamu, duduk di sofa masih mainin ponselnya.
"Tan, taro dong hpnya masa gue di cuekin," Xiaojun rebut ponsel Tania. Tapi langsung di rebut lagi sama gadis itu.
"ya udah sih nonton tv aja," sebenarnya Tania juga bosen lihatin jam di layar ponselnya. Tania senyum tipis tepat saat jam 24.00, dia letakin ponselnya di selipan sofa. Waktu saat inilah yang gadis itu tunggu-tunggu.
"gitu dong, jangan main hp ter—"
"teng! Udah jam dua belas," ucap Tania tanpa ada ekspresi apa pun.
"kenapa jam dua belas?" Xiaojun kerutin keningnya, dia bingung sama ucapan Tania. Apa gadis itu berniat mengusir Xiaojun karena sudah malam?
"denger, lo kira gue suka sama lo?" Tania tatap Xiaojun dalem banget, matanya gak ngehindar kemana-mana. Sedangkan Xiaojun kebingung, dia bener-bener bingung sama situasi saat ini.
"Seharian gue jalan sama lo, cuma bales dendam. Kita impas!!"
Xiaojun membulatkan matanya terkejut dengan ucapan Tania. Xiaojun butuh penjelasan, tapi dia langsung mengerti maksud dari gadis itu. Xiaojun tertawa, lihat sekarang dirinyalah yang bodoh.
"keluar, sekarang!" Tania beranjak dari duduknya, langkah kakinya jalan kearah pintu rumahnya. Respon Xiaojun cuma tatap Tania dengan tatapan kosong, pria itu segera pergi dari rumah Tania.
never ending story
KAMU SEDANG MEMBACA
never ending story; xiaojun
Fanfiction❝𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯, 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘥𝘪𝘳𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯𝘬𝘶. 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢�...