04. yireon

4.5K 804 103
                                    

"Jun..."

"ikut gue," Xiaojun tarik tangan Tania sampai mereka keluar dari perpustakaan.

Bukan, bukan xiaojun yang ciumaan tapi hendery sama yireon.

Tania cuma bisa pasrah tanganya di tarik sama Xiaojun, di dalam hati dia mengumpat dirinya kenapa bisa sampai berurusan sama pria itu. Dan Tania baru sadar saat pertama dia ketemu Xiaojun itu kesel banget, tapi kenapa perasaannya yang kesel itu berubah jadi suka begitu cepat.

Tania berpikir keras kenapa bisa Xiaojun bersama dia saat di perpustakaan? Dan kenapa bisa Yireon bersama Hendery di perpustakaan juga? Sebelumnya bukannya Yireon bersama Xiaojun?

Xiaojun jongkok saat mereka ada di belakang sekolah, Tania kerutin kening bingung banget sama pria itu.

"naik!"

"hah?"

"lo naik ke pundak gue," Xiaojun agak greget sama respon Tania yang cuma diem doang. Tapi berapa detik kemudian Tania perlahan-lahan naik kepundak Xiaojun, mata dia membesar saat tangan tangan Xiaojun pegang kakinya.

Sial.

"Jun, susah..." Tania mencoba meraih dinding belakang sekolahnya buat dia panjat.

"mangkanya jadi cewe jangan bogel, cepetin!" Xiaojun pegang kaki Tania, dia nundukin kepalanya.

Xiaojun gak berani lihat ke atas. Ya kalau dia dongakin kepalanya, dia lihat kancutnya Tania dong. Cukup dengan tangan Xiaojun yang pegang tangan Tania.

Dan pada akhirnya Tania berhasil walaupun memakan waktu lama, masalahnya dinding belakang sekolah mereka tinggi banget. Jangan heran kalau di luar ada batu-batu gitu, karena biar mereka yang bolos atau telat gampang manjatnya. Satu hal yang Xiaojun lupain, di sana ada meja yang disembunyiin buat yang lain manjat.

"ini mau kemana?" tanya Tania, yang mengekori Xiaojun dari belakang.

Xiaojun gak ngejawab pertanyaan Tania sampai mereka ada di sebuah warung gak jauh dari sekolah. Xiaojun duduk di salah satu motor yang terparkir, sedangkan Tania berdiri tepat di seberangnya.

"nih pake," Xiaojun kasih helm ke Tania.

Dari awal Tania sudah tau kalau Xiaojun bakal ngajak dia bolos, tapi masalahnya Xiaojun bawa dia pulang ke rumahnya. Xiaojun antara males nyari tempat bolos, atau dia sayang uang buat jajanin Tania.

Tapi kalau mereka ketauan sama Daniel bisa gawat. Jadwal ngajar Daniel hari ini siang, jadi ada kemungkinan mereka ketemu di jalan. Xiaojun lurus ngelewatin komplek rumah Tania, sampai tiga gang baru dia belok kanan.

"masuk duluan," Xiaojun pergi ninggalin Tania sendirian di depan rumah yang berpagar silver.

Gadis itu bingung kenapa Xiaojun nyuruh dia masuk, sedangkan pria itu justru pergi begitu saja. Kalau Tania masuk ngikutin ucapan Xiaojun nanti di sangka pencuri, jadi dia memilih nunggu Xiaojun di luar.

Sepuluh menit berlalu, dan selama itu juga Tania mainin ponselnya selagi nungguin Xiaojun. Berapa menit kemudian pager rumah itu ada yang ngebuka, spontan Tania berdiri, dia sedikit terkejut.

"temennya Xiaojun?" ucap seorang pria yang berparas tampan, tapi wajahnya agak bikin Tania takut.

"temennya Xiaojun?" ucap seorang pria yang berparas tampan, tapi wajahnya agak bikin Tania takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tania bengong, dia antara takut dan bingung ngejawabnya. Masalahnya muka pria itu bikin Tania terhipnotis dengan ketampanannya.

"i—"

"loh kenapa gak masuk?" tiba-tiba Xiaojun muncul.

Pria itu masukin motornya ke halamam rumah, tapi sebelum itu Xiaojun kasih kantong plastik alfamart ke Tania. Xiaojun pergi beli cemilan buat mereka makan, dan ajaibnya cemilannya yang Tania suka.

"Udah mau berangkat bang?" tanya Xiaojun ke Taeyong, kakaknya Xiaojun.

"cewek yang keberapa ni?" Taeyong keluarin motornya buat pergi kuliah, dia lirik Tania dengan senyuman. Gadis itu gak ngebalas senyumannya karena dia bingung dengan ucapan Taeyong.

Cewek? Keberapa? Xiaojun punya berapa cewek sampai Taeyong nanya Tania ceweknya yang keberapa?

"gak jelas lo!" Xiaojun genggam tangan Tania, dia bawa masuk gadis itu sampai di kamarnya. Tania gak protes sama sekali tangannya di pegang Xiaojun.

"oh iya tadi abang gue namanya Taeyong," ucap Xiaojun yang lagi ganti baju di depan tania. Tapi tenang Xiaojun ganti bajunya munggungin Tania.

Lagian Tania masa bodo sama Xiaojun yang lagi ganti baju, dia masih mikirin perkataan Taeyong. Jujur kalau boleh memilih mending Tania gak usah di kasih otak, dia itu Tipe-tipe yang gampang banget kepikiran walaupun hal sekecil pun.

Xiaojun duduk di samping Tania, tapi gadis itu gak sadar. Xiaojun lihatin wajah Tania dari samping lumayan lama, mau sadarin Tania tapi Xiaojun pikir Tania lagi asik ngehalu. Sampai perlahan-lahan Xiaojun deketin wajahnya dan akhirnya Tania sadar dari lamunanya.

Tania tahan nafas saat lihat muka dia deket banget sama xiaojun. Mereka jadi tatap-tatapan, sialnya Xiaojun malah kembali deketin wajah dia ke Tania, jaraknya makin lama makin deket sampai hidung mereka bersentuhan, Xiaojun pejamin matanya.

Kebayang gak sih posisinya mereka duduk samping-sampingan, dan Xiaojun perlahan-lahan majuin wajahnya ke Tania sambil pejamin mata, belum lagi mereka cuma berdua di dalam kamar.

"lo... kenapa?" Tania berusaha geser posisi duduknya ke kanan, biar dia menjauh dari Xiaojun.

"h-hah? Em-mm itu tadi abang gue," sial Xiaojun jadi gugup. Apa lagi dengan jarak dia dengan Tania yang sangat deket.

"iya udah tau, tadi kan lo udah kasih tau," sahut Tania berusaha bersikap biasa saja. "Hmm buka ya?" Tania ambil snack yang tadi di beli Xiaojun.

Sebisa mungkin Tania gak nunjukin kesaltingannya di depan xiaojun. Berbeda dengan gadis itu, Xiaojun lagi ngibasin bajunya. Padahal kamar dia AC-nya nyalah tapi Xiaojun malah kegerahan.

Setelah itu suasananya jadi awkward, gak ada satupun dari Tania atau Xiaojun yang berani memulai pembicaraan. Sampai tiba-tiba bel rumah berbunyi, Xiaojun lihat siapa yang dateng dari jendela kamarnya, seketika muka dia berubah jadi asem gitu.

"siapa?" tanya Tania, tapi gak di jawab Xiaojun. Tania yang penasaran siapa yang dateng segera berdiri di samping Xiaojun buat lihat dari jendela.

Damn ternyata yang dateng Yireon.

Tania ambil tasnya yang ada di kasur Xiaojun, dia yang paham sama situasi ini memilih untuk segera pergi dari rumah Xiaojun. Lagian juga Xiaojun masih di posisinya yang lihatin Yireon dari jendela kamarnya.

"gak usah pergi," ucap Xiaojun saat Tania pegang knop pintu kamarnya.

Di dalam hati Tania sangat kesal, marah karena Xiaojun. Sebenarnya ada hubungan apa antara Xiaojun dan Yireon? Tania jadi curiga dengan mereka berdua. Dan gadis itu jadi mengerti maksud dari ucapan Yena.






never ending story

never ending story; xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang